34

3.1K 223 0
                                    

Yoan POV

Gua bener-bener gak nyangka kalau Karin bekerja di dunia malam kayak gitu. Gua sadar kalau gua juga suka main cewek, tapi ngeliat Karin yang kayak gini kenapa hati gua rasanya sakit banget. Bertahun-tahun gua lupain dia, terus gua kehilangan dia tanpa kabar, dan sekarang dipertemukan lagi dengan cara yang bener-bener bikin gua shock.

Gua gak akan biarin Karin hidup selamanya dari pekerjaan ini. Karin harus mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Semoga aja Karin mau nerima tawaran kerja di perusahaan gua kemaren. Gua nawarin Karin kerja di perusahaan gua bukan karena gua mau dia balik lagi dalam hidup gua, tapi gua mau dia dapet pekerjaan yang layak dan gak merusak diri dia sendiri secara terus-terusan.

Hari ini gua menghabiskan waktu bersantai di ruang kerja gua sambil menikmati secangkir kopi dan pemandangan kota Jakarta. Di sela-sela lamunan gua, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu ruang kerja gua.

"Masuk" ucapku pada orang tersebut yang tak lain adalah Tomy.

"Kak bos, ada cewek yang mau ngelamar kerja" ucap Tomy yang masuk sambil membawa beberapa berkas.

"Terus kenapa ngomong sama gua" balasku sambil memegang cangkir kopi.

"Yang mau ngelamar kerja itu jalang yang tempo hari saya sewa kak bos" ujar Tomy yang langsung membuat mataku membulat sempurna.

"Jangan panggil dia jalang" ucapku dengan nada penuh penekanan.

"Maaf kak bos" sahut Tomy sambil menundukkan kepalanya.

"Terima dia kerja disini" ucapku sambil menatap keluar jendela.

"Tapi dia gak punya pengalaman kerja sama sekali kak bos, dia juga gak punya gelar sarjana" ujar Tomy.

"Lo juga dulu gak punya pengalaman kerja" ucapku sambil menatap Tomy.

"Dia mau di masukin ke posisi apa kak bos?" Tanya Tomy dengan wajah datar.

"Sekretaris gua, dia bakal gantiin posisi Anita" ucapku sambil tersenyum pada Tomy.

"Ok kak bos, mulai kapan dia harus bekerja?" Tanya Tomy.

"Besok" balasku singkat.

Tomy hanya menganggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan ruang kerja dengan wajah datar yang sulit untuk gua artikan.



----

Author POV

Kedua gadis itu saling menatap ketika Tomy membawa Karin masuk ke ruang kerja Yoan untuk pertama kalinya. Pandangan Yoan tiba-tiba tertuju pada kalung inisial pemberiannya yang masih bertengger apik di leher jenjang Karin.

"Kak bos, ini Karinia Calista Amadea. Sekretaris baru pengganti Anita" ujar Tomy yang membuyarkan pandangan keduanya.

"Karin, ini kak bos Yoan. Pemimpin perusahaan Tanamal group's. Panggil dia dengan sebutan kak bos, dan panggil papa kak bos Yoan dengan sebutan pak bos" jelas Tomy pada Karin.

"Baik" balas Karin sambil menganggukkan kepalanya.

"Ruang kerja kamu ada di sebelah, tapi kamu akan sering di ruangan ini karena kamu adalah asisten pribadi kak bos Yoan" lanjut Tomy pada Karin.

Karin hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya saat Tomy menjelaskan hal-hal apa saja yang akan menjadi pekerjaannya.

Setelah Tomy selesai menjelaskan semuanya pada Karin, dia meninggalkan ruang kerja Yoan dan kembali pada pekerjaannya.

Sejujurnya Karin masih canggung dengan pekerjaannya, ditambah lagi ini adalah pengalaman pertamanya bekerja menjadi asisten bos. Bukan hanya seorang bos, tapi asisten pribadi mantan pacarnya sendiri. Sebenernya tak pernah ada kata putus di antara keduanya selama ini, tapi setelah bertahun-tahun lost contact apakah mereka masih bisa disebut sebagai pasangan.

Karin mengawali pekerjaannya dengan merapikan meja kerja Yoan yang terlihat sedikit berantakan. Yoan tidak memperhatikan pekerjaan Karin, dia hanya fokus menorehkan pensilnya di atas kertas. Menggambar kota Jakarta yang penat dari jendela kaca ruang kerjanya yang berada di lantai sepuluh.

Sesekali Yoan melirik Karin yang sibuk membereskan meja kerjanya. Tidak ada suara yang keluar dari mulut keduanya, mereka sama-sama fokus pada kegiatannya masing-masing. Sampai akhirnya Karin membuka suaranya untuk menawarkan teh pada Yoan.

"Kak bos, ini udah jam 10. Kak bos mau saya buatkan teh?" Tanya Karin.

"Panggil Yoan aja kalo kita cuma berdua, lagian kita kan seumuran" balas Yoan sambil tersenyum sekilas pada Karin.

"Oh ok kak--, ok Yoan" ucap Karin kikuk.

"Gua gak ngeteh, buatin gua kopi aja dan jangan terlalu manis" sahut Yoan.

"Ok saya buatkan" balas Karin lalu pergi membuatkan kopi untuk Yoan.

Yoan melanjutkan gambarannya seraya menunggu Karin kembali membuatkan kopi untuknya.

"Ini bos kopinya" ucap Karin sambil meletakkan cangkir kopi di meja Yoan.

"Yoan..." Ucap Yoan dengan nada penekanan.

Karin hanya mengangguk lalu berjalan menuju sofa di sudut ruangan untuk ia duduk.

Yoan meletakkan pensil dan kertasnya dia atas meja, lalu mengambil cangkir kopi dari mejanya. Tanpa ia sadari tiba-tiba kopi yang di ada tangannya menumpahi jasnya. Karin yang melihat Yoan tersiram kopi panas langsung bergegas menghampiri Yoan dan membersihkan jas Yoan dengan tissue.

"Kenapa teledor sih tangannya, kalo kena kulit gimana coba" ucap Karin yang tanpa sadar sudah melepaskan jas Yoan tanpa izin.

"Maaf aku gak liat tadi" balas Yoan yang tiba-tiba menggunakan kata 'aku' kepada Karin.

"Euhh maaf bos, harusnya kak bos hati-hati ini kopi panas" ucap Karin yang sadar akan tindakanya barusan.

"Makasih" ucap Yoan pada Karin yang telah membersihkan jasnya.

Karin tidak sadar akan tindakan yang telah ia lakukan barusan. Secara reflek dia memperlakukan Yoan tidak seperti bosnya, tapi seperti Yoan bertahun-tahun yang lalu.

Yoan yang melihat Karin masih sangat peduli terhadapnya hanya bisa menahan sedihnya karena takdir yang begitu menyakitkan ini. Sungguh, Yoan masih mencintai Karin, tapi apa daya Yoan. Dia tidak mungkin mengajak Karin untuk kembali dalam kehidupannya, itu hanya akan menyakiti hati Karin dan juga dirinya suatu hari nanti.

Yoan berusaha semaksimal mungkin untuk membatasi dirinya dengan Karin, agar dia tidak lagi menyakiti hati Karin nantinya.

Tomy datang membawakan jas ganti untuk Yoan setelah mendapat telepon dari Karin.

"Kak bos gak papa?" Tanya Tomy sambil memegang pundak Yoan.

"It's ok, makasih jasnya" balas Yoan sambil tersenyum.

"Kalo ada apa-apa lagi, langsung kabari saya" ucap Tomy pada Karin yang berdiri di dekat sofa.

"Siap kak" sahut Karin.

Yoan [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang