Di kantor, Karin sekarang menjadi asisten pribadi Tomy setelah Yoan menyerahkan perusahaannya kepada Tomy setelah mereka menikah. Karin sedang berada di ruang kerja Tomy untuk membereskan beberapa berkas di sana.
"Karin" panggil Tomy pada Karin yang sedang sibuk merapikan meja.
"Iya bos" sahut Karin.
"Kamu kapan mau nikah Karin?" Tanya Tomy sambil sedikit tersenyum.
"Euhh, masih belum tau bos. Belum ada jodohnya" balas Karin dengan senyuman.
"Kar, jodoh kamu gak akan dateng kalo kamu belum bisa berdamai dengan masa lalu" ujar Tomy yang kini berdiri di hadapan Karin.
"Saya udah berdamai kok bos" balas Karin.
"Yoan masih cinta sama kamu kar, bahkan kamu tau kalo Yoan punya tato inisial yang sama kayak bandul kalung itu" ucap Tomy sambil menunjuk bandul kalung yang tergantung di leher Karin.
"Kak bos udah nikah sama bos, jadi gak mungkin dia masih cinta sama saya" ucap Karin sambil menundukkan kepalanya.
"Yoan gak akan ngelupain kamu dari hidupnya, tapi Yoan udah ikhlasin kamu untuk berbahagia tanpa dia" ujar Tomy.
"Begitupun kamu yang harus bisa ikhlasin Yoan untuk berbahagia tanpa kamu. Jangan nyiksa diri kamu sendiri dengan terus berada dalam kesukaran masa lalu kar" lanjut Tomy pada Karin.
Karin hanya terdiam mendengar perkataan Tomy.
----
Karin POV
Sudah dua hari aku izin untuk gak masuk kerja. Badanku rasanya sakit, tenggorokan ku terasa nyeri, berat badan ku juga turun drastis dari hari ke hari. Sebenarnya aku udah merasa sering lemas saat kerja, tapi aku gak mau sering-sering izin ke kantor. Apalagi aku mendapatkan pekerjaan ini dengan mudah, jadi aku gak akan menyia-nyiakan pekerjaan ini.
Karena aku merasa udah sangat lemas dan badan ku semakin sakit. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke dokter, takut bila ada sesuatu yang berbahaya terjadi. Belakangan ini aku memang banyak pikiran dan stres, tapi aku rasa penyakit ku ini bukan disebabkan oleh hal itu.
Aku pergi ke rumah sakit seorang diri. Aku menunggu giliran untuk mendapatkan pemeriksaan dari dokter. Sesaat sebelum namaku di panggil, aku melihat Yoan dan Tomy berada di rumah sakit yang sama dan masuk ke sebuah ruangan yang belum sempat aku lihat ruangan apa, tapi namaku sudah di panggil oleh perawat. Aku langsung bergegas masuk dan bertemu dengan dokter.
Dokter berspekulasi kalau penyakit ku ini sepertinya cukup serius setelah mendengar keluhan-keluhan ku selama ini. Akhirnya dokter mengambil sampel darah ku untuk di lakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Aku keluar dari ruang pemeriksaan dan melihat ke arah ruangan yang dimana aku melihat Yoan dan Tomy masuk ke dalamnya. Tapi nihil, aku menunggu Yoan keluar dari ruangan tersebut tetapi malah orang lain yang keluar dari sana. Saat ku lihat nama ruangan tersebut, ternyata itu adalah ruang dokter kandungan. Aku berpikir apakah Yoan tengah hamil saat ini, tapi itu bukan masalah karena Yoan sudah memiliki suami sah.
Author POV
Sejak kemarin Yoan terus muntah-muntah, badannya terasa lemah dan lesu. Karena cemas melihat keadaan Yoan, Tomy menghubungi mama Yoan dan bertanya kepada mertuanya apa yang harus ia lakukan, sebab Yoan tidak mau di ajak ke dokter dan minum obat.
"Ma, Yoan dari kemaren muntah-muntah, terus badannya lemes. Tapi dia gak mau di suruh minum obat atau ke dokter. Kira-kira Yoan kenapa ya ma?, dan Tomy harus gimana ma?" Tanya Tomy lewat telepon.
"Astaga Tom, itu gejala-gejala orang hamil, kamu bawa dia ke dokter kandungan. Di cek, siapa tau Yoan beneran hamil" ucap mama Yoan.
"Hamil ma?" Balas Tomy terkejut.
"Iya makanya kamu cek ke dokter" sahut mama Yoan.
"O--ok ma" ucap Tomy lalu memutuskan panggilan teleponnya.
Setelah diskusi yang cukup panjang, akhirnya Yoan mau di bawa ke dokter kandungan oleh Tomy. Yoan harap-harap cemas saat mamanya berspekulasi bahwa dirinya tengah hamil. Tapi itu juga akan membahagiakan bagi Yoan, karena dia tidak perlu berhubungan badan lagi dengan Tomy dan bisa memenuhi keinginan orang tuanya.
Di rumah sakit, Yoan dan Tomy tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan pemeriksaan. Yoan langsung masuk ke ruang dokter kandungan setelah ia membuat janji dengan dokternya. Yoan agak tegang saat dokter memeriksa dirinya.
Setelah selesai di periksa, Yoan dan Tomy duduk di hadapan dokter tersebut untuk mendapatkan hasilnya.
"Wah, saya ini pengagum anda selama ini Yoan Tanamal. Anda terlihat sangat menawan dan berwibawa saat mengenakan jas, tapi sekarang sepertinya anda tidak lagi cocok menggunakan jas" ujar dokter tersebut.
"Kenapa dok?" Tanya Yoan sambil memicingkan matanya.
"Karena anda sedang hamil saat ini" ucap dokter tersebut dengan senyuman.
Yoan dan Tomy yang mendengar penuturan dokter tersebut merasa terkejut sekaligus senang, karena akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"Se--serius dok?" Tanya Tomy.
"Iya pak, jaga istri anda dengan baik. Orang tomboy biasanya agak kesulitan untuk beradaptasi dengan kehamilan" ujar dokter tersebut.
"Baik, makasih dok" sahut Tomy sambil menjabat tangan dokter tersebut.
Yoan langsung mengabari kedua orang tuanya mengenai kabar kehamilannya, sedangkan Tomy sibuk mengabari ibunya tentang kehamilan Yoan. Tak lupa juga, Yoan mengabari Kinar dan Reina yang jauh di luar negeri.
Semua orang merespon bahagia kabar kehamilan Yoan. Hal itu membuat Yoan semakin merespon positif kehamilannya.
----
Tomy memperlakukan Yoan dengan sangat baik, walaupun Tomy memang sudah memperlakukan Yoan dengan baik sejak lama. Tapi setelah Yoan mengandung anaknya, Tomy menjadi begitu super duper perhatian. Dia bahkan selalu menyempatkan waktunya untuk pulang makan siang bersama Yoan di rumah.
Seperti hari ini, Tomy sudah bersiap untuk pulang ke rumah. Tapi tiba-tiba Karin datang ke ruangannya dan ingin mengatakan sesuatu yang penting.
"Bos saya mau mengundurkan diri dari pekerjaan saya" ucap Karin sambil menatap Tomy dengan wajah datar.
"Hah, kenapa Karin ada masalah apa?" Ucap Tomy yang terkejut dengan keputusan Karin yang tiba-tiba.
"Saya cuma lelah sama pekerjaan saya bos, saya mau rehat" ujar Karin sambil tersenyum sekilas.
"Kalo kamu capek, kamu bisa ambil cuti Karin" ucap Tomy yang berusaha menahan Karin.
"Nggak bos, saya mau mengundurkan diri aja" balas Karin dengan nada yakin.
Tomy tidak tau lagi bagaimana caranya menahan Karin agar tidak mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Tomy tau betul bagaimana Karin merintis karirnya di perusahaan Yoan. Jika bukan karena pertemuannya dengan Yoan, mungkin Karin masih berada di pekerjaan haram itu sampai hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yoan [ Completed ]
Dragoste"Aku gak bisa kar, ini terlalu jauh buat aku lakuin" ucap Yoan pada Karin "Aku yang mau, lakuin sekarang" ucap Karin sambil meletakkan tangannya di ceruk leher Yoan Yoan hanya tertunduk diam dan tak tau harus berbuat apa.... Ada beberapa adegan 18+...