27

3.1K 224 2
                                    

Dua bulan sebelum pelaksanaan ujian akhir semester, Yoan melakukan operasi kelamin gandanya. Operasi Yoan di lakukan sangat tertutup, baik pihak sekolah bahkan Kinar dan Reina pun tidak mengetahui masalah ini. Orang tua Yoan meminta izin kepada pihak sekolah untuk menjenguk saudara perempuan mereka yang melahirkan di Australia.

Operasi Yoan terbilang cukup besar karena operasi ini di lakukan di alat vital. Orang tua Yoan sangat gelisah menunggu kabar dari hasil operasi Yoan yang sudah di lakukan selama tiga jam.

Akhirnya, pintu ruang operasi terbuka dan keluar lah dokter yang menangani Yoan. Dengan tergesa-gesa, kedua orang tua Yoan langsung menemui dokter tersebut.

"Gimana operasinya dok?" Tanya papa Yoan yang masih merangkul pundak mama Yoan.

"Alhamdulillah, operasi Yoan berhasil dan kelamin Yoan sudah sempurna selayaknya perempuan pada umumnya" jawab sang dokter dengan senyuman.

"Terimakasih dok, saya dan keluarga sangat berterimakasih kepada anda" ucap papa Yoan sambil menjabat tangan dokter.

Setelah di pindahkan ke ruang perawatan, orang tua Yoan langsung masuk ke dalam ruangan tersebut.

Perlahan, efek obat bius yang di gunakan saat operasi telah menghilang. Yoan membuka matanya perlahan dan melihat kedua orang tuanya sudah berdiri di hadapannya dengan wajah bahagia.

"Ma?, Pa?" Ucap Yoan pada kedua orang tuanya.

"Iya sayang, mama sama papa disni" balas mama Yoan lalu menggenggam tangan Yoan.

"Gimana operasinya?" Tanya Yoan.

"Berhasil, kamu udah gak berbeda lagi sayang" balas mama Yoan dengan nada bahagia.

Yoan yang mendengarnya merasa bahagia dan juga sedikit sedih. Sebab, kelamin ganda yang dimiliki Yoan adalah keunikan tersendiri bagi dirinya, tapi di satu sisi ia juga tak mau menjadi perempuan aneh dengan dua alat kelamin. Walaupun Yoan adalah wanita tulen secara gen dan hormon, tapi Yoan telah melupakan kenyataan bahwa dirinya adalah penderita gender dysphoria sesaat sebelum ia mengalami amnesia.


----


Setelah dua Minggu berada di rumah sakit, Yoan kembali ke sekolah. Kinar dan Reina sangat antusias menyambut kedatangan Yoan di kelas mereka.

"Welcome bro" teriak Kinar dari balik pintu cukup mengejutkan Yoan.

"Ngagetin tau gak" balas Yoan sambil tersenyum.

"Gimana liburannya, enak di Australi?" Tanya Reina yang seketika membuat Yoan kaku.

"Ehmm, seru dong" balas Yoan sambil berdehem.

"Oleh-olehnya mana nih?" Sahut Kinar dengan nada menggoda.

"Nanti ya di rumah" balas Yoan dengan sedikit kekehan.

Pasca kecelakaan yang menyebabkan ingatan Yoan hilang, membuat Yoan sedikit lebih feminim dan tidak lagi terlalu maskulin. Bahkan semenjak hari itu, Yoan belum pernah lagi memotong rambutnya. Padahal biasanya, Yoan selalu memotong rambutnya sebulan sekali dan tidak akan membiarkan rambutnya panjang.

Tidak seperti biasanya, Yoan mengajak Kinar dan Reina pergi ke taman belakang sekolah di jam istirahat.

"Kenapa gak ke kantin sih?" Tanya Reina yang sudah merasa lapar.

Yoan [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang