35

3.2K 203 2
                                    

Sudah tiga bulan Karin meninggalkan pekerjaan kelamnya dan menjadi asisten pribadi Yoan. Hari ini Yoan memiliki waktu senggang dan berniat mengunjungi rumah orang tuanya. Karena semenjak Yoan memimpin perusahaan, dia sudah memiliki rumah sendiri dan tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya.

Sedari pagi, Karin berada di ruangannya, karena Yoan ingin memiliki waktu sendiri di ruang kerja pribadinya. Karin melakukan beberapa pekerjaan yang di berikan Yoan kepadanya. Sejak bekerja di kantor, Karin belajar banyak tentang dunia perkantoran dari Tomy.

Di ruang kerjanya, Yoan melepaskan jas yang terasa engap di badannya itu, lalu meletakkannya di kursi kerjanya. Ia membuka dua kancing atas kemejanya dan menggulung lengan kemejanya sampai siku. Yoan masih terlihat sangat maskulin meskipun rambutnya sudah tidak lagi cepak seperti pria. Tapi gaya tomboy yang selalu melekat pada Yoan membuatnya selalu terlihat keren dan menawan. Apalagi semenjak memiliki perusahaan, Yoan selalu mengenakan kemeja dan jas yang membuatnya terlihat formal.

Yoan pergi dari ruangannya menuju ruang pribadi Karin yang tak jauh dari ruang kerjanya. Di depan ruangan Karin, Yoan terdiam sejenak saat mendengar suara Karin bernyanyi. Sudah lama sekali rasanya Yoan tidak mendengar Karin bernyanyi. Yoan mendekatkan telinganya ke arah pintu untuk mendengarkan lagu yang di nyanyikan Karin.

"Aku t'lah tau kita
Memang 'tak mungkin
Tapi mengapa kita
Selalu bertemu
Aku t'lah tau hati ini
Harus menghindar
Namun kenyataan
Ku tak bisa
Maafkan aku terlanjur mencinta" begitulah lirik lagu yang mampu di dengar oleh Yoan.

Yoan tertegun saat mendengar lagu yang di nyanyikan oleh Karin. Hatinya sungguh tersayat, tapi ia tak bisa melakukan apa-apa selain berusaha mengikhlaskan Karin dari hidupnya.

Tok.... Tok.... Tok...

Suara ketukan pintu membuat nyanyian Karin terhenti.

"Masuk" ucap Karin mempersilahkan seseorang yang mengetuk pintunya untuk masuk.

Yoan masuk dan memberikan senyuman pada Karin yang terduduk di kursinya dengan air mata yang membasahi pipinya. Menyadari bahwa Yoan yang datang, Karin langsung menyeka air mata yang membasahi pipinya itu.

"Ehh ada apa Yo?" Ucap Karin sambil memberikan senyum palsunya.

"Aku mau pergi ke rumah mama papa siang ini" sahut Yoan sambil berjalan menghampiri Karin.

"Aku minta kamu kerjain semua pekerjaan yang udah aku kasih" lanjut Yoan.

"Ok" balas Karin singkat.

Yoan mengangguk lalu berjalan pergi meninggalkan ruangan Karin.

"Maafin aku kar" ucap Yoan tanpa membalik tubuhnya yang sudah berdiri di depan pintu.

Karin yang mendengar perkataan Yoan hanya bisa menahan tangisnya dan berusaha mengikhlaskan Yoan untuk enyah dari hidupnya.



----


Yoan diantar oleh Tomy untuk pergi ke rumah orang tuanya. Sesampainya di sana, Yoan di sambut dengan pelukan hangat dari kedua orang tuanya. Walaupun mereka berada di kota yang sama, tetapi pekerjaan Yoan yang padat membuat Yoan jarang berkunjung ke rumah orang tuanya.

"Ya ampun Yoan, mama kangen banget sama kamu sayang" ucap mama Yoan sambil mengusap punggung Yoan.

"Yoan juga kangen mama" balas Yoan.

"Gimana kerjaan kamu Yoan?" Tanya papa Yoan sambil merangkul pundak anak tunggalnya itu.

"Baik pa" sahut Yoan.

Yoan [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang