Dalam perjalanan pulang ke kostannya, Yoan memikirkan kembali perkataan papanya tadi. Yoan bahkan tak memperhatikan jalanan dengan baik. Hingga suara klakson dari mobil truk bermuatan besar membuyarkan lamunan Yoan. Yoan membanting setirnya hingga dia di sambut oleh mobil tronton.
Brrruukkk...
Yoan tak sadarkan diri ketika motornya di tabrak oleh tronton tersebut. Darah mengalir bercucuran dari kepala Yoan. Semua orang berkumpul di tempat Yoan tergeletak. Seseorang mengambil ponsel Yoan dari saku celananya dan berusaha menghubungi nomor keluarganya.
"Hallo?" Ucap pria tersebut yang menelpon nomor mama Yoan.
"Hallo ini siapa ya?" Tanya mama Yoan bingung.
"Anak ibu kecelakaan dan sekarang dia kita bawa ke rumah sakit" ucap pria tersebut dengan cepat.
"Astaga Yoan, terimakasih pak kami segera ke sana" ucap mama Yoan lalu mematikan teleponnya.
Sesampainya di rumah sakit, mama Yoan langsung menghubungi Kinar. Mama Yoan sudah kenal dekat dengan Kinar dan Reina sejak Yoan bersahabat dengan mereka.
"Hallo Kinar?" Ucap mama Yoan dari telepon.
"Iya tan, kenapa?" Tanya Kinar.
"Yoan kecelakaan Kinar" ucap mama Yoan sambil menitikkan air mata.
"Astaga, Kinar ke rumah sakit sekarang tan" balas Kinar dengan cepat lalu memutuskan panggilan teleponnya.
Kinar langsung mengabari Reina dan menjemputnya di rumah. Dalam perjalanan, Kinar meminta Reina untuk mengabari Karin tentang keadaan Yoan.
Karin POV
Aku sangat resah menunggu kepulangan Yoan. Ini sudah pukul sembilan malam, kenapa Yoan belum juga pulang. Jika dia ingin menginap di rumahnya mengapa dia tidak mengabari ku terlebih dahulu. Aku benar-benar cemas, aku khawatir dia kenapa-napa.
Drrttt... Drrttt....
Ponsel ku bergetar, saat ku lihat layar ponsel ternyata Reina yang menelpon ku.
"Hallo Rei?" Ucapku di telepon.
"Hallo kar, Yoan kecelakaan" balas Reina dengan nada panik.
"Astaga, kok bisa?" Tanyaku yang sudah meneteskan air mata.
"Dia di tabrak tronton, dan sekarang dia di rumah sakit" ucap Reina.
"Aku kesana sekarang" balas ku lalu mematikan sambungan teleponnya.
Aku bergegas pergi ke rumah sakit hanya dengan menggunakan celana dan hodie seadanya. Aku begitu cemas dan tak tenang dalam perjalanan ke rumah sakit. Pikiran ku hanya tertuju pada keadaan Yoan di sana.
Sesampainya di rumah sakit, aku segera berlari menuju resepsionis dan bertanya ruangan pasien atas nama Yoanilla Tanamal.
"Mbak pasien atas nama Yoanilla Ganindra Tanamal di ruang apa?" Tanya ku dengan cepat.
"Dia masih di UGD mbak" balas resepsionis tersebut.
"Makasih mbak" ucap ku lalu bergegas menuju ruang UGD.
Aku melihat kedua orang tua Yoan dan Kinar serta Reina sedang menunggu Yoan di kursi tunggu.
"Gimana Yoan?" Tanyaku pada Kinar.
"Gak tau, dokter belum keluar" balas Kinar dengan nada cemas.
"Astaga Yoan, hiks..hikss" ucap ku sambil menangis.
"Lu tenang kar, Yoan pasti baik-baik aja" ujar Reina sambil mengusap punggung Karin.
Author POV
Saat mereka semua sedang sibuk dengan rasa sedihnya masing-masing. Dokter yang memeriksa Yoan keluar dari ruang UGD dengan wajah yang sulit di artikan.
"Yoan gimana dok?" Tanya papa Yoan pada dokter.
"Yoan selamat, tapi dia mengalami pecah kepala sehingga membuat dia kehilangan banyak darah. Tapi kami sudah melakukan transfusi darah yang sesuai dengan pasien. Yoan mengalami benturan yang sangat keras di kepalanya, sehingga kemungkinan besar--" ucap dokter tersebut yang belum selesai dengan kalimatnya.
"Kenapa dok, kemungkinan apa?" Tanya mama Yoan sambil menangis.
"Kemungkinan Yoan akan mengalami amnesia total, dan lebih parahnya lagi Yoan akan mengalami amnesia secara permanen karena benturannya itu" lanjut dokter tersebut.
"Astaga Yoan" ucap mama Yoan yang tak kuasa menahan tangisnya.
"Saya sangat menyarankan agar Yoan jangan terlalu di paksa untuk mengingat apapun, melihat kondisi Yoan yang tidak memungkinkan memorinya kembali. Jadi bantu dia agar dia mengingat sesuatu dengan sendirinya, jangan paksa dia untuk mengingat karena itu akan membuat kondisinya memburuk" ujar dokter tersebut.
"Kapan kami bisa melihat Yoan dok?" Tanya papa Yoan.
"Setelah ini Yoan akan di pindahkan ke ruang perawatan, kalian bisa menemuinya di sana" ucap dokter tersebut.
"Baik, terimakasih dok" ucap papa Yoan sambil memegang tubuh mama Yoan yang hampir ambruk.
"Baiklah saya permisi" ucap dokter tersebut lalu meninggalkan tempat mereka berkumpul.
Setelah Yoan di pindahkan ke ruang perawatan, orang tua Yoan langsung masuk ke dalamnya. Mama Yoan tidak bisa membendung air matanya ketika melihat anak tunggalnya terbaring lemah dengan alat-alat rumah sakit yang menempel di tubuh Yoan.
"Yoan... Bangun sayang mama di sini" ucap mama Yoan sambil memeluk Yoan.
Yoan terlihat sangat lemah dan tidak berdaya dengan peralatan oksigen yang menempel di mulutnya.
Kinar yang melihat mama Yoan dengan wajah pucat pun mulai khawatir dan meminta mama Yoan untuk istirahat di rumah.
"Tante pucet banget, mending om sama tante pulang biar Kinar sama Reina yang jagain Yoan" ujar Kinar pada mama Yoan.
"Nggak, Tante mau di sini nemenin Yoan" ucap mama Yoan kekeh.
"Ma... Bener kata Kinar, mending kita pulang, besok kita kesini lagi. Nanti kalo mama sakit, Yoan juga bakalan sedih" ucap papa Yoan meyakinkan istrinya.
"Iya tan, nanti Tante sakit" sahut Kinar.
"Yaudah, Tante minta tolong jagain Yoan ya Kin. Kalo ada apa-apa langsung kabarin Tante" ujar mama Yoan sambil memegang tangan Kinar.
"Iya tan" balas Kinar.
Kedua orang tua Yoan pergi meninggalkan ruang perawatan Yoan. Kedua sahabat Yoan dan juga Karin hanya bisa menahan tangisnya ketika melihat keadaan Yoan.
"Yo...sadar, gua sama Reina disini, ada Karin juga liat?" Ucap Kinar sambil memegang tangan Yoan.
"Yo... Bangun sayang" ucap Karin sambil memeluk Yoan.
"Aku gak bisa hidup tanpa kamu Yo" ucap Karin di telinga Yoan.
Kinar yang melihat ketulusan hati Karin hanya bisa terdiam sambil tersenyum. Kinar bisa melihat dengan jelas ketulusan cinta Karin pada Yoan. Sejujurnya Kinar sedih melihat hubungan Yoan dan Karin, ini adalah hubungan yang tidak bisa di benarkan oleh Kinar. Tapi melihat cinta di antara keduanya, Kinar merasa bahwa mereka benar-benar tulus saling mencintai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yoan [ Completed ]
Romance"Aku gak bisa kar, ini terlalu jauh buat aku lakuin" ucap Yoan pada Karin "Aku yang mau, lakuin sekarang" ucap Karin sambil meletakkan tangannya di ceruk leher Yoan Yoan hanya tertunduk diam dan tak tau harus berbuat apa.... Ada beberapa adegan 18+...