SETELAH memberi sedikit materi dan tugas kepada kelas yang sedang diajarnya, Xade pun pergi ke toilet. Ia melangkah dengan tergesa. Tidak ada ketenangan sedikit pun dalam hati Xade saat ini. Maka, setelah masuk toilet, memastikan tidak ada siapapun di dalam, dan mengunci pintu, ia mengumpat, "SIAL!"
Yadsendew keluar dari saku dan berkata, "Kau ceroboh, Xade. Kali ini kau benar-benar ceroboh."
"Aku tidak bisa menahan diri, Dew," aku Xade. "Sabrina bisa celaka andai tadi ia kubiarkan terjatuh."
"Memangnya separah apa akibatnya andai ia benar-benar terjatuh sampai kau harus bergerak secepat itu untuk menolongnya? Bagaimana kalau ada orang lain yang melihat?"
Alih-alih merespon, Xade balik bertanya, "Apa menurutmu Sabrina benar-benar menyadari bahwa aku bergerak kurang dari satu detik dari ujung koridor ke tempatnya, Dew?"
"Yaah, gadis itu terheran-heran, Xade. Kau pun melihatnya sendiri."
Xade menghela napas. "Gadis itu berbahaya, Dew. Sabrina Yusuf adalah orang yang paling berbahaya jika mengetahui sebuah informasi atau rahasia."
"Ia akan menyebarkannya, aku paham," kata Yadsendew. "Itu yang terjadi ketika ia tahu tentang hubunganmu dengan Friska dan malam Minggumu dengan Maya. Satu sekolah jadi tahu tentang itu sehingga citramu di sekolah ini memburuk. Ia dan temanmu si Mahmud itu. Rahasia menjadi bukan rahasia jika mereka tahu. Kita bisa kena masalah andai satu sekolah juga tahu apa yang Sabrina lihat di koridor tadi. Belum lagi jika ia beberkan itu di channel YouTube-nya."
"Apa yang harus kita lakukan?"
"Hapus akun YouTube-nya?" usul Yadsendew.
"Ia bisa membuat akun baru."
"Hapus ingatannya?"
"Kau gila."
"Aku tahu. Aku hanya bercanda. Sebenarnya aku punya satu ide. Cukup sederhana, namun aku tidak tahu ini harus kita lakukan sampai kapan."
"Katakan."
"Aku rasa, Sabrina masih belum sepenuhnya yakin dengan apa yang ia alami di koridor tadi. Semua terjadi terlalu cepat, bahkan bagiku. Ketidakyakinan itulah yang harus kita perkuat."
"Caranya?" tanya Xade.
"Jika kuamati dari interaksimu dengan Sabrina Yusuf saat mengajar di kelas, aku bisa menilai gadis itu memiliki rasa ingin tahu yang besar dan kuat. Ia takkan berhenti bertanya sampai ia benar-benar puas dengan jawaban yang ia dapat."
"Rasa ingin tahu itu pulalah yang membuatnya rajin bergosip," sahut Xade.
"Jika kejadian tadi membekas di ingatannya, ia akan terus mencari tahu tentangmu, Xade. Sabrina akan mengorek semua informasi tentangmu sampai ke akar. Untungnya Soekarno Habibie Wahid merupakan penduduk resmi Indonesia. Namanya tercatat dalam data kependudukan, bahkan Sabrina bisa menemukan data kelahiran Soekarno Habibie Wahid di sebuah rumah sakit jika ia sebegitu teguhnya mencari tahu tentangmu. Itu sudah kusiapkan dari awal sebagai mitigasi jika ada yang curiga denganmu."
"Lalu?"
"Satu-satunya jalan bagi Sabrina untuk memperoleh kebenaran hanya darimu seorang, Xade. Yang perlu kau lakukan hanyalah mencegahnya mendapatkan kebenaran itu, entah cara apapun yang digunakannya. Dengan itulah ketidakyakinan Sabrina akan apa yang terjadi di koridor bisa kita perkuat."
"Hanya itu?"
"Jangan meremehkannya, Xade Dleir. Sabrina Yusuf adalah gadis yang pintar. Orang-orang seperti dirinyalah yang membuat Dewan Galaksi selalu kerepotan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Universe
Science FictionBabak ke dua Xade dalam melatih dan membawa Lubang Hitam ke Sanivia. Usai mendapatkan kekuatannya kembali, Vahn sang Lubang Hitam justru mengalami kesulitan baru lantaran perubahan fisiknya yang menimbulkan tanda tanya semua orang. Masalah Xade pun...