CHAPTER 17 - THERE SHE GOES

23 8 11
                                    

UNTUK youtuber seusianya, sebenarnya Sabrina Yusuf tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia anak yang kreatif dan rajin meng-upload paling tidak enam atau tujuh video setiap hari. Rata-rata video yang Sabrina upload ke YouTube adalah tentang kehidupannya di SMA Swasta Pancasila. Dengan hanya berbekal kamera smartphone, Sabrina selalu merekam momen-momen sekolah yang menariknya baginya, dan penontonya menikmati itu. Mulai dari momen sederhana ketika ia makan di kantin, momen ketika ada temannya yang dihukum guru, hingga yang cukup menarik perhatian penontonnya adalah ketika Pak Karno yang luar biasa ganteng itu sedang mengajar di kelas. Tidak sedikit yang memberi pujian ke Pak Karno dan berandai-andai di sekolah mereka juga ada guru setampan itu.

Saat ini Sabrina sudah memiliki 199.014 subscribers. Angka yang sepertinya mustahil untuk channel yang konten-kontennya sesederhana itu. Dan memang benar, tidak semua subscriber-subscriber itu miliknya sejak awal.

Sabrina mendapatkan akun ini dari sepupunya yang gemar meng-cover sejumlah lagu hits. Namanya cukup dikenal di kalangan pecinta musisi-musisi peng-cover lagu karena suara dan kualitas musiknya yang bagus. Hingga suatu hari, ia memutuskan untuk hengkang dari YouTube dan memberikan akunnya yang sudah memiliki lebih dari 200.000 subscribers ke Sabrina.

Tidak sedikit yang kemudian meng-unsubscribe akun itu. Karena tentu menyebalkan bila akun berkualitas yang kita sukai tiba-tiba berubah menjadi kumpulan video amatir tentang kehidupan bocah SMA. Angka subscriber pun menurun jauh hingga menjadi kurang-lebih 170.000.

Apakah Sabrina menangis dan galau karena itu? Apakah kemudian ia memutuskan untuk ikut jejak sepupunya menjadi penyanyi cover agar puluhan ribu subscriber itu kembali? Tidak. Sabrina tetap pada pendiriannya untuk menjadi diri sendiri dan terus meng-upload video-video kehidupan sekolah yang menurutnya menarik secara rutin—dan karena memang suaranya tidak sebagus itu. Hingga akhirnya Sabrina menyadari, ternyata konsistensi semata mampu membuat kualitas video-videonya menjadi lebih baik dari hari ke hari dan mampu mencegah 170.000-an subscribers tersebut meninggalkan YouTube-nya. Kalaupun ada yang unsubscribe, angkanya tidak terlalu signifikan dan takkan disadari Sabrina.

"Jadi teringat waktu SMA dulu."

"Video-video di sini mampu membuat kita bernostalgia dan mengenang masa-masa remaja. Good job."

"Aaaah, dihukum lari keliling lapangan. Gue dulu juga pernah begitu."

"Si Maya lebih sering disorot dong. Tuh cewe cakep banget!"

Sabrina kerap menerima komentar-komentar positif seperti itu di tiap videonya. Dan itu membuat semangatnya berkobar untuk terus berkarya. Subscriber pun bertambah hingga hampir mencapai 200.000, meski sebagian dari mereka adalah teman-teman sekolah dan keluarga yang ia paksa untuk menekan tombol 'subscribe'.

Akan tetapi belakangan ini, unggahan Sabrina mulai bervariasi. Ia tidak lagi setia seratus persen terhadap konsep awal. Di sela-sela unggahannya tentang kehidupan sekolah, Sabrina selipkan paling tidak satu video per hari tentang Serangan Teroris di channel YouTube-nya. Bukan membahas tentang teroris-teroris yang bertanggung jawab maupun tentang korban-korbannya, melainkan teori-teori konspirasi yang merebak di balik itu semua. Teori-teori yang tidak pernah diliput televisi maupun media besar manapun.

Setidaknya ada ratusan blogger yang membuat artikel tentang berbagai keanehan di balik Serangan Teroris. Mulai dari teori bahwa itu adalah perbuatan alien, adanya penampakan UFO sebelum terjadi serangan, hingga tentang video-video kejadian yang sempat beredar di aplikasi pesan dan media sosial yang konon berubah menjadi video lain setelah diklik.

Yang membuat Sabrina tertarik adalah: seluruh artikel itu kemudian lenyap tanpa sebab yang jelas. Semuanya. Sabrina sadari itu ketika tengah membaca salah satu dari artikel-artikel tersebut. Secara mendadak, tampilan layar berubah menjadi putih dengan tulisan "404 Not Found." Di-refresh dan dicari lagi di search engine pun artikel itu tetap tidak ditemukan. Begitu pula dengan artikel-artikel lain tentang Serangan Teroris yang sebelumnya ia baca. Semua benar-benar hilang tak berbekas. Beruntung Sabrina ingat sebagian besar dari teori-teori itu, dan menulisnya untuk kemudian ia bicarakan secara monolog di channel-nya.

The UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang