Sesampainya di rumah, Tomy langsung membawakan sepiring makanan ke kamar untuk ia berikan kepada Yoan. Tomy juga berniat menceritakan tentang pengunduran diri yang di lakukan oleh Karin tadi di kantor.
"Makan dulu Yo" ucap Tomy sambil menyerahkan piringnya pada Yoan.
"Gua bisa ambil sendiri kali Tom" ucap Yoan sambil tersenyum sekilas.
"Ya gak papalah aku ambilin" sahut Tomy dengan wajah bahagia.
"Tom" panggil Yoan setelah menyendok nasinya ke dalam mulut.
"Hem kenapa?" Sahut Tomy.
"Perasaan Lo sekarang ke gua gimana sih?" Tanya Yoan sambil menatap Tomy.
"Aku bingung Yo, jujur aku suka sama kamu. Kamu itu perempuan tangguh yang punya dedikasi tinggi, tegas, optimis, pokoknya komplit lah. Aku juga sayang sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu sama anak kita. Tapi aku belum bisa bilang, kalo aku cinta sama kamu" ujar Tomy sambil menatap Yoan.
"Kenapa?" Tanya Yoan.
"Karena aku gak tau, kita bakalan berpisah atau nggak. Aku gak tau kamu bakal ninggalin aku atau nggak, aku juga gak tau aku bakalan nyakitin kamu atau nggak" ucap Tomy tanpa menatap Yoan.
"Maksudnya?" Tanya Yoan bingung.
"Kalo kita cinta sama seseorang, kita gak akan pernah ninggalin dia dengan alasan apapun, kita juga gak akan pernah nyakitin dia dengan cara apapun" ujar Tomy di akhiri dengan senyuman.
"Kenapa gitu?" Tanya Yoan.
"Kamu tau, beberapa tahun terakhir aku sadar suatu hal. Cinta itu gak pernah salah, dan kalo kamu merasa saat mencintai seseorang adalah sebuah kesalahan, berarti itu bukan cinta tapi obsesi" jelas Tomy pada Yoan.
"Kayak Lo sama Marchel?" Tanya Yoan.
"Kayak aku sama semua cowok yang pernah jadi pacar aku" sahut Tomy.
Yoan tertegun saat mendengar ucapan Tomy yang sangat menampar dirinya. Ucapan Tomy hampir mirip seperti ucapan Kinar yang sering di lontarkan kepada Yoan saat berhubungan dengan Karin.
Mungkin benar yang di katakan Tomy, jika Yoan benar-benar mencintai Karin mengapa Yoan malah meninggalkan Karin. Benar juga yang di katakan Kinar dulu, jika Yoan benar-benar mencintai Karin dia tidak mungkin menyakiti hati dan perasaan Karin secara terus-menerus.
Yoan masih terdiam dalam lamunannya.
"Yo" panggil Tomy sambil menepuk pundak Yoan.
"Euh, gimana?" Sahut Yoan spontan.
"Perasaan kamu sendiri ke aku gimana sekarang?" Tanya Tomy pada Yoan.
"Sama, gua juga gak mau kehilangan Lo. Lo udah baik sama gua, Lo selalu perhatian sama gua, bahkan sebelum kita nikah Lo udah baik banget sama gua" ujar Yoan sambil menyendok nasinya ke dalam mulut.
"Ya aku kan anak buah kamu" balas Tomy dengan kekehan.
Yoan hanya tersenyum melihat Tomy. Pikirannya masih tertuju pada ucapan Tomy sebelumnya, apakah Yoan benar-benar mencintai Karin dan apakah cinta Yoan benar-benar nyata atau sekedar obsesi belaka.
Tomy kembali membuka obrolannya dengan Yoan untuk menceritakan bahwa Karin telah mengundurkan diri dari perusahaan.
"Yo, aku mau ngomong" ucap Tomy.
"Dari tadi emang ngapain kalo bukan ngomong?" Sahut Yoan.
"Serius Yo" balas Tomy.
"Yaudah ngomong aja" ucap Yoan tanpa melihat wajah Tomy.
"Karin... Ngundurin diri dari perusahaan" ucap Tomy yang seketika membuat mata Yoan terbelalak.
"Hah, kenapa?" Tanya Yoan.
"Aku juga udah tanya itu ke dia, tapi dia cuma bilang kalo dia itu capek. Aku udah minta dia untuk cuti aja sementara, tapi dia nolak dan tetep kekeh mau ngundurin diri" ujar Tomy dengan wajah datar.
"Gak mungkin gak ada alasan yang serius. Minta orang buat cari tau alasan Karin ngundurin diri" ucap Yoan dengan nada tinggi lalu meletakkan piringnya di meja.
"Ok" balas Tomy singkat.
----
Tomy telah meminta salah satu staf kantornya untuk menyelidiki Karin. Mencari tau apa alasan sebenarnya dia mengundurkan diri.
Hari ini orang suruhan Tomy melapor kalau Karin pergi ke rumah sakit untuk cek kesehatan. Setelah itu orang suruhan Tomy bertanya pada dokter yang menangani Karin tentang penyakit yang di derita oleh Karin.
Tomy sangat terkejut ketika mendengar informasi dari orang suruhannya tersebut. Ternyata Karin mengundurkan diri dari pekerjaannya karena ia mengidap HIV Aids. Tomy tak tau bagaimana caranya ia menyampaikan berita ini pada Yoan.
Tomy meminta orang suruhannya untuk terus mengawasi Karin selama Tomy belum bisa menemukan solusi yang tepat.
Setelah di selidiki lebih dalam, ternyata Karin tinggal sebatang kara di kontrakan sederhananya. Tomy semakin tidak bisa merahasiakan hal ini lebih jauh lagi pada Yoan. Di tambah lagi, keadaan Karin yang menurut informasi semakin parah dan memburuk setiap harinya.
Tomy memutuskan untuk menemui Karin di rumahnya. Di antar oleh orang suruhannya, Tomy sampai di depan sebuah rumah kontrakan yang terlihat sangat sederhana. Tomy meminta orang suruhannya untuk pulang, lalu ia mengetuk pintu rumah tersebut.
Tok... Tok... Tok...
Karin keluar dengan menggunakan kaos dan celana panjang. Tubuhnya terlihat lebih kurus, wajahnya tampak pucat. Tomy yang melihat keadaan Karin merasa sangat iba dan tidak tega.
"Ehh bos Tomy" ucap Karin sambil tersenyum.
"Karin, boleh saya masuk?" Tanya Tomy dengan wajah sendu.
"Silahkan bos" sahut Karin lalu melebarkan pintu rumahnya untuk mempersilahkan Tomy masuk ke dalam.
Tomy melihat sekeliling rumah kontrakan Karin, keadaannya begitu memprihatinkan. Hidupnya kini begitu sederhana dan kesepian. Tomy menolak untuk di buatkan minum karena memang Tomy hanya berniat untuk menjenguk Karin dan tidak akan berlama-lama disana. Di tambah lagi, penyakit Karin adalah penyakit menular sehingga Tomy mau tidak mau harus menjaga jarak dengan Karin.
"Kenapa kamu gak cerita Karin?" Tanya Tomy pada Karin.
"Eumm, saya gak mau jadi beban buat bos dan perusahaan" balas Karin.
"Kar, kamu tau Yoan cemas banget waktu tau kamu ngundurin diri. Dia juga yang minta aku buat nyari tau alasan kenapa kamu ngundurin diri tiba-tiba" ujar Tomy dengan wajah sendu.
"Bos, saya boleh titip ini ke Yoan?" Ucap Karin seraya melepaskan kalung inisial yang selama ini melekat di lehernya lalu memberikannya pada Tomy.
"Kenapa kamu balikin, bukannya ini pemberian Yoan?" Tanya Tomy bingung.
"Saya berterima kasih, karena saya dipertemukan dengan orang sebaik Yoan. Saya gak tau sampai kapan saya hidup, jadi saya mohon jaga Yoan dengan baik bos. Saya mohon tolong kembalikan kalung ini ke Yoan, ini tanda bahwa saya telah mengikhlaskan dia untuk berbahagia tanpa saya" ujar Karin sambil meneteskan air mata yang membasahi pipinya.
Tomy ikut menangis mendengar Karin berkata demikian. Sungguh, perkataan Karin membuatnya semakin bingung dengan takdir tuhan yang begitu rumit dan menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoan [ Completed ]
Romance"Aku gak bisa kar, ini terlalu jauh buat aku lakuin" ucap Yoan pada Karin "Aku yang mau, lakuin sekarang" ucap Karin sambil meletakkan tangannya di ceruk leher Yoan Yoan hanya tertunduk diam dan tak tau harus berbuat apa.... Ada beberapa adegan 18+...