15

5.3K 314 0
                                    

Setelah permainan mereka semalam yang cukup melelahkan. Yoan terbangun dari tidurnya dan melihat Karin yang masih tertidur pulas dengan tubuh polosnya. Yoan terperanjat saat melihat jam di mejanya, sudah pukul enam dan mereka sama-sama belum ada yang mandi.

Yoan membangunkan Karin yang masih tertidur pulas. Tak mau tergoda lagi dengan nafsunya, Yoan berusaha tak melihat ke arah sana, Yoan hanya fokus pada wajah cantik Karin.

"Kar, sayang bangun" ucap Yoan sambil mengusap pipi Karin.

"Eerrrgghh" Karin menggeliat lalu menatap Yoan.

"Bangun, kita sekolah hari ini" ucap Yoan.

"Hah astaga kita kesiangan. Aww..." Ucap Karin dengan cepat terbangun dari tidurnya, lalu meringis kesakitan ketika tangannya menyentuh putingnya sendiri.

"Ka--kamu kenapa kar?" Tanya Yoan kikuk.

"Sakit banget" ucap Karin sambil memegang bukit kembar miliknya yang belum terbungkus apapun.

"Maaf semalam aku--" sebelum Yoan melanjutkan kalimatnya, Karin memotong pembicaraan Yoan.

"Gak usah minta maaf, aku cuma belum terbiasa dan terakhir kali kita main ini udah lama banget kan" ucap Karin sambil tersenyum.

"Yaudah kamu mandi dulu gih" pinta Yoan pada Karin.

"Ok aku duluan ya, udah gak enak banget badanku rasanya" balas Karin lalu turun dari ranjangnya tanpa menggunakan apapun.

"Jangan lama-lama" ucap Yoan sambil menatap tubuh Karin dari belakang.

Sesampainya di sekolah, Karin masih sesekali meringkuk kesakitan pada putingnya. Hal itu semakin membuat Yoan tak tega dan merasa bersalah.

"Masih sakit ya?" Ucap Yoan lirih.

"Eumm dikit" ucap Karin sambil tersenyum tipis.

"Nanti kita beli obat biar gak sakit lagi" ucap Yoan yang membuat Karin terkekeh.

"Obat apa sayang, kamu pikir aku bayi bsru tumbuh gigi" balas Karin sambil tersenyum.

"Terus gimana?" Balas Yoan bingung.

"Ini harus di biasain biar gak sakit lagi" bisik Karin di telinga Yoan dengan nada sensualnya lalu pergi meninggalkan Yoan di parkiran.

Yoan terdiam sejenak sampai dia paham apa yang dikatakan oleh Karin tadi. Lalu Yoan berjalan santai menuju kelasnya dengan senyuman yang merekah di wajahnya.

Saat jam istirahat, tiba-tiba ada seorang siswa kelas 12 yang masuk ke kelas Yoan dan ingin bertemu dengan Yoan.

"Yoan" sapa siswa itu dengan di temani dua rekannya.

"Eh kak Jo, ada apa kak?" Tanya Yoan pada kak Jonathan yang tak lain adalah ketua OSIS di SMA Yoan.

"Gua mau ngomong sama Lo" balas kak Jonathan lalu duduk di depan Yoan.

"Iya ngomong aja kak" balas Yoan sambil tersenyum.

"Jabatan gua sebagai ketos kan bentar lagi habis, nah gua kepikiran gimana kalo nanti di pemilihan OSIS berikutnya, Lo calonin diri jadi ketos yang baru" ucap kak Jonathan yang membuat Yoan mengernyitkan keningnya.

"Tapi kenapa saya kak?" Tanya Yoan.

"Karena gua liat, cuma Lo anak di SMA ini yang punya jiwa pemimpin dan kemampuan public speaking yang keren. Lo juga kan terkenal di sekolah ini, guru-guru juga pada suka sama Lo. Lo mungkin gak terlalu pintar di pelajaran, tapi siapa yang gak mau berteman sama Lo sih Yo, secara Lo pinter banget dalam berbaur sama siapapun" tutur kak Jonathan dengan yakin.

"Oh ya Lo juga dulu ketos di SMP Lo" lanjut kak Jonathan.

"Eumm gimana ya kak, saya pikir-pikir dulu deh, kan masih ada waktu 2 bulan lagi" ucap Yoan sambil mengusap tengkuknya.

"Ok, gua harap Lo mau calonin diri nantinya. Sekolah ini butuh orang kayak Lo Yo, yang gak terlalu maniak sama pelajaran tapi cerdas dalam berbaur dan berkegiatan" balas kak Jonathan lalu berdiri dari tempat duduknya.

"Iya kak makasih" balas Yoan dengan senyuman.

Setelah kak Jonathan dan teman-temannya pergi meninggalkan kelas Yoan, Kinar dan Reina yang melihat sahabatnya di datangi kakak kelas pun langsung menghampiri Yoan karena penasaran.

"Ngapa tadi kak Jo?" Tanya Reina penasaran.

"Dia mau gua calonin diri jadi ketos berikutnya" balas Yoan sambil menyandarkan kepalanya di badan kursi.

"Bagus dong, terus Lo mau kan?" Balas Kinar semangat.

"Masih gua pikir-pikir dulu, soalnya ribet jadi ketos" balas Yoan sambil melipat tangannya di dada.

"Yaelah kenapa pake mikir sih, Lo pasti menang kalo nyalon. Secara Lo kan terkenal dan di segani sama angkatan dan junior kita" ucap Reina sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Gua udah pernah jadi ketos, gak punya banyak waktu di rumah. Sibuk mulu di bayar kagak" balas Yoan malas.

"Lo takut gak ada waktu buat Karin iya?" Tanya Kinar yang membuat Yoan membenarkan posisi duduknya.

"Bukan gitu, gua cuma masih butuh pertimbangan aja dulu" jelas Yoan.

"Kalo Lo butuh pendapat kita, jawaban kita adalah setuju" balas Kinar lalu menepuk pundak Yoan.

"Makasih ya guys" ucap Yoan sambil tersenyum.

"Sekarang Lo tinggal minta pendapat ayang beb Lo aja" sahut Reina.

"Heem" balas Yoan lalu kembali menyandarkan kepalanya.



-----



Di kosan, Yoan mengatakan pada Karin tentang apa yang terjadi padanya saat di kelas.

"Kar.." panggil Yoan pada Karin yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Iya sayang" sahut Karin.

"Aku mau ngomong" balas Yoan.

"Ngomong apa?" Ucap Karin lalu meletakkan ponselnya.

"Tadi aku di minta sama kak Jonathan buat calonin diri jadi ketos di pemilihan OSIS berikutnya" tutur Yoan.

"Terus?" Tanya Karin.

"Ya aku masih ragu, kamu sendiri gimana pendapatnya kalo aku jadi ketos?" Ujar Yoan.

"Kinar sama Reina gimana, setuju?" Tanya Karin lagi.

"Mereka sih setuju" balas Yoan sambil melipat tangannya di dada.

"Berarti aku juga setuju" ucap Karin sambil tersenyum pada Yoan.

"Kok gitu?" Tanya Yoan bingung.

"Sahabat kamu tau yang terbaik buat kamu, dan sekarang keputusannya ada di kamu" balas Karin sambil memegang tangan Yoan.

"Gak ada alesan lagi buat aku nolak, kalo kalian bertiga udah setuju" ucap Yoan sambil tersenyum manis pada Karin.


Yoan [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang