18

4.6K 277 0
                                    


Hari ini Yoan akan mengajak Karin pergi jalan-jalan sepulang sekolah. Sambil menunggu Karin keluar kelas, Yoan duduk di kursi panjang depan kelas. Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Yoan.

"Yo.." panggil orang itu yang ternyata adalah Farhan.

"Ehh ngapa Han?" Balas Yoan.

"Hari ini kita ada rapat sama pembina OSIS dan perangkat OSIS lainnya, jadi jangan pulang" ucap Farhan pada Yoan.

"Loh kok mendadak?" Tanya Yoan.

"Kemaren pak Surya lupa mau bilang ini, kita bakal ngomongin masalah program dan visi misi ke mereka" jelas Farhan yang lalu di angguki oleh Yoan.

Setelah selesai berbincang dengan Yoan, Farhan pergi meninggalkan Yoan sendiri di kursinya. Karin yang telah menyelesaikan kelasnya, menghampiri Yoan dengan senyuman hangat.

"Hai, ayok jalan" ucap Karin dengan semangat.

"Maaf yang, hari ini aku ada rapat OSIS" balas Yoan dengan wajah sendu.

"Yah, kok dadakan sih?" Protes Karin sambil cemberut.

"Iya, pak Surya yang minta. Aku minta maaf ya gak bisa menuhin janji ke kamu" ucap Yoan dengan nada merasa bersalah.

"Yaudah, semangat ya" ucap Karin lalu meninggalkan tempat Yoan.

----

Setelah selesai dengan rapatnya, Yoan bergegas pulang ke kosannya setelah melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul lima sore.

Yoan membuka pintu kosannya dan mendengar suara seseorang di kamar sedang bernyanyi. Yoan mendekatkan telinganya di balik pintu untuk mendengarkan suara Karin yang bernyanyi dengan suara yang penuh penghayatan.

"Menunggu tapi tak ditunggu
Bertahan tapi tak ditahan
Sampai kapan kau mau begini
Menjalani kisah rahasia?
Tak sadarkah di balik senyuman
Sungguh 'ku terluka?
Jika kau tidak bisa pastikan
Sudahlah, aku mengalah saja" lirik lagu yang di nyanyikan Karin benar-benar menusuk hati Yoan di balik pintu.

Belum sempat menyelesaikan lirik lagunya, Yoan langsung membuka pintu kamarnya dan membuat Karin menghentikan nyanyiannya.

"Ehh udah pulang?" Tanya Karin sambil menyeka air matanya yang agak membasahi pipinya.

"Maafin aku kar..." Ucap Yoan sambil menatap Karin dari depan pintu.

"Kenapa minta maaf?" Tanya Karin sambil tersenyum palsu.

"Maaf udah bikin kamu nunggu, dan gak bisa ngasih kepastian. Aku gak bisa ngakuin kamu sebagai pacar ke semua orang" ucap Yoan sambil meneteskan air matanya.

"It's ok, aku gak masalah kok" balas Karin sambil memberikan senyum palsunya lagi.

"Kalo kamu mau pergi, silahkan pergi kar. Aku gak mau nyiksa kamu buat terus-terusan bertahan sama aku" ucap Yoan sambil menatap Karin.

"Kamu mau aku pergi?" Tanya Karin yang mulai meneteskan air matanya kembali.

"Kamu itu straight kar, jangan menunggu orang yang gak pasti kayak aku. Aku bahkan gak mampu melabeli diri aku sendiri. Kamu berhak bahagia kar" ucap Yoan lalu menghampiri Karin yang terduduk di pinggir ranjang.

"Bahagiaku itu sama kamu Yo.." balas Karin lalu memeluk Yoan sambil membuyarkan tangisannya di dada Yoan.

"I'am sorry.." ucap Yoan sambil mengusap rambut panjang Karin.

"I wanna stay here with you" ucap Karin sambil menangkup wajah Yoan.

"I love you Yoan..." Ucap Karin lalu mencium sekilas bibir Yoan.

Yoan hanya membalas ciuman Karin tapi tidak dengan kata cinta yang di lontarkan kepadanya.


Setelah adegan bersedih-sedihan yang cukup menyayat hati keduanya. Yoan sibuk dengan pensilnya untuk menggambar sesuatu yang membuatnya tidak merasa bosan. Karin yang melihat Yoan sibuk dengan pensilnya pun menghampiri kekasihnya itu.

"Gambar apa sih sebenarnya, gak jadi-jadi" ucap Karin sambil memeluk Yoan dari belakang.

"Gambar kita" balas Yoan tak melihat Karin.

"Oouucchh, kamu kok gambar kita lagi begituan sih?" Ucap Karin lalu mengambil kertas gambaran Yoan.

"Biar beda aja" balas Yoan sambil mendongakkan kepalanya untuk melihat Karin.

"Dasar mesum" ucap Karin lalu meletakkan kembali gambaran Yoan ke meja.

Yoan pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Setelah selesai, Yoan mendapati Karin menatapnya dengan sangat tajam. Yoan berjalan menghampiri Karin dengan canggung.

"Kamu kenapa liatin aku kayak gitu?" Tanya Yoan kikuk.

"Aku boleh tanya sesuatu?" Tanya Karin sambil memandang Yoan dengan wajah datar.

"Iya-- tanya aja" balas Yoan gugup.

"Aku gak pernah liat kamu telanjang selama kita berhubungan, kenapa?" Tanya Karin langsung membuat Yoan mematung dan shock.

"Eumm, aarrgghh..., Aduhh.." rintih Yoan yang mulai merasakan sesak dan ngilu di dadanya.

"Kenapa, aku ambilin minyak kayu putih dulu ya" ucap Karin lalu mengambilkan Yoan minyak kayu putih.

"Gimana udah enakan?" Tanya Karin setelah Yoan mulai mengatur nafasnya.

"Kamu kenapa bisa segugup itu sama pertanyaan ku tadi?" Karin kembali membuat Yoan merasakan sakit di dadanya, tapi Yoan menahannya supaya Karin semakin tak curiga.

"Gak papa kar" balas Yoan sambil meringis menahan sakit di dadanya.

"Kamu belum jawab pertanyaan ku tadi Yoan" ucap Karin sambil menatap lekat wajah Yoan.

"Hah apa?" Sahut Yoan.

"Kenapa kamu gak pernah telanjang di depan ku?" Tanya Karin serius.

"A--aku malu kar" balas Yoan sambil mengalihkan pandangannya.

"Gak mungkin cuma karena malu, kita udah saling mencumbu mana mungkin kamu malu. Pasti ada alesan lain" ujar Karin yang membuat Yoan kaku.

"Iya kar, aku malu kalo suruh telanjang bulat depan orang lain" jelas Yoan pada Karin.

"Orang lain?, Kamu pikir aku orang lain?" Ucap Karin sambil menggoyangkan bahu Yoan.

"Mak--maksudnya..." Balas Yoan kikuk.

"Apa kamu gak bisa ngasih sedikit aja kepercayaan kamu ke aku, hubungan kita udah rumit dan gak ada kepercayaan sama sekali di dalam hubungan kita" ucap Karin sambil menahan tangisnya.

"Kar aku takut, kamu pasti bakal tau sendiri suatu hari nanti" ucap Yoan sambil mengusap air mata Karin yang sudah mulai menetes.

"Apa yang kamu sembunyiin dari aku Yo?" Tanya Karin sambil memegang tangan Yoan.

"A--aku gak bisa bilang sekarang" balas Yoan sambil menunduk.

"Ok fine" ucap Karin sambil melepaskan tangan Yoan lalu merebahkan tubuhnya di kasur dan membelakangi Yoan.

Yoan cukup sedih melihat Karin yang terus-terusan kecewa sedari tadi sore. Tapi Yoan juga tidak bisa seterus terang itu juga dengan Karin. Yoan merasa lelah dengan hidupnya sendiri saat ini.

Yoan [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang