17

4.7K 306 1
                                    

Yoan POV

Di kosan Karin malah diemin gua, padahal kan gua yang cemburu liat dia deket-deket sama Deni. Kadang gua bingung sama sikap cewek, gua mau bilang cemburu nanti dia marah. Gak bilang cemburu juga tetep aja marah.

"Kar, kamu marah?" Tanyaku pada Karin.

"Nggak" balasnya singkat.

"Ngambek ya sayang?" Tanyaku lagi dengan nada agak romantis.

"Gausah panggil sayang" balasnya jutek.

"Kenapa, aku kan sayang kamu" balasku sambil mencubit pipinya.

"Tadi aku panggil sayang gak mau, sekarang kamu panggil aku sayang" ujar Karin yang membuat ku sadar.

"Kar, aku kan udah bilang sama kamu kalo hubungan kita ini jangan sampe keumbar" ujar ku pada Karin dengan nada selembut mungkin.

"Terus kamu mau aku gimana?" Balasnya sewot.

"Udahlah kar, masalah kayak gitu aja kamu perdebatin" ujar ku pada Karin yang membuatnya tertegun.

"Heh-- sepele ya Yo, tapi aku sakit hati sama omongan kamu" balas Karin lalu masuk ke kamar.

"Bukan gitu sayang, aku minta maaf" ucapku sambil mengikutinya ke kamar.

Gua yang cemburu liat dia sama Deni aja bisa kontrol emosi. Dia cuma masalah perkara gak gua bolehin manggil sayang di depan umum ngambeknya kayak orang di selingkuhin.

Author POV

Yoan berusaha mengembalikan mood Karin yang hilang dengan memeluknya dari belakang sambil menciumi leher mulus milik Karin.

"Ahh pergi sana" ucap Karin sambil melepaskan pelukan Yoan.

"Kenapa sih, aku kan mau sayang-sayangan sama kamu" ujar Yoan dengan manja lalu kembali memeluk Karin.

"Isshh Yo.." rintih Karin yang lehernya masih di ciumi oleh Yoan.

"Main yuk, aku lagi mau ini" bisik Yoan di telinga Karin.

"Nggak, aku lagi badmood" balas Karin sambil mendorong Yoan.

"Ayolah beb, bentar aja" rayu Yoan sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Karin.

"Nggak, kamu udah bikin aku badmood" ujar Karin.

"Aishh, ok sebagai permintaan maaf besok aku ajak kamu jalan-jalan" ucap Yoan sambil tersenyum manis.

"Bohong" balas Karin tak percaya.

"Kamu gak percaya, yaudah ah ayo main dulu sayang" ucap Yoan lalu dengan segera menindih tubuh Karin di kasur.

"Yo.." panggil Karin malu-malu"

"I need you now" balas Yoan lalu mencium bibir Karin dengan gairah.

"Mpphhhss"

Yoan mencium bibir Karin dengan sangat panas. Dia melumat bibir seksi Karin, lalu menghisapnya dengan lembut dan sedikit menggigitnya. Karin yang mulai terbawa suasana langsung membalas ciuman Yoan dengan tak kalah agresif.

Bibir keduanya sudah sama-sama basah dan memerah. Lidah keduanya saling menghisap dan bertarung di dalam mulut. Yoan mulai menurunkan ciumannya ke leher jenjang milik Karin lalu memberikan tanda cinta di sana. Tangan Yoan mulai ikut bermain.

Entah apa yang merasuki Yoan hingga dia sangat bernafsu hingga dia menekan tangan Karin supaya tidak bisa berkutik. Tangan satunya sibuk menjamah bukit kembar Karin yang masih tertutup kaos. Yoan lalu membuka kaos Karin dengan kasar dan segera ia jamah dua bukit kembar itu dengan kasar.

"Ahh...Yo...emmhh..." Desah Karin tak karuan.

Yoan membuka tank top Karin dan segera melepaskan pengait bra yang di kenakan Karin. Dengan sangat bernafsu Yoan langsung memasukan mulutnya ke dalam puting Karin. Menghisapnya dengan kuat hingga Karin merasa nikmat dan kesakitan.

"Akkhh... slowly Beb..." Desah Karin sambil meremas rambut belakang Yoan.

Mendengar Karin mendesah karenanya, Yoan semakin kasar dalam permainannya. Yoan tak peduli Karin merasa kesakitan, dia terus menghisap puting kekasihnya dengan kasar dan menggigitnya dengan lembut. Tangannya sibuk memilin puting Karin yang masih menganggur.

Kamar mereka di penuhi desahan Karin yang membara. Yoan hari ini sangat bernafsu, mungkin karena dia merasa cemburu dengan Karin.

Yoan bahkan membuka celana kekasihnya itu dengan agresif. Melemparkannya ke sembarang arah, lalu terlihat CD berwarna merah yang di kenakan Karin. Yoan menariknya perlahan lalu membuangnya ke sembarang arah juga.

Yoan menurunkan lidahnya ke perut Karin, menjilatinya lalu memberikan tanda cinta di sana. Yoan benar-benar panas hari ini, tanpa di beri aba-aba Yoan langsung membelah klitoris Karin dengan lidahnya untuk kedua kalinya.

"Ahhh...Beb....ahhh...enakk..." desah Karin sepanjang permainannya berlangsung.

"Euummhhh...eummhh" Yoan terus menghisap vagina Karin.

Yoan sangat mahir dalam memainkan lidahnya. Tangannya sibuk meremas kedua bukit kembar Karin. Lidahnya tak henti-henti menjilati dan menghisap vagina Karin dengan nikmat. Yoan memainkan jari-jarinya di sekitar lubang vagina Karin.

Yoan hampir memasukkan jarinya ke dalam vagina Karin karena nafsunya yang semakin membara. Desahan Karin yang semakin keras membuat Yoan tersadar dari hasratnya.

"Akkhhhh...yoann...emhh...ahh..ahh" desah Karin sambil menekan kepala Yoan.

"Astaga" ucap Yoan saat tersadar akan tindakanya yang hampir melewati batasannya.

"Maaf kar, aku hampir--" sebelum melanjutkan kalimatnya, Karin langsung menarik kepala Yoan untuk kembali menjilati vaginanya.

"Eeuummhh...kar!" Ucap Yoan lalu menghentikan permainannya.

"Kenapa?" Tanya Karin dengan menahan nafsunya.

"Udah, aku takut kelabasan" balas Yoan lalu mengambil pakaian Karin yang berceceran di lantai.

"Pake cepet" pinta Yoan sambil menyerahkan pakaian Karin.

Setelah Karin menggunakan pakaiannya kembali. Karin menghampiri Yoan yang terduduk di pinggir ranjang sambil memegangi kepalanya.

"Kamu kenapa bisa se-horny tadi?" Tanya Karin.

Yoan hanya terdiam sambil memijit pelipisnya dengan ibu jari.

"Yo... ada apa sayang?" Ucap Karin sambil menangkup wajah Yoan dengan kedua tangannya.

"A--aku" ucap Yoan gugup.

"Ngomong aja" ucap Karin.

"Kamu jangan deket-deket sama Deni lagi ya" balas Yoan sambil menatap Karin dengan wajah sendu.

"Kenapa?" Tanya Karin.

"A--aku cemburu" balas Yoan sambil menatap lekat wajah Karin.

"Jadi kamu se-horny dan seagresif ini karena cemburu, iya?" Tanya Karin tak percaya.

"Kalo kamu masih bikin aku cemburu, aku bisa lebih agresif dari ini" balas Yoan sambil menatap Karin.

"Kalo gitu aku bakal buat kamu cemburu terus" ucap Karin sambil memberikan senyum menggoda.

"Jangan gitu Kar, aku gak bisa nahan diri aku. Kalo aku kelewatan gimana?" Ujar Yoan dengan wajah sendu.

"Biarin aja, biar aku jadi milik kamu seutuhnya" balas Karin sambil tersenyum.

"Kar... Please, jangan gitu lagi okey?" Ucap Yoan sambil mengusap rambut Karin.

"Asal kamu tau, aku sama Deni gak ada apa-apa" jelas Karin.

"Aku tau, tapi aku cemburu" balas Yoan.

"Yaudah aku gak bakal deket-deket lagi sama cowok" ucap Karin lalu mencium sekilas bibir Yoan.

Yoan [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang