AKHIRNYA dengan wujud pesawat luar angkasanya, Yadsruht tiba di planet Artas dengan membawa Larius dan Lind di dalamnya. Ini adalah bagian dari perjalanan yang paling Larius sukai, dimana ia bisa melihat bentuk keseluruhan dari sebuah planet. Bundar, dan masing-masing memiliki warna yang unik. Dulu sebelum apartemennya rusak terkena serangan Vigard, Larius memiliki miniatur tata surya galaksi Higes dimana planet-planet seperti Sanivia dan Artas hanya sebesar genggaman tangan. Planet-planet itu berpendar jika cahaya kamarnya dipadamkan, dan bagi Larius itu sangat indah. Di waktu-waktu penatnya sebelum perang, Larius selalu menyempatkan diri untuk mengagumi miniatur itu agar pikirannya bisa terjernihkan.
Namun apa yang ada di depan matanya kini jauh lebih menakjubkan. Planet Artas yang abu-abu. Penikmat tata surya seperti Larius tentu tahu bahwa itu bukan warna planet yang sebenarnya. Objek berwarna abu-abu terang yang menyelimuti planet itu disebut khromax, senyawa berfasa gas yang hanya ada di Artas yang dimanfaatkan untuk menerangi planet. Andai Larius tidak tahu apa yang sudah terjadi di sana, kunjungan ini tentu akan terasa jauh lebih menyenangkan.
"Pusat Informasi mereka menghubungi kita," kata Yadsruht sembari berhenti.
Larius melirik Lind yang duduk di kursi sebelahnya. Setelah anggukan kecil dari wanita anggun itu, Larius pun membalas. "Sambungkan."
Beberapa detik kemudian, terdengar suara seorang pria melalui intercom. "Di sini planet Artas, mohon jelaskan identitas kalian."
"Saya Larius Odabas, kesatria Yad dari planet Sanivia, membawa Ibu Pemimpin kami, Lind Dleir, untuk mengunjungi Pemimpin Tertinggi planet Artas: Couglas Xen," Larius menyampaikan.
Jeda beberapa lama, kemudian suara itu terdengar lagi. "Saat ini planet Artas sedang tidak menerima kunjungan dari siapapun. Kami mohon kepada Anda sekalian agar segera meninggalkan planet kami."
"Hei." Suara lantang Lind mengagetkan Larius. "Tidak bisakah aku menemui anak dari teman dekatku? Aku ini Lind Dleir sungguhan lho! Sahabat dekat Voglas Xen! Couglas sudah kuanggap seperti keluarga."
"Kami mendapat perintah langsung dari Pemimpin Couglas untuk menolak pengunjung dari planet manapun."
"Apa dia tahu aku membawa seorang kesatria Yad?" Lind bertanya lagi.
Tidak ada jawaban.
"Kau tahu kan bagaimana pemimpinmu itu menggilai sosok kesatria Yad? Aku penasaran, apa yang akan terjadi pada kalian jika Couglas tahu bahwa kalian menolak kedatangan seorang kesatria Yad ke Artas."
Masih tidak ada jawaban. Kali ini cukup lama.
Larius berbisik, "Tindakan Tuan Couglas ini cukup beralasan bagiku, Ibu Pemimpin. Mereka baru saja diserang habis-habisan oleh Vigard... sampai ayahnya meregang nyawa. Mungkin ada baiknya kita—"
"Diam," sergah Lind.
Larius lekas membungkam mulutnya dan menunduk.
Suara itu akhirnya terdengar lagi melalui intercom. "Baik, Nyonya Dleir, Kesatria Yad, Anda sekalian diizinkan masuk ke planet Artas. Kami akan kirimkan koordinat Istana Artas agar Anda sekalian bisa langsung menuju ke sana. Selamat datang di planet Artas."
"Terima kasih," ucap Lind.
Lalu Yadsruht pun mendekat. Bola abu-abu yang indah itu akhirnya membesar dan membesar hingga warna asli planet itu perlahan tersingkap. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk akhirnya melihat permukaan tanah Artas yang berwarna cokelat. Larius dibuat takjub dengan khromax yang benar-benar membuat langit Artas terlihat terang. Cukup lama ia mengamati warna abu-abu terang yang membubung tinggi dan menyatu bersama atmosfer itu. Benar-benar beda pesonanya dibanding langit Sanivia yang pekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Universe
Science FictionBabak ke dua Xade dalam melatih dan membawa Lubang Hitam ke Sanivia. Usai mendapatkan kekuatannya kembali, Vahn sang Lubang Hitam justru mengalami kesulitan baru lantaran perubahan fisiknya yang menimbulkan tanda tanya semua orang. Masalah Xade pun...