Yoan berlari menuju toilet, lalu dia menabrak dua orang gadis berseragam SMA yang tak lain adalah Reina dan Kinar.
"Ahh... Sorry" ucap Yoan sambil mengusap dadanya.
"Lu kenapa nyet?" Ucap Reina sambil memegang pundak Yoan.
"Yoan berdiri yang bener, lu ngapa" perintah Kinar sambil membenarkan posisi Yoan yang membungkuk.
"Karin..di--di-a" ucap Yoan terbata-bata.
"Kenapa Karin?" Ucap Reina dengan nada tinggi.
"Dia bilang suka sama gua, ya ampun gua deg-degan terus gimana ini?" Jelas Yoan yang seketika menyadarkan Reina dan Kinar akan kelemahan Yoan yang unik.
"Astaga bangsul, ngapa harus hari ini sih ngomongnya" ucap Kinar sambil mengusap-usap punggung Yoan.
"Lu tarik nafas, tenang, jangan gugup Yo" ucap Reina sambil memegang tangan Yoan.
"Gimana jangan gugup, lu tau gua kan!?" Ucap Yoan dengan nada tinggi.
"Yoan..." Teriak Karin yang berlari menuju tempat Yoan berdiri.
"Aduhh..." Rintih Yoan pada kedua temannya itu.
"Lu urus Karin, biar gua yang urus Yoan" ucap Kinar pada Reina sambil menarik tangan Yoan masuk ke dalam toilet.
Yoan memiliki kelemahan yang aneh. Dia tidak bisa mendengar hal-hal yang membuatnya gugup ketika akan berpidato di hadapan umum. Kedua sahabatnya tau kelemahan gila Yoan ini, tapi Karin tidak tau. Lagipula ini bukan salah Karin, karena yang Karin pikir jika dia mengungkapkan perasaannya sebelum Yoan tampil itu akan membawakan semangat baginya. Tapi tidak, Yoan malah jadi seperti orang dengan penyakit jantung yang membuatnya kesakitan di dada dan merasa gugup bukan main.
Karin POV
Hari ini Yoan akan tampil di perlombaan pidato. Aku sangat senang karena bisa hadir untuk memberikan Yoan semangat sebelum dia naik panggung perlombaan. Sayangnya ekspetasi ku tidak berbuah manis. Yoan yang ku berikan semangat dengan mengungkapkan perasaan ku yang sebenarnya pada dirinya malah membuatnya jadi seperti orang yang terkena serangan jantung.
Ku pikir saat Yoan tau tentang perasaan ku yang sebenarnya, dia akan bahagia dan semakin percaya diri ketika tampil. Aku yang berusaha mengejar Yoan, malah di beri sebuah informasi yang menarik tentang Yoan dari Reina. Reina mengajakku pergi menjauh dari Yoan, supaya Kinar bisa menenangkannya.
"Yoan kenapa Rei?" Tanya ku pada Reina dengan cemas.
"Lu jangan deketin Yoan dulu ya" punya Reina padaku.
"Kenapa?, Yoan gak suka ya sama aku" ucapku sambil menggigit jari.
"Bukan, bukannya dia gak suka sama lu" ucap Reina sambil meremas jari-jemarinya.
"Denger ya kar, Yoan itu punya keanehan. Dia gak bisa denger sesuatu yang buat dia canggung kalau mau ngomong di depan umum. Dan omongan lu tadi bikin dia gugup setengah mati" jelas Reina panjang lebar padaku.
"Tapi kenapa dia gugup denger aku ngomong kayak gitu?" Tanyaku bingung.
"Karena dia juga suka sama lu, makanya dia canggung setengah mati kalo di deket lu, apalagi kalo lu ngomong suka sama dia kayak tadi" ucap Reina padaku.
"Hah" ucapku sambil menahan senyuman bahagia.
"Jadi lu tolong kontrol diri, jangan deketin Yoan sampe dia tampil nanti, ok" jelas Reina lalu pergi meninggalkan ku.
