39

3.1K 181 4
                                    

Setelah menikah dengan Tomy, Yoan menyerahkan perusahaannya kepada Tomy agar bisa di kembangkan lebih baik lagi. Yoan sudah cukup lelah bekerja di dunia bisnis yang kejam ini. Persaingan dalam dunia bisnis juga terbilang sangat kotor dan sangat kompetitif. Yoan ingin menghabiskan waktunya dengan pensil dan kertas di rumahnya yang penuh dengan ketenangan.

Sudah satu tahun mereka menikah, tetapi Yoan dan Tomy belum pernah sama sekali melakukan hubungan badan selayaknya suami istri. Yoan dan Tomy sama-sama belum siap untuk melakukannya, karena memang pernikahan mereka hanyalah status untuk membahagiakan orang tua mereka dan bukan karena cinta keduanya.

Yoan sudah jarang sekali pergi ke perusahaannya semenjak ia menyerahkan perusahaannya kepada Tomy. Sekarang ia malah membuka galeri seni untuk memajang karya-karyanya di sana. Bukan hanya lukisan, Yoan memajang semua karya seni ciptaannya di sana dan membiarkan orang-orang melihatnya secara gratis.


Hari ini adalah hari Minggu, dan mereka telah berjanji kepada mama papa Yoan untuk datang kesana malam ini. Tapi karena Tomy memiliki jadwal yang sangat padat, akhirnya hanya Yoan seorang lah yang datang mengunjungi kediaman orang tuanya.

Setibanya disana, Yoan langsung di sambut hangat oleh kedua orang tuanya. Mereka mengobrol di ruang keluarga dengan asik. Sampai akhirnya, mama Yoan membuka pembicaraan yang membuat Yoan sedikit terkejut.

"Kapan kamu mau kasih mama cucu Yoan?" Tanya mama Yoan yang membuat Yoan shock.

"Cucu?" Ucap Yoan kikuk.

"Iya Yoan, kamu sama Tomy udah satu tahun menikah, masa belum juga punya momongan" ujar papa Yoan yang masih menonton televisi.

"Ya tapi kan momongan pemberian Tuhan pa" ucap Yoan.

"Ya tau, tapi Tuhan gak akan ngasih sesuatu kalo kitanya gak mau usaha" ujar papa Yoan yang kini menatap Yoan.

"Iya pa" balas Yoan sambil membasahi bibir bawahnya.

Yoan kembali ke rumahnya sekitar jam sepuluh malam, dan melihat Tomy sudah duduk di sofa dengan secangkir teh.

"Udah pulang?" Tanya Tomy basa-basi.

"Hem" balas Yoan tanpa mempedulikan Tomy dan langsung berjalan menuju kamar.

Tomy yang melihat Yoan tidak seperti biasanya langsung menghampirinya ke kamar dan mencoba memastikan apa yang terjadi padanya.

"Kamu kenapa?" Tanya Tomy yang kini duduk di sebelah Yoan.

"Hufftt... Mama papa minta cucu" ucap Yoan sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya.

Tomy hanya terdiam ketika mendengar ucapan Yoan.

"Tom!" Panggil Yoan yang membuat Tomy tersentak.

"Hah, gimana?" Ucap Tomy.

"Issh bodo ah" balas Yoan mengernyitkan keningnya.

"Sebenarnya, ibu ku juga udah pernah bahas masalah ini ke aku" ujar Tomy yang membuat Yoan langsung menoleh.

"Cucu juga?" Tanya Yoan.

"Iya" balas Tomy singkat.

"Aarrgghh..." Yoan memukul kepalanya sendiri karena merasa bingung harus bagaimana.

"Gak usah dipikirin, hidup ini kan kita yang jalanin" ucap Tomy yang berusaha menenangkan Yoan.

"Tapi gua paling gak bisa nolak permintaan mama gua" balas Yoan dengan wajah datar.

"Terus mau gimana?" Tanya Tomy bingung.

"Kita harus kasih mereka cucu" balas Yoan sambil menatap Tomy dengan tajam.

"Adopsi anak?" Tanya Tomy sambil memicingkan matanya.

"Gila Lo, ya buat sendiri lah" balas Yoan yang seketika membuat Tomy terperanjat.

"Hah, maksudnya kita gituan?" Tanya Tomy sambil memberikan sebuah kode.

"Iya" balas Yoan singkat.

"Ta--tapi aku gak pernah-" ucap Tomy yang terpotong.

"Sama, gua juga gak pernah" sahut Yoan dengan cepat.

"Terus mau di coba?" Tanya Tomy sambil meremas celana pendeknya karena gugup.

"Iyalah" balas Yoan.

"Sekarang?" Tanya Tomy lagi.

"Lebih cepat lebih baik" sahut Yoan lalu bangun dari duduknya.

Sebenarnya Yoan belum memiliki hasrat seks ataupun nafsu kepada Tomy. Tapi demi memenuhi keinginan orang tuanya dan orang tua Tomy, ia siap melakukannya malam ini juga.

Yoan melirik sekilas ke arah celana pendek Tomy yang memperlihatkan sedikit tonjolan di dalamnya. Tomy yang mengerti maksud Yoan, dengan ragu langsung merebahkan tubuhnya di ranjang. Yoan tak mau berlama-lama dalam permainan ini, dengan segera ia melepaskan celananya dan hanya menyisakan CD berwarna biru yang melekat pada dirinya.

Tomy memejamkan matanya saat Yoan menarik celana pendeknya dan memperlihatkan junior Tomy yang dibungkus CD berwarna coklat. Yoan membuka CD yang di pakai Tomy dan terlihatlah penis Tomy yang berukuran sedang masih tertidur. Yoan lalu melepaskan CD-nya perlahan, karena ia juga sebenarnya malu dan belum siap melakukan ini bersama Tomy.

"Kenapa gak mau tegak?" Tanya Yoan yang melihat junior Tomy tidak mau berdiri tegak.

"Aku gak pernah jadi top sebelumnya" ucap Tomy malu-malu.

"Lo pikir gua pernah jadi bot sebelumnya?" Ucap Yoan.

"Udah deh, gua gak mau lama-lama kayak gini. Cepet buat dia bangun atau gua paksa dia buat masuk?" Lanjut Yoan sambil menatap Tomy dengan tajam.

Mendengar ucapan Yoan yang terdengar perintah di telinga Tomy, ia langsung mengurut penisnya perlahan supaya mendapatkan rangsangan dari sana. Yoan yang melihat junior Tomy sudah mulai menegang, langsung mendorong Tomy hingga badannya menempel dengan tembok.

Yoan duduk di pangkuan Tomy dan memasukkan penis Tomy kedalam vaginanya secara perlahan.

"Aakkkhhh..." Desahan pertama yang keluar dari mulut Yoan.

Yoan menggerakkan pinggulnya dengan pelan, begitupun Tomy yang mulai memainkan penisnya di dalam vagina Yoan.

"Aarrgghh... Tom" rintih Yoan yang merasa kesakitan karena keperawanannya telah pecah.

Sambil terus menggoyangkan pinggulnya, Yoan teringat kembali akan tindakanya dulu saat merenggut keperawanan Karin dengan kedua jarinya. Ternyata sungguh sakit apa yang di rasakan Karin di hari itu. Yoan terus mendesah sekaligus berteriak kesakitan, karena untuk pertama kalinya ia melakukan hubungan badan dengan menjadi bottom.

"Eemmhhh....Yo.." desah Tomy sambil terus memainkan gerakan pinggulnya.

Mereka tidak melakukan aksi apapun selain menggoyangkan pinggul. Tidak ada gaya lain, tidak ada ciuman, dan tidak ada pelukan ataupun kissmark di leher. Mereka fokus pada tujuan mereka untuk membuat anak, bukan untuk bersenang-senang.

Setelah permainan itu cukup lama, Tomy mengalami klimaksnya dan mengeluarkan air maninya di dalam rahim Yoan. Pertama kalinya Yoan merasakan kehangatan di dalam rahimnya. Yoan berharap jika percobaan pertama mereka akan membuahkan hasil.

Mereka berdua tergeletak lemas di atas ranjang. Tubuh bagian atas mereka masih tertutup dengan pakaian lengkap, tapi mereka sudah sama-sama basah di bagian bawah. Setelah beristirahat sejenak, Yoan melanjutkan aksinya dengan memasukkan penis Tomy kedalam vaginanya.

Permainan mereka di mulai kembali, walaupun Yoan sudah merasakan nyeri di vaginanya. Tapi ia masih belum yakin dengan percobaan pertama mereka.

Malam itu untuk pertama kalinya, kamar mereka di penuhi dengan desahan nikmat dan sakit dari Yoan maupun Tomy. Karena sejujurnya, Tomy juga belum pernah menggunakan juniornya sama sekali, dan hal ini tentu membuatnya sedikit kaget untuk merasakan sempitnya vagina Yoan yang masih perawan.

Yoan [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang