Kinar langsung terbang ke Jakarta, dua Minggu sebelum pernikahan Yoan di langsungkan. Sebelumnya juga Kinar dan Reina sudah pernah datang ke kantor Yoan sekitar dua tahun yang lalu. Setibanya di Jakarta, Kinar langsung menuju kantor Yoan dengan membawa kopernya kesana.
Setibanya di kantor, Kinar langsung menuju ruang kerja Yoan di antar oleh seorang karyawan perempuan.
"Ini Bu ruangan kak bos Yoan" ucap perempuan itu sambil menunjuk ruang kerja Yoan.
"Terimakasih" balas Kinar dengan senyuman.
Kinar masuk ke dalam ruang kerja Yoan dan langsung memeluk Yoan yang sedang terduduk di kursi kerjanya.
"Yoan, astaga gua kangen banget sama Lo" ucap Kinar sambil melepaskan pelukannya.
"Astaga kok gak ngomong mau kesini, tau gitu kan gua jemput di bandara" balas Yoan dengan wajah sumringah.
"Biar suprise aja" ucap Kinar dengan kekehan.
"Lebay Lo, suami Lo gak ikut?" Ucap Yoan.
"Dia ada kerjaan penting yang gak bisa di tinggal, kalaupun bisa dateng paling pas hari H" ujar Kinar sambil melipat tangannya di dada.
"Reina gimana?" Tanya Yoan.
"Dia tuh kayak Lo, sibuk berkarir sampe lupa nikah. Dia belum bisa ambil cuti sekarang, katanya dia dateng sehari sebelum hari H" balas Kinar.
"Ehh gimana per--" ucap Kinar yang belum selesai dengan kalimatnya.
Tok... Tok... Tok...
Ceklek..
Seorang perempuan masuk ke ruang kerja Yoan dan menghentikan obrolan Kinar dengan Yoan yang masih serius.
"Kak bos, ada berkas yang harus di tandatangani" ucap perempuan itu yang tak lain adalah Karin.
"Ok taruh aja disini" balas Yoan.
Kinar yang mendengar suara yang tak asing di telinganya dari depan pintu tersebut, langsung membalikkan badannya dan melihat perempuan yang berdiri di hadapannya adalah Karin.
Kinar sangat terkejut ketika melihat Karin disana, matanya langsung melirik Yoan dengan tatapan tajam yang penuh dengan pertanyaan.
Karin yang melihat Kinar disana pun juga ikut terkejut. Dia masuk dan meletakkan berkas yang ada di tangannya di atas meja kerja Yoan. Setelah itu Karin langsung permisi meninggalkan ruangan tersebut tanpa sepatah katapun.
"Yo, jelasin ke gua kenapa Karin bisa ada disini?" Tanya Kinar sambil memegang lengan Yoan.
"Dia sekretaris pribadi gua Kin" ujar Yoan dengan wajah datar.
"Hah, kok bisa?, Sejak kapan dan gimana ceritanya?" Tanya Kinar dengan cepat.
Yoan sempat terdiam saat Kinar melontarkan banyak pertanyaan padanya. Yoan juga tidak mungkin menjelaskan kepada Kinar alasan bagaimana dirinya bisa bertemu dengan Karin. Jika Kinar tau kelakuan Yoan selama ini bahwa dia suka bermain dengan perempuan bayaran, Kinar bisa marah besar pada Yoan.
Yoan berusaha mencari kebohongan yang meyakinkan untuk Kinar.
"Dia--- kerja jadi pelayan di club malam, jadi karena gak tega gua ajak dia buat kerja sama gua" jawab Yoan dengan wajah tegang karena berbohong.
"Lo kenal gua kan Yo?" Tanya Kinar yang tau kalau Yoan sedang berbohong padanya.
"Bener kin, gua gak bohong" ucap Yoan yang mulai cemas.
"Gua gak bilang Lo bohong, tapi secara gak langsung Lo udah ngaku kalo Lo bohongin gua" ucap Kinar sambil memicingkan matanya.
"Kin... Gua ngajak Karin kerja disini karena sebelumnya dia itu kerja jadi PSK" ucap Yoan memberanikan diri.
"Astaga, darimana Lo tau kalo dia PSK?" Tanya Kinar yang terkejut.
"Gu--gua tau da--dari" ucap Yoan terbata-bata.
"Lo main sama PSK?" Tanya Kinar dengan nada tinggi.
"Gu--gua" ucap Yoan.
"Jawab Yoan Tanamal!?" Bentak Kinar sambil memegang kedua pundak Yoan.
"Kin, maafin gua. Gua udah--" balas Yoan yang tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
"Gua gak nyangka kalo Lo bakal sebrutal itu Yo" ucap Kinar dengan nada kecewa.
"Kin maaf--" ucap Yoan terpotong.
"Kenapa, apa alasan Lo Yo?" Tanya Kinar.
"Gua gak punya alasan buat jaga perasaan perempuan lagi kin setelah Karin pergi dari hidup gua" ucap Yoan dengan menatap wajah Kinar.
"Lo gila Yo, mama Lo itu apa?, Gua sama Reina itu apa?, Lo sendiri itu apa Yoan Tanamal!?" Bentak Kinar sambil mendorong bahu Yoan.
"Maaf kar, tapi Lo harus percaya kalo gua ngelakuin itu baru lima kali" ujar Yoan membela diri.
"Baru lima kali?, Gua kira dulu Lo cuma gender dysphoria, ternyata gua salah Lo itu gila Yo" ucap Kinar dengan senyuman sinis.
"Cepet nikah Yo, gua pengen cepet-cepet pulang rasanya setelah liat kelakuan Lo" lanjut Kinar tanpa melihat wajah Yoan.
"Kin dengerin gua dulu" ucap Yoan sambil memegang tangan Kinar.
"Denger apa Yo, Lo itu mau nikah. Gimana kalo calon suami Lo tau kelakuan Lo selama ini?" Ucap Kinar sambil mengusap wajahnya.
"Dia udah tau" sahut Yoan.
"Apa?" Tanya Kinar terkejut.
"Dia udah tau kelakuan gua" jelas Yoan.
"Oh iya, gua lupa kalo calon suami Lo itu anak buah Lo sendiri Yo" balas Kinar dengan senyuman sinis.
"Dia juga gay" ucap Yoan yang membuat Kinar semakin terkejut.
"Lo gila hah!?" Ucap Kinar yang mulai emosi.
"Dia baru putusin pacarnya di hari kita lamaran" balas Yoan sambil menatap Kinar sekilas.
"Cocok udah" ucap Kinar sambil menghela nafasnya dengan kasar.
"Gua kira setelah Lo berusaha mengikhlaskan Karin bertahun-tahun yang lalu, Lo bakal jadi straight dan kembali ke jalan yang bener Yo. Tapi nggak, gua ternyata gak mengenal Lo dengan baik" ujar Kinar melanjutkan perkataannya.
Yoan hanya terdiam, tertunduk malu, dan merasa sangat bersalah akan tindakannya selama ini.
Tidak di sangka, kalau Karin sedari menguping pembicaraan Yoan dan Kinar dari balik pintu. Karin tak kuasa menahan tangisnya, dia langsung berlari menuju ruangannya dan memecahkan tangisnya di sana.
Kabar pernikahan Yoan belum tersebar di kantor, maka dari itu Karin belum mengetahui berita ini. Saat mendengar semua perkataan Yoan dengan Kinar tadi, rasanya sakit sekali untuk bisa di terima oleh Karin.
Di sisi lain, Kinar dan Yoan masih melanjutkan perbincangannya tanpa di dengar lagi oleh Karin.
Yoan membuka kancing kemejanya lalu memperlihatkan tato inisial yang tergambar apik di dadanya kepada Kinar.
"Gua gak akan pernah ngelupain Karin, kin" ucap Yoan sambil menunjukkan tatonya.
Kinar melihat tato tersebut yang terlihat sangat mirip dengan bandul kalung inisial yang ia berikan kepada Karin beberapa tahun yang lalu.
"Sejak kapan Lo punya tato itu?" Tanya Kinar.
"Sejak Lo minta gua buat ikhlasin Karin" sahut Yoan dengan wajah sendu.
Kinar terisak saat mendengar jawaban Yoan, ia lalu menubruk tubuh Yoan dan memukuli dadanya dengan tidak terlalu kuat.
"Sadar Yo, sadar" ucap Kinar sambil terus memukuli dada Yoan.
"Gua bisa ikhlasin Karin, tapi gak kalo untuk ngelupain" sahut Yoan.
Baik Kinar dan Yoan yang sama-sama terisak dalam ruang kerjanya, Karin pun masih terus meneteskan air matanya di dalam ruang pribadinya seorang diri. Karin memukul-mukul kepalanya sendiri untuk menghilangkan semua kenangan manis bersama Yoan dari pikirannya.
Gadis itu tertunduk lemas di kursinya dengan air mata yang sudah mengering di pipinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yoan [ Completed ]
Romance"Aku gak bisa kar, ini terlalu jauh buat aku lakuin" ucap Yoan pada Karin "Aku yang mau, lakuin sekarang" ucap Karin sambil meletakkan tangannya di ceruk leher Yoan Yoan hanya tertunduk diam dan tak tau harus berbuat apa.... Ada beberapa adegan 18+...