CHAPTER 1 - SHINING, SHIMMERING, SPLENDID

137 21 30
                                    

KELUAR dari sebuah minimarket waralaba dengan dada membusung, Vahn Razeaspen yang bangga akan postur tubuhnya yang semakin terbentuk. Kepedeannya bahkan bertambah lantaran tak perlu lagi mengenakan kacamata tebal dan alat bantu dengar yang selama ini membuatnya terlihat konyol. Remaja yang sebelumnya bernama Bayu itu merasa dirinya adalah orang yang paling tampan se-Jakarta saat ini. Klaim itu makin tak terbantahkan dengan adanya gadis-gadis yang tersenyum genit ketika berpapasan dengannya. Bahkan kasir perempuan yang tadi melayaninya nyaris memohon agar Vahn mau mengisi pulsa dan memberikan nomornya.

Kini, semua orang mengaguminya. Kini, semua orang memujanya. Vahn tak lagi direndahkan seperti dulu.

Tiba-tiba terdengar suara minta tolong. Seorang gadis.

Maka tanpa berlama-lama lagi, Vahn membuang kantong kresek isi belanjaannya dan masuk ke bilik telepon umum terdekat untuk membuka jaketnya. Di balik jaket itu, kostum ketat berwarna merah yang terpampang huruf V kuning. Tak lupa Vahn membuka ransel untuk mengambil topengnya. "BERUBAH!" pekiknya agar proses penggantian kostum yang sakral ini menjadi lebih afdal.

Kostum merah bersayap kuning siap, topeng setengah wajah siap. Waktunya beraksi!

Ia pun keluar dari telepon umum, dan orang-orang yang melihat langsung memekikkan namanya, "V-Man!"

Orang-orang mencintainya. Mereka semua mengidolakannya. Beberapa dari mereka bahkan harus berkumur agar mulutnya cukup suci untuk mengucapkan nama yang merupakan simbol pemberantas kejahatan itu. V-Man, begitulah sebutan mereka untuk Vahn setelah mengenakan kostum itu.

"V-Man, bawa aku!"

"V-Man, minta tanda tangan!"

"V-Man, berikan air bekas cuci kakimu agar dapat kuminum!"

V-Man lalu terbang meninggalkan para pemujanya menuju sumber suara. Dapat! Ternyata gadis itu sedang diganggu oleh para preman di sebuah lorong kosong dan sepi.

Sang Pahlawan lalu mendarat dengan posisi kaki siap menendang. "ULTRA SUPER DUPER HYPER BLOODY COSMIC KICK!!!" Ia memekikkan nama tendangan andalannya yang konon dapat menerbangkan orang ke angkasa. Tendangan itu mengenai salah seorang dari kawanan preman dengan telak. Tendangan V-Man begitu kuat hingga preman tersebut terhempas, mengenai kawan-kawannya, lalu mereka semua melayang dan menghilang di udara dengan bunyi "ting".

Tiba-tiba tanpa tahu dari mana asalnya, terdengar mars V-Man. "ITULAH GANJARANNYA JIKA BERANI MENGGANGGU KETENTRAMAN INDONESIA YANG TERCINTA INI! KALIAN MELAWAN, AKAN KUTERJANG. KALIAN LARI, AKAN KUKEJAR. KALIAN SEMBUNYI, AKAN KUTEMUKAN! AKULAH SANG PELINDUNG INDONESIA!! NAMAKU...." Vahn melakukan gerakan-gerakan khasnya selama kurang lebih satu menit, lalu mawar-mawar beterbangan mengelilinginya. "... V-MAN!!"

Entah bagaimana, tiba-tiba lorong itu dipenuhi para gadis yang berteriak penuh rasa kagum.

V-Man menghampiri gadis yang diganggu tadi. "Kamu nggak apa-apa?" tanyanya dengan berwibawa.

Sang gadis menggeleng. Pipinya merona.

Lalu wajah mereka makin mendekat, dan semakin dekat. Tak lupa V-Man memejamkan mata.

Ketika mata V-Man terbuka, wanita cantik itu berubah menjadi plafon kamarnya. Alih-alih lantunan mars V-Man, kupingnya menangkap bunyi menyebalkan alarm smartphone. Ingin rasanya Vahn menekan 'snooze' lagi dan kembali jadi V-Man, namun waktu sudah menunjuk pukul 06.20 WIB.

Sial, batinnya. Kenapa Scarlett Johansson muncul lagi di mimpiku? Dan kenapa pula aku bermimpi menjadi seganteng itu? Dasar manusia konyol. Pecundang.

The UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang