Karin POV
Aku tak tau harus malu atau senang karena Yoan sangat memperhatikan tubuhku. Aku tak menyangka kalau Yoan bisa secanggung itu ketika bersama ku, atau apakah dia hanya canggung karena aku tidak mengenakan bra?, Entahlah tapi itu membuatku sedikit kikuk.
"Gak papa kan aku tidur kayak gini?" Tanyaku pada Yoan yang sedang sibuk dengan pensilnya.
"Gak papa, ini kan kamar kamu" balas Yoan tampa menatapku.
"Jadi kalo ini kamar kamu, kamu gak bakal izinin aku tidur kayak gini?" Ucap ku dengan memanyunkan bibir.
"Euhh bukan gitu Kar, aku kan kayak cowok emang kamu gak risih badan kamu di liatin orang kayak aku?" Jelas Yoan sambil menatap ku sekilas.
"Kenapa harus risih, aku seneng di liatin sama kamu" jawabku seketika membuat Yoan terhenti dari kegiatannya semula.
"Ha?" Ucap Yoan kikuk.
"E--ehh kamu gambar apa?" Balas ku yang berusaha menyelimur dari pembicaraan sebelumnya.
"Kamu" balas Yoan tanpa memalingkan wajah tampannya dari hadapan ku.
"Aku?" Tanyaku untuk memastikan perkataannya.
"Iya, nih" balas Yoan lalu memberikan hasil kerjanya pada ku.
"Kamu gambar aku dari tadi?" Tanya ku dengan senyuman sumringah.
"Ee--uuh gak boleh ya, maaf gak izin dulu" ucap Yoan sambil mengusap rambut belakangnya.
"Gak papa, makasih ya" balasku sambil memeluk Yoan dengan erat.
Yoan POV
Ya ampun dia bisa buat gua mati malam ini. Jantung gua mau lepas rasanya karena di buat deg-degan terus sama dia. Kalau kayak gini terus, aku gak siap buat lomba besok.
Bisa-bisanya dia tidur gak pakai bra, itu kan menggoda banget. Mana punya dia besar lagi, kalau kecil sih gak terlalu mencolok di mata gua. Udah gitu dia selalu mepet gua, di kiranya gua gak jantungan kali. Semua omongan dia kerasa ambigu banget buat gua malam ini.
Apalagi saat dia dengan beraninya peluk gua, ya ampun badan gua langsung panas dingin di buatnya. Gua cuma bersikap kayak gini ke orang yang membuat gua punya perasaan aneh. Apa gua suka sama Karin?, Tapi kalaupun nggak. Gua gak mungkin secanggung itu di deket dia. Secara, gua deket sama siapapun gak pernah canggung walaupun baru ketemu. Tapi Karin, setiap gua ngeliat dia rasanya jantung gua kayak mau lepas.
"Badan kamu dingin lagi, kamu sakit?" Tanya Karin sambil memegang keningku.
"E--enggak, kita tidur sekarang aja ya, aku harus bangun pagi besok" ucap ku yang berusaha menetralkan perasaan gugup ku.
Karin hanya membalasnya dengan anggukan kepala.
Author POV
Saat keduanya sudah tertidur pulas, tiba-tiba sepasang tangan melingkar di pinggang Yoan. Tangan yang tak lain adalah milik Karin. Tangan yang awalnya memeluk guling, kini beralih jadi memeluk Yoan. Perlahan jari jemari Karin menelusup ke ceruk leher Yoan, sehingga membuat Yoan terbangun karena rangsangannya.
Wajah cantik Karin yang kini sudah tenggelam di leher Yoan, membuat Yoan kaku tak berdaya. Nafas Karin yang sangat dekat, membuat Yoan tak tahan lagi untuk menyentuhnya. Dengan tangan yang agak bergetar Yoan berusaha mengusap rambut Karin yang menutupi wajahnya. Tapi karena Karin tiba-tiba menggeliat, membuat tangan Yoan bekerja dengan tidak semestinya.
"Ahh... Kamu ngapain?" Tanya Karin sambil memegang payudara miliknya.
"Euhh itu-- kamu tadi tidurnya nindih aku" jawab Yoan dengan wajah tegang .
"Terus kenapa pegang ini" ucap Karin sambil menunjukkan apa dia maksud.
"Maaf gak sengaja, tadi aku mau benerin rambut kamu tapi kamu malah gerak, jadi kena yang lain deh" ucap Yoan sambil menatap dalam mata Karin.
"Kalo mau itu bilang, jangan lancang" balas Karin lalu kembali mengalungkan tangannya ke leher Yoan sambil menenggelamkan wajahnya di sana.
Perkataan Karin sekali lagi terdengar ambigu di telinga Yoan. Yoan benar-benar terlihat kaku saat Karin kembali memeluk dirinya saat tidur. Rasanya Yoan ingin sekali menerkam tubuh seksi temannya itu. Tapi Yoan sangat canggung untuk melakukannya. Lagipula Yoan tak mungkin melakukannya, karena Karin bukanlah siapa-siapa Yoan. Jika di lakukan, Karin bisa menganggapnya melakukan pelecehan terhadapnya.
----
Pagi ini Yoan sudah siap dengan jas hitamnya. Yoan terlihat sangat menawan dengan dua kancing atas kemejanya yang terbuka, sengaja Yoan tidak mengenakan dasi karena takut terlalu formal. Setelah Yoan siap dengan segala dandanan yang simpel itu. Karin keluar dari kamar mandi dengan tatapan sensualnya ketika melihat Yoan dengan pakaiannya.
"Kamu ganteng banget" puji Karin sambil mendekat ke arah Yoan.
"Ahh bisa aja, aku kan cewek masa ganteng" ucap Yoan sambil tersenyum malu.
"Cowok tulen juga kalah sama kamu hari ini" ucap Karin sambil memegang kerah jas Yoan.
"Eeuumm..." Ucap Yoan sambil membuang muka.
Setelah Karin siap dengan pakaian sekolahnya, mereka berdua segera meluncur ke tempat perlombaan. Hari ini Karin juga akan menonton teman tomboynya itu tampil.
Saat Yoan tiba di SMA Garuda, dia melihat banyak sekali peserta lomba pidato di sana. Tapi Yoan tidak ragu dengan penampilannya nanti. Ketika semua peserta lomba di minta untuk ke ruangan briefing, semua mata tertuju pada Yoan. Apalagi para gadis-gadis yang tentu mengira Yoan adalah lelaki.
Setelah pembagian nomor peserta, Yoan mendapat urutan nomor 9 dari 55 peserta yang mendaftar. Cukup awal dengan jumlah peserta sebanyak itu. Sebelum nomornya di panggil, Yoan tak perlu latihan mental apapun. Yoan hanya cukup duduk diam di tempat yang sepi dan tanpa di buat canggung atau deg-degan oleh siapapun.
"Semangat ya, kalau menang nanti aku kasih hadiah" ucap seseorang yang tiba-tiba memeluk Yoan dari belakang.
"Hah?" Balas Yoan dengan kaget.
"Aku suka sama kamu" ucap Karin sambil melepaskan pelukannya lalu berdiri di hadapan Yoan.
"Ahhh... Aduhhh... Arggh----aku" rintih Yoan yang tiba-tiba merasa sakit di dadanya dan pergi meninggalkan Karin.
"Yoan kamu kenapa?" Teriak Karin yang berusaha mengejar Yoan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yoan [ Completed ]
Romance"Aku gak bisa kar, ini terlalu jauh buat aku lakuin" ucap Yoan pada Karin "Aku yang mau, lakuin sekarang" ucap Karin sambil meletakkan tangannya di ceruk leher Yoan Yoan hanya tertunduk diam dan tak tau harus berbuat apa.... Ada beberapa adegan 18+...