36

3.1K 180 4
                                    

Yoan POV

Gak biasa-biasanya Tomy telat jemput gua, padahal sekarang udah jam tujuh lewat. Nomornya juga gak bisa di hubungin dari tadi. Dengan terpaksa gua harus ke kantor pake motor hari ini. Bayangkan saja, dengan pakaian formal yang gua pake buat ke kantor, tapi gua malah naik motor.

Liat aja Tomy kalau sampe dia datang ke kantor, gua bakal kasih hukuman buat dia.

Gua mengendarai motor dengan santai karena gua gak mau kecelakaan lagi gara-gara motor ini. Gua menikmati perjalanan gua selama naik motor, udah lama banget setelah lulus kuliah gua gak naik motor ini. Tiba-tiba aja mata gua terbelalak saat melihat mobil sedan putih dengan plat B3yt4 terparkir di dekat taman kota.

Gua memakirkan motor gua di pinggir jalan, lalu menghampiri mobil ku yang berada di seberang jalan. Ternyata saat gua mendekat, gua melihat Tomy lagi bertengkar sama cowok bertubuh besar. Tomy keliatan cek-cok dan adu mulut sama cowok itu. Tiba-tiba cowok bertubuh besar itu menarik tangan Tomy dengan kasar, Tomy yang keliatan gak bisa melawan membuat gua geram lalu menghampiri mereka berdua.

"Lepasin dia" ucapku pada pria bertubuh besar itu.

Tomy kaget saat melihat gua udah ada di hadapannya.

"Siapa Lo, berani-beraninya ikut campur" ucap pria itu sambil mengepalkan tangannya.

"Jangan sakitin dia chel" pinta Tomy sambil menahan pria itu yang mulai mendekati ku.

"Hoo... Jangan-jangan Lo kenal sama nih cewek, siapa dia?" Ucap pria itu pada Tomy.

"Dia calon istri aku" balas Tomy yang seketika membuatku dan pria tersebut terkejut.

"Istri?, Oh jadi dia alasan kenapa Lo putusin gua?" Ucap pria itu dengan penuh penekanan.

"Iya, aku mohon ngertiin aku chel" pinta Tomy pada pria itu.

"Lo yakin mau putusin gua demi cewek ini?" Tanya pria itu sambil memegang kedua pundak Tomy.

"Chel, kamu tau hubungan kita ini gak mungkin selamanya. Jadi tolong kamu ngerti" ujar Tomy dengan wajah sendu.

"Ok kalo itu mau Lo, kita putus" sahut pria itu lalu melepaskan tangannya dari pundak Tomy.

Pria itu melirik gua sekilas sebelum akhirnya pergi meninggalkan Tomy.

Author POV

Yoan mendekati Tomy yang sudah mulai meneteskan air matanya. Yoan lalu memeluk Tomy sambil menepuk-nepuk punggungnya.

"Dia pacar Lo?" Tanya Yoan sambil melepaskan pelukannya.

Tomy hanya mengangguki ucapan Yoan tersebut.

"Bukannya Lo udah putus sama Marchel?" Tanya Yoan.

"Kita balikan lagi sekitar 3 bukan yang lalu kak bos" balas Tomy.

"Kenapa Lo bilang gua calon istri Lo ke dia?" Tanya Yoan sambil memicingkan matanya.

"Maaf kak bos, tapi aku gak punya alasan lain" balas Tomy sambil membasahi bibir bawahnya.

"Kenapa Lo putusin dia?" Tanya Yoan penasaran.

"Aku udah pikirin omongan kak bos waktu itu, dan mamaku juga semakin desek aku buat nikah" ujar Tomy dengan ragu.

"Jadi Lo mau nikah sama gua?" Tanya Yoan lagi.

"Kalo kak bos siap, aku juga siap" sahut Tomy dengan wajah datar.

Yoan terdiam sejenak sebelum melanjutkan kalimat berikutnya yang akan keluar dari mulutnya.

"Kita ke rumah orang tua gua hari ini" ucap Yoan yang langsung membuat Tomy tertegun.

"Hah, secepat ini kak bos?" Sahut Tomy dengan cepat.

"Iya, gua mau Lo lamar gua hari ini" ujar Yoan yang semakin membuat Tomy terkejut.

"Tapi kak bos, apa gak kecepatan?" Tanya Tomy dengan nada gugup.

"Lebih cepat lebih baik" balas Yoan sambil menatap Tomy sekilas.

Yoan kembali ke motornya dan segera menuju kantor, sedangkan Tomy pergi ke toko perhiasan untuk membeli cincin tunangannya dengan Yoan. Entah apa yang ada dipikiran Yoan, hingga dia meminta Tomy untuk segera menikahinya.


----


Yoan dan Tomy benar-benar datang ke rumah orang tua Yoan saat jam makan siang. Orang tua Yoan sempat terkejut melihat anak tunggalnya datang mengunjunginya lagi, padahal belum ada dua Minggu ia mengunjungi kediaman orang tuanya.

Kedua orang tua Yoan, Tomy dan juga Yoan sudah berkumpul di ruang keluarga, karena Yoan akan mengatakan sesuatu yang penting kepada orang tuanya. Yoan memulai pembicaraannya, karena ia tak mungkin meminta Tomy yang memulainya.

"Ma, pa, ada yang mau Yoan omongin sama kalian berdua" ucap Yoan sambil memainkan jari-jari tangannya.

"Mau ngomong apa Yoan, kayaknya serius" ucap papa Yoan yang penasaran.

"Yoan mau nikah pa" balas Yoan dengan cepat.

"Hah, kamu yang bener sayang?" Ucap mama Yoan dengan ekspresi bahagia.

"Iya ma" balas Yoan singkat.

"Sama siapa sayang, kasih tau mama orang yang udah bikin anak mama siap menikah?" Tanya mama Yoan dengan wajah bahagia.

Yoan melirik ke arah Tomy yang duduk di sebelahnya.

"Tomy ma" balas Yoan sambil menundukkan kepalanya.

"Hah, Tomy?. Sejak kapan kalian berhubungan?" Tanya papa Yoan yang sempat terkejut.

"Euhh, baru aja--" ucap Tomy yang tiba-tiba di potong oleh Yoan.

"Udah lumayan lama pa" sahut Yoan.

"Jadi kapan kalian mau nikah?" Lanjut papa Yoan dengan serius.

"Secepatnya pak bos" ucap Tomy lalu mengeluarkan kotak cincin dari saku jasnya.

Kedua orang tua Yoan terkejut saat melihat Tomy mengeluarkan cincin dari sakunya. Tomy mengambil tangan kiri Yoan lalu memasangkan cincin tunangannya di jari manis Yoan.

Orang tua Yoan saling menatap saat Tomy memasangkan cincin di jari manis Yoan.

"Kalian siap kalo nikah bulan depan?" Tanya papa Yoan.

"Siap pak bos" sahut Tomy.

"Kamu Yoan?" Tanya papa Yoan.

"Yoan siap pa" balas Yoan dengan senyum sekilas.

"Ok kalo semuanya udah siap, mama sama papa akan menyiapkan segala urusan pernikahan kalian bulan depan" ujar mama Yoan dengan penuh kebahagian.

Setelah proses lamaran yang begitu mendadak dan mengejutkan orang tua Yoan. Mereka berdua memutuskan kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan mereka.

Yoan tak lupa mengabari Karin dan Reina tentang pernikahannya ini. Walaupun ini bukan pernikahan yang diinginkan, tetapi Yoan tidak mau merahasiakan hal sebesar ini dengan sahabat baiknya.

Yoan [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang