32

3.2K 235 0
                                    

Karin POV

Setelah papa meninggal karena serangan jantung, kami memutuskan untuk tinggal di rumah warisan mama yang di berikan nenek. Kami sangat sedih karena kehilangan papa dengan cara yang sangat tidak terduga, kami juga sangat terkejut mengetahui kenyataan bahwa papa meninggalkan banyak hutang dan secara terpaksa mama harus menjual rumah untuk melunasi hutang papa selama ini.

Dua tahun sudah kami tinggal di Bandung, perekonomian kami pun sangat sulit disini. Aku juga tidak lanjut kuliah setelah papa meninggal. Aku hanya menjadi pegawai toko di dekat rumah untuk membantu perekonomian keluarga.

Melihat keadaan kamu yang semakin terpuruk, aku memutuskan pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan yang lebih baik di sana. Kini sudah satu bulan aku di Jakarta, tetapi sulit sekali mencari pekerjaan di ibukota tanpa adanya gelar sarjana.

Kehidupan yang sulit, kehilangan papa, kehilangan Yoan, dan kehilangan masa depan, membuatku merasa sangat terpukul dan merasa tidak berguna. Aku hampir frustasi dengan rentetan kejadian yang menimpa ku selama empat tahun terakhir. Ku pikir di usia ku yang sudah berjalan 23 tahun, aku sudah menjadi perempuan mapan dan bahagia bersama orang yang ku cinta. Tapi nihil, aku malah kehilangan cintaku untuk selamanya.

Aku mendapatkan tawaran untuk menjadi pelayan di salah satu club malam yang ada di Jakarta. Awalnya aku menolak pekerjaan ini, karena aku masih memikirkan kehormatan ku sebagai perempuan baik-baik. Walaupun aku sudah tidak lagi perawan tapi aku bukanlah wanita murahan yang bisa di goda sana-sini.

Tapi karena keadaan yang memaksa, akhirnya aku memutuskan untuk bekerja di club malam tersebut. Gajinya lumayan besar untuk orang yang tidak berpendidikan seperti aku. Bahkan aku bisa mengirimkan sebagian gaji ku untuk kebutuhan Mama di Bandung.

Perlahan-lahan aku mulai menikmati pekerjaan ini. Aku lupa dengan prinsip hidup ku selama ini. Aku bahkan mulai menerima banyak uang tip dari pelanggan club. Aku di goda oleh banyak lelaki di club itu, awalnya aku merasa risih. Tetapi karena aku mendapat uang lebih dari sana, akhirnya aku mulai terjun dalam dunia malam sebagai wanita penghibur di club tempat ku bekerja.


----

Author POV

Setelah  menyelesaikan kuliah dan mendapatkan gelar sarjana manajemen bisnis, Yoan mulai terjun ke dunia bisnis bersama papanya. Bisa di bilang kalau Yoan memulai semuanya dari awal, karena bisnis yang di miliki papanya hanyalah bisnis kecil yang belum memiliki banyak kenalan.

Butuh waktu tiga tahun bagi Yoan untuk mengembangkan bisnis papanya sampai akhirnya bisa di kenal oleh banyak orang. Yoan sudah memiliki perusahaan pusat yang tempatnya berada di Jakarta, dan memiliki banyak cabang di seluruh Indonesia.

Yoan memfokuskan bisnisnya dalam bidang properti, sesuai dengan bisnis awal papanya yang bergelut di bidang arsitektur. Yoan memiliki penghasilan yang lumayan besar untuk usianya yang belum genap 26 tahun. Yoan bisa di bilang sebagai sosok inspiratif yang berhasil sukses di usia muda.

Dalam perjalanan karirnya, Yoan memiliki anak buah yang sudah sangat ia percayai, bahkan dia sudah seperti tangan kanan bagi Yoan sendiri. Lelaki bertubuh tinggi dengan gaya lemah gemulai seperti perempuan, tapi sangat pandai dalam menghandle semua pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya.

Namanya adalah Tomy Putra Winata, sarjana hukum ekonomi yang malah bekerja di perusahaan Yoan sejak awal Yoan merintis perusahaannya.

Sama seperti Kinar dan Reina, Yoan juga telah menganggap Tomy seperti saudaranya sendiri. Yoan sudah tau banyak tentang kehidupan Tomy selama ini, dia juga tau kalau Tomy adalah seorang gay. Tapi itu tidak masalah bagi Yoan, karena Yoan sendiri memiliki ketertarikan dengan perempuan dan ia juga sempat menjalin hubungan dengan seorang perempuan.

Yoan [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang