Siang ini, Sasuke dan Hinata duduk berhadapan dengan seorang dokter kandungan di ruang pribadi sang dokter.
"Selamat Hina-chan, kandunganku sudah memasuki minggu ke enam" ucap dokter berambut silver.
"Ha'i, terima kasih Misha-san" Hinata tersenyum pada Misha.
"Dan kau Sasuke, jaga baik-baik anak manis ini, jika terjadi sesuatu padanya dan bayinya, aku dan Mikoto Ba-san yang akan menghajarmu" ucap Misha menatap tajam Sasuke.
"Hn" gumam Sasuke malam.Bagaimana bisa seorang Misha mengancam Uchiha Sasuke. Tentu saja bisa, Misha dan Sasuke adalah teman sejak Junior High School dan juga keluarganya bersahabat dengan keluarga Sasuke.
Misha memutar bola mata malas, lalu ia menoleh pada Hinata sambil tersenyum manis.
"Ne, Hina-chan, ini aku beri resep obat pereda mual" Misha memberi beberapa jenis obat-obatan pada Hinata.
"Terima kasih, Misha-san" ucap Hinata menerima obat itu.
"Panggil saja aku Misha Nee-san" ucap Misha mencubit pipi Hinata gemas.
"H-ha'i, Misha Nee-san" ucap Hinata terkekeh.
"Kyaaa kenapa kau bisa seimut ini?" Teriak Misha gemas dengan kedua tangannya ia tempelkan di kedua pipinya.
"Urusai" ucap Sasuke.
"Diam kau" ucap Misha ketus.
"Hina-chan, kau jangan terlalu lelah karena janinmu masih sangat rentan dan sebaiknya kau Sasuke, kau ambil cuti saja untuk menemani Hinata" ucap Misha.
"Hn, kalau begitu kami pergi" ucap Sasuke berdiri dan diikuti oleh Hinata dan Sasuke.
"Kau ini" kesal Misha.Sasuke mengacuhkan Misha dan memilih keluar terlebih dahulu dari ruangan Misha.
"Kalau begitu, kami pamit Misha Nee-san" ucap Hinata.
"Ya, hati-hati di jalan" ucap Misha dan diangguki Hinata.Hinata pun segera keluar dari ruangan Misha dan ia melihat Sasuke duduk di bangku tunggu.
"Sasu-kun, ayo" ajak Hinata.
"Hn" Sasuke berdiri dari duduknya, lalu ia menggenggam tangan Hinata dan mereka pun pergi sambil bergenggaman tangan.
.
.
.
Sesampaimya di mansion, Hinata dibuat heran oleh beberapa orang dan maid yang sibuk mondar-mandir membawa alat dan bahan dekorasi.Hinata menatap Sasuke dengan pandangan heran. Sasuke yang sadar sedang ditatap hanya mengedikkan bahu, lalu berlalu begitu saja.
Hinata menghampiri Mikoto yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah.
"Kaa-san, a-apa yang mereka lakukan?" Tanya Hinata sambil mendudukkan dirinya di sofa single.Mikoto menurunkan majalahnya dan meletakkannya ke atas meja.
"Oh, kita akan membuat acara ulang tahun Ken malam ini, jangan bilang kau lupa Hina-chan" ucap Mikoto menggelengkan kepalanya.
"Ulang tahun Ken?" Tanya Hinata heran, lalu ia mengambil handphonenya dan melihat aplikasi kalendernya.Tap
Hinata menepuk keningnya pelan.
"Kami-sama, a-aku lupa hari ini 15 April" sesal Hinata.
"Sudahlah, tidak apa. Lagi pula Kaa-san yakin kau tidak mungkin sengaja melupakannya" Ucap Mikoto.
"Kalau begitu, a-aku akan membantu mereka" ucap Hinata berdiri.
"Eit, kau tidak boleh melakukan apa pun, cukup istirahat saja dan biarkan mereka dan Kaa-san yang mengurusnya. Pergilah ke kamar" larang Mikoto.
"T-tapi Kaa-san, a-aku ingin membatu" Hinata memelas.
"Ti- ucapan Mikoto terpotong karena teriakan Hinata.
"Kyaaaa" teriak Hinata ketika tubuhnya tiba-tiba diangkat seseorang.
"Dengar apa yang dikatakan Misha dan Kaa-san, Hinata" ucap Sasuke menatap Hinata dalam gendongannya dengan dingin.
"Turunkan aku, S-Sasu-kun" ucap Hinata merona.
"Hn" bukannya menuruti Hinata, Sasuke malah membawanya ke kamar.
"Jaga dia Sasuke-kun, jangan biarkan keluar kamar" ucap Mikoto.Sesampainya di kamar, Sasuke langsung membaringkan Hinata di tempat tidur. Lalu ia menutup dan mengunci pintu, tak luoa juga mengantongi kunci itu ke saku celananya.
Hinata mendudukkan dirinya sambil menatap Sasuke yang sudah berdiri di depannya.
"Sasu-kun, aku ingin m-membantu" ucap Hinata memelas.
"Sekali tidak, tetap tidak" ucap Sasuke menatap tajam Hinata.
"Pelit" ucap Hinata menarik selimut dan menutup seluruh tubuhnya.
"Hn" gumam Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Baby (Tahap Revisi)
General FictionHyuga Hinata gadis berusia 17 tahun yang saat ini duduk di bangku SMA kelas XII di KHS, sekolah elit yang berada di Konoha. Hinata yang hidup sendiri di sebuah apartemen bobrok lantai dua, tiba-tiba menemukan seorang bayi di dalam kardus yang terlet...