Rasanya aku ingin sekali berteriak karena tau kalau Yoan juga menyukai ku, tapi aku juga bingung dengan Yoan. Pantas saja dia selalu canggung jika berada di dekatku, jadi itu karena keanehannya yang unik.
Author POV
Di sisi lain Kinar sedang berusaha menenangkan Yoan dengan berbagai cara. Jika Yoan sudah canggung akan sulit untuk menetralkan perasaannya kembali.
"Tarik nafas Yo, tenang...." Ucap Kinar sambil menepuk-nepuk pundak Yoan.
Yoan hanya mengulangi perintah yang diberikan Kinar padanya.
"Lu urutan ke berapa?" Tanya Kinar pada Yoan.
"Sembilan" ucap Yoan sambil mengusap dadanya.
"Aduh... mana nomor 7 udah tampil lagi itu" ucap Kinar cemas.
"Lu santai Yo, jangan deg-degan. Karin baik kan sama lu, nah lu juga suka sama dia kan, jadi jangan gugup. Santai aja ya, anggep Karin itu kayak temen biasa yang lagi ngasih lu semangat" jelas Kinar panjang lebar supaya temannya itu bisa kembali tenang.
"Iya g-gua juga suka, tapi ke--kenapa harus hari ini gitu" ucap Yoan sambil menetralkan nafasnya.
"Jangan di pikir, mikirnya nanti aja. Sekarang lu tenang bentar lagi lu tampil. Do the best Yo, jangan kecewain siapapun karena kelemahan lu ini" ucap Karin lalu memeluk Yoan dengan erat.
"Huft.. hufftt..." Hembusan nafas Yoan dengan kasar lalu keluar dari toilet.
Setelah kegugupan Yoan berakhir, pembawa acara perlombaan memanggil nomor peserta Yoan Tanamal.
"Nomor urut 9 atas nama Yoan Tanamal silahkan persiapkan diri" ucap MC acara.
Yoan naik ke atas panggung dengan gagahnya sambil merapikan rambutnya yang agak berantakan. Yoan memulai aksinya yang memukau dengan baik. Dia membawakan pidato dengan judul 'karakter anak bangsa di tentukan oleh sikap, bukan oleh ucap'.
Setelah perhelatan yang dilakukan Yoan berakhir. Dia diberi pujian baik oleh Bu Riza. Tidak lupa Kinar dan Reina juga memeluk sahabatnya itu karena berhasil tampil dengan sempurna.
"Lu nih emang keren Yo" ucap Reina dengan bangga pada temannya itu.
"Sa ae lu" balas Yoan dengan pandangan mata yang mencari sesuatu.
"Nyari siapa?" Tanya Kinar.
"Euhh, Karin.." ucap Yoan sambil tersenyum kikuk.
"Yaelah bangsul tadi kayak orang kesurupan, sekarang baru sadar. Seneng kan lu?" Ledek Kinar sambil mencubit lengan temannya itu.
"Namanya penyakit" balas Yoan.
----
Setelah perlombaan berakhir dan semua peserta lomba berkumpul, barulah pengunguman juara perlombaan di umumkan. Yoan berharap dia memang kali ini, bukan karena Yoan anak yang ambis. Tapi Yoan mengharapkan hadiah yang akan di berikan Karin untuknya.
"Pemenang lomba pidato bahasa Indonesia tingkat SMA tahun 2020 adalah---" ucap MC perlombaan dengan menggantung kalimatnya.
"Peserta dengan nomor urut 9 atas nama Yoanilla Ganindra Tanamal" lanjut MC perlombaan dengan lantangnya.
"Yeayy... Yoann... Wouuuww" sorak sorai dari penonton yang hadir dari SMA Yoan.
Yoan naik ke atas panggung untuk mendapatkan hadiahnya dan juga foto bersama juara tiga besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yoan [ Completed ]
Romance"Aku gak bisa kar, ini terlalu jauh buat aku lakuin" ucap Yoan pada Karin "Aku yang mau, lakuin sekarang" ucap Karin sambil meletakkan tangannya di ceruk leher Yoan Yoan hanya tertunduk diam dan tak tau harus berbuat apa.... Ada beberapa adegan 18+...