Sudah lama Yoan tidak merapikan ruangan pribadi miliknya. Rasanya Yoan sudah sangat kaku untuk menggambar, ia bahkan jarang sekali masuk ke ruangan pribadinya pasca kecelakaan.
Yoan memindahkan kotak yang berisi barang-barang pribadinya ketika di kostan. Yoan membokar kotak tersebut dan dia melihat banyak sekali karyanya yang tidak terawat. Lalu dia mengambil salah satu gambar seorang gadis yang terlihat sangat seksi hanya dengan tank topnya. Yoan memandang wajah gadis itu, berusaha mengenali siapa orang yang ada di gambarannya.
Yoan berhasil mengenali gadis itu, dia adalah Karin. Sosok yang selalu ingin ia gambar setiap harinya. Yoan sangat terkejut ketika dia menyadari bahwa bukan hanya satu gambar Karin yang ia buat, tapi ada banyak sekali kertas yang memampangkan wajah Karin di sana. Di setiap sudut gambarannya pun ada logo berinisial KY. Sama persis seperti bandul kalung inisial yang di kenakan Karin.
Yoan bergetar saat ia melihat semuanya dengan begitu jelas. Kenyataan yang sulit sekali untuk ia percayai.
"Ka--karin pacar aku?" Batin Yoan dengan wajah tak percaya.
"I'am gay?, no gak mungkin aku gay" Yoan terduduk lemas di kursinya sambil memegangi kepalanya yang mulai terasa sakit.
"Arrghh... Jadi yang aku mimpiin selama ini bener Karin?" Ucap Yoan yang masih tak percaya menatap semua gambarannya.
Yoan masih belum bisa mengingat apapun, dia hanya terkejut mengetahui kenyataan bahwa dia dan Karin adalah sepasang kekasih. Yoan tidak memberi tau siapapun bahwa dia telah mengetahui segala tentang hubungannya dengan Karin.
----
Yoan duduk termenung di bangkunya, dia berusaha mencerna segala hal yang telah terjadi. Bahkan ia menolak untuk pergi ke kantin bersama Kinar dan Reina. Dia masih menatap gambar Karin yang ia bawa ke sekolah.
"Kalo Karin sama aku emang pacaran, kenapa dia gak pernah berusaha jelasin semuanya ke aku?" Batin Yoan sambil memijit pelipisnya.
"Aarrgghh, sebenarnya apa aja yang terjadi sama aku sebelum kecelakaan itu" ucap Yoan sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.
"KY apa itu berarti Karin Yoan?" Lagi-lagi Yoan masih bertanya dengan dirinya sendiri.
Yoan pergi ke perpustakaan sekolah untuk membaca buku, karena pikirannya sangat penat sekarang ini.
Yoan duduk di kursi dekat jendela untuk menikmati pemandangan luar jendela yang terlihat indah di matanya. Tiba-tiba ada seseorang yang menyapa Yoan dan membuyarkan lamunan Yoan."Hai" sapa gadis itu yang tak lain adalah Karin.
"Hai, aarrgghh..." Balas Yoan lalu meringis kesakitan sambil memegang dadanya.
"Kenapa Yo?" Tanya Karin yang mulai panik.
"Akkhh... Sakit, jangan deket-deket" balas Yoan sambil menepis tangan Karin yang berusaha membantunya.
Yoan pergi meninggalkan perpustakaan dengan tergesa-gesa sambil terus memegangi dadanya yang terasa sakit. Karin berdiri mematung, ketika dia teringat kembali dengan keadaan Yoan yang sama persis ketika Karin menyatakan perasaannya kepada Yoan sebelum lomba pidato kala itu.
"Yoan, apa dia udah inget semuanya?" Batin Karin lalu keluar dari perpustakaan dan mencari Yoan.
Yoan berlari ke kelasnya sambil terus memegangi dadanya yang terasa sakit. Kinar yang melihat Yoan seperti langsung paham dan segera menghampiri Yoan di tempat duduknya.
"Yo, Lo kenapa lagi?" Tanya Kinar sambil memegang tangan Yoan.
"Karin" balas Yoan sambil mengatur nafasnya.
Kinar sempat terkejut mendengar perkataan Yoan. Kinar berpikir apakah Yoan telah mengingat semuanya.
"Kenapa Karin?" Tanya Kinar.
"Arrghh.... Aku gak tau, tapi rasanya sakit pas dia ngomong sama aku. Rasanya canggung banget" ujar Yoan sambil mengusap dadanya.
"Lo inget--" ucap Kinar yang belum selesai dengan kalimatnya.
"Yoan kamu kenapa?" Tanya Karin yang tiba-tiba masuk ke kelas Yoan.
"Aarrgghh..." Rintih Yoan yang semakin merasa sakit.
"Kar, mending Lo pergi deh" ucap Kinar sambil memegangi tangan Yoan.
Karin hanya menuruti perintah Kinar dan meninggalkan kelas Yoan dengan wajah sedih.
"Lo udah inget?" Tanya Kinar pada Yoan.
"Inget apa hah?" Balas Yoan yang masih merasa sakit.
"Atur nafas Lo, jangan canggung. Tenang, rileks.." ujar Kinar sambil mengusap punggung Yoan.
Yoan terus mengikuti instruksi Kinar hingga nafasnya sudah mulai teratur dengan baik, rasa sakit di dadanya juga perlahan menghilang.
"Gua pikir amnesia bikin kelemahan Lo ilang juga" ucap Kinar sambil tersenyum mengejek.
"Kelemahan?" Tanya Yoan bingung.
"Lo bakal kesakitan di bagian dada kalo Lo ngerasa canggung ataupun gugup sama sesuatu" ujar Kinar.
"Tapi kenapa waktu Karin manggil aku, rasanya dadaku langsung sakit. Padahal waktu itu biasa aja" jelas Yoan sambil mengernyitkan keningnya.
"Lo udah inget Karin?" tanya Kinar.
"Nggak, aku gak inget apa-apa" balas Yoan yang berusaha menutupi kebohongan bahwa dia telah mengetahui tentang hubungannya dengan Karin.
"Umm, terus kenapa Lo secanggung itu sama Karin. Itu kayak waktu Lo--" ucap Kinar tapi tidak melanjutkan kalimatnya.
"Kayak apa?" Tanya Yoan penasaran.
"Gak papa" balas Kinar sambil tersenyum sekilas.
Yoan mulai berpikir tentang kebenaran yang menyakitkan bagi dirinya itu. Mungkin saja memang benar jika Karin adalah kekasih yang ia lupakan. Sebelum Yoan tau kalau Karin adalah kekasihnya, Yoan sama sekali tidak canggung saat bertemu dengan Karin. Tapi saat Yoan mengetahui kebenarannya kemarin, Yoan merasa sangat canggung dan memiliki perasaan yang aneh pada Karin.
----
Semenjak kejadian itu, Yoan sangat menjaga jarak dengan Karin. Yoan tidak mau Karin berpikir kalau dirinya telah mengingat semuanya kembali. Bahkan sudah berbulan-bulan semenjak kejadian itu, Yoan tidak pernah lagi mengobrol apalagi menawarkan tumpangan untuk Karin.
Di perlakukan dengan demikian, Karin merasa bahwa Yoan tengah menghindari dirinya. Tapi Karin juga tak mau berusaha mendekati Yoan, karena ia tak mau Yoan merasakan sakit di dadanya ketika melihat dirinya.
Sudah satu semester ini mereka tidak saling sapa dan mengobrol. Semuanya makin terasa asing, seperti tak pernah ada apa-apa di antara keduanya. Yoan kini sudah tidak lagi menjabat sebagai ketua OSIS. Dia sudah lebih fokus pada persiapan ujian yang tak lama lagi akan berlangsung.
Sebentar lagi mereka akan lulus SMA dan kenangan indah yang mereka lakukan selama dua tahun terakhir tentu akan berakhir di sekolah ini.
Yoan memang sudah tau kebenaran tentang dirinya dengan Karin, tetapi Yoan belum bisa mengembalikan ingatannya yang hilang total dan mungkin juga akan hilang secara permanen. Itu juga merupakan alasan kenapa Yoan masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa Karin adalah kekasihnya, karena Yoan memang belum bisa mengingat semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoan [ Completed ]
Любовные романы"Aku gak bisa kar, ini terlalu jauh buat aku lakuin" ucap Yoan pada Karin "Aku yang mau, lakuin sekarang" ucap Karin sambil meletakkan tangannya di ceruk leher Yoan Yoan hanya tertunduk diam dan tak tau harus berbuat apa.... Ada beberapa adegan 18+...