23

4.1K 237 2
                                    

Karin POV

Aku terbangun dari tidurku dan melihat Yoan yang masih tertidur pulas di samping ku. Aku berusaha duduk dan menyandarkan tubuh ku di tembok, tapi aku merasakan nyeri di vagina ku. Aku menjerit dengan pelan, tapi Yoan dapat mendengarnya dengan jelas.

"Aaww..." Rintih ku sambil memegang vagina ku.

"Emmhh, kenapa sayang?" Tanya Yoan yang baru sadar dari tidurnya.

"Sakit" ucapku lirih.

"Astaga, sakit banget ya" ucap Yoan dengan nada panik.

"Iya" balas ku singkat.

"Maafin aku ya, aku ngelewatin batasan ku" ucap Yoan yang merasa bersalah.

"It's ok sayang, ini pertama kalinya jadi rasanya sakit" ucapku sambil mengusap pipi Yoan.

"Kamu mandi gih, mau sekolah gak hari ini?" Tanya Yoan sambil menatap ku.

"Sekolah" balasku dengan senyuman.

"Kamu yakin?" Tanya Yoan.

"Yakin, aku mandi dulu ya" balasku lalu beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.


-----


Yoan POV

Gua gak tega banget liat Karin kesakitan, apalagi itu karena kebodohan gua. Bahkan di sekolah juga, Karin berusaha jalan dengan baik supaya orang-orang gak curiga. Jujur gua merasa bersalah banget, karena gua gak bisa nahan diri dan gak dengerin omongan Kinar.

Karin nganterin gua sampe depan kelas, lalu dia jalan menuju kelasnya yang gak jauh dari kelas gua. Kinar yang duduk di kursi paling depan, tentu bisa melihat gua dan Karin dari depan pintu.

"Kenapa Karin?" Tanya Kinar saat gua melangkahkan kaki ke tempat duduk gua.

"Gak papa" balas ku singkat.

Kinar duduk di kursi gua dengan tatapan tajam, seolah tau semua tentang yang gua lakuin semalem.

"Kenapa?" Tanyaku pada Kinar.

"Lo udah nerima diri Lo sendiri?" Tanya Kinar sambil melipat tangannya di dada.

"Iya, gua udah nerima kenyataan kalo gua ini emang cewek" balas ku sambil tersenyum sekilas.

"Dan Lo masih ada rasa sama Karin?" Tanya Kinar sambil tersenyum kecut.

"Iya" balas ku sambil menundukkan kepala.

"Gua gak tau harus seneng apa sedih Yo, di satu sisi Lo berhasil nerima kenyataan bahwa Lo perempuan. Di satu sisi lagi sahabat gua jadi seorang gay" ujar Kinar sambil menghela nafasnya.

"Maafin gua kin, gua gak bisa jadi temen yang baik" ucap ku dengan nada datar.

"Lo gak seburuk itu Yo, gua tetep seneng berteman sama Lo. Gua udah anggep Lo kayak adek gua sendiri, jadi apapun yang ada di diri Lo gua terima. Termasuk hubungan Lo sama Karin, tapi gua gak membenarkan ini Yo" jelas Kinar dengan senyuman.

"Maaf gua gak dengerin omongan lu waktu itu" ucap ku pada Kinar.

"Omongan yang mana?" Balas Kinar bingung.

Yoan [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang