26

3.5K 223 0
                                    

"Yoan, kamu mengalami kecelakaan yang cukup parah dan itu mengakibatkan kamu mengalami amnesia total" ucap dokter pada Yoan.

"Amnesia? Ahh..." Balas Yoan sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.

"It's ok Yoan, jangan di paksakan untuk mengingat apapun ya atau keadaan kamu akan semakin parah" ucap dokter lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Karin bingung harus merasa sedih atau bahagia karena Yoan telah sadar. Mengapa memori Yoan harus hilang ketika mereka sudah saling mencintai dan menciptakan banyak momen indah bersama.

Karin duduk di sofa, sedangkan Kinar yang sekarang ini sedang mengobrol dengan Yoan.

"Maaf kalau saya udah melupakan kalian" ucap Yoan.

"Aiihh, amnesia bikin gaya bicara lu berubah juga rupanya?" Balas Kinar dengan kekehannya.

"Maaf, tapi saya belum mengenal kalian" ucap Yoan sambil tersenyum kikuk.

"Yaudah kita kenalan lagi, nama gua Kinar Pramudya Larasati anak IPS 3 barisan paling depan. Gua tau semua tentang Lo karena gua sahabat Lo" ujar Kinar dengan senyuman di akhir kalimatnya.

"Oh hai Kinar, maaf sudah lupa" balas Yoan dengan sedikit senyuman.

"Aiisshh jangan formal gitu lah sama gua, gak papa Lo gak inget gua yang penting kita ngomongnya slow, ok" ucap Kinar sambil memegang tangan Yoan.

"Ok. Itu siapa?" Balas Yoan lalu menunjuk seseorang yang duduk di sofa.

"Itu Karin, eumm dia--- temen sekamar Lo di kostan" ujar Kinar dengan ragu-ragu.

"Ngekost?" Tanya Yoan bingung.

"Iya lu ngekost semenjak kelas 11" sahut Kinar.

"Karin, maaf saya juga lupa kamu" ucap Yoan sambil menatap Karin.
Karin yang melihat Yoan tersenyum padanya hanya bisa membalas senyumnya dengan sedikit air mata yang membasahi pipinya.


----


Akhirnya Yoan di perbolehkan pulang setelah satu Minggu di rawat di rumah sakit. Yoan dibawa pulang ke rumahnya bukan ke kostan.

Hari ini Kinar pergi ke kostan Karin untuk mengambil pakaian dan barang-barang Yoan, karena mungkin Yoan tidak akan mengekost lagi.

"Mau di bawa semuanya?" Tanya Karin pada Kinar.

"Iya kar, lu yang sabar ya. Gua yakin kalau waktu bakal memperbaiki segalanya" ucap Kinar di sela-sela kegiatannya merapikan koper.

Hiks... Hiks...

Kinar yang mendengar tangisan Karin pun langsung menghentikan kegiatannya dan menghampiri Karin.

"Kar... It's ok" ucap Kinar sambil mengusap punggung Karin.

"Apa aku harus lupain Yoan juga?" Ucap Karin dengan tatapan sendu.

"Kenapa?" Tanya Kinar.

"Kamu punya banyak kesempatan untuk deket sama Yoan, karena kamu sahabatnya dan orang tua dia kenal kamu. Perlahan, walaupun Yoan gak inget kamu tapi dia bakal bangun kenangan baru sama kamu. Tapi aku, orang tuanya aja gak kenal aku, dan sekarang Yoan udah lupain aku juga. Dan aku juga tau kin, kalo kamu sama Reina gak ngedukung hubungan kita" ujar Karin sambil menyeka air matanya.

"Kar... Gua memang gak ngedukung hubungan kalian. Tapi cinta di antara kalian itu kuat banget, dan gua bisa apa?" Balas Kinar dengan nada serius.

Yoan [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang