38. GELANG

19 6 0
                                        

Sore, sampai dilokasi. Rombongan Trikara sudah berbaris rapih dilapangan, reina duduk dipinggir lapangan karena capek mengurusi kelas 7 yang susah diatur.

"BAIK ANAK-ANAK, KITA SUDAH SAMPAI DILOKASI. JADI KALIAN BOLEH MEMBERESKAN BARANG-BARANG KALIAN DITENDA MASING MASING, JANGAN SAMPAI SAYA DENGAR ADA YANG DORONG-DORONG. DISINI HARUS TERTIB, KARENA INI BUKAN WILAYAH KITA. MENGERTI?!"

"SIAP MENGERTI!" teriak semuanya kompak.

Mereka dengan cepat menuju tendanya masing-masing dengan diatur oleh anak kelas 8 yang bertugas.

"tenda bareng siapa lo rein?" tanya risa yang duduk disebelah reina.

"ama nadin paling, bukannya lo sama gue juga?" tanya reina menoleh ke risa.

"iya ya."

Reina mendengus lalu bangkit dari duduknya mengemasi barangnya dan berjalan ke arah tenda yamg akan ia tempati.

Ia membereskan barang-barangnya yang tidak banyak, lalu ia merebahkan tubuhnya didekat tas yang sudah dirapihkan.

Tak lama ada orang yang masuk ke tenda, itu andin, si jutek gak sabaran. Andin merapihkan barangnya ditenda pojok, dan keluar setelah selesai.

Cukup lama reina merebahkan diri, sampai ada suara padi yang berhasil membuatnya terbangun.

"YANG DITENDA, CEPAT KUMPUL DILAPANGAN KITA AKAN MELAKSANAKAN UPACARA PEMBUKAAN!"

Reina dengan cepat memakai sepatunya dan menyepol rambutnya lalu berlari ke lapangan. Disana sudah lumayan banyak kelas 7 yang kumpul, beserta kelas 8 yang ikut baris, kelas 9? Mereka ditempatkan bersama alumni. Baris didepan, dibelakang padi yang sedang menjadi inspektur upacara.

"Kalian istirahat dulu semua, kita akan menunggu sampai malam. Dan akan ada acara api unggun. Sampah nasi kotak jangan sampai berserakan, karena ini bukan wilayah kita. Mengerti?!" cerocos padi menggunakan mic.

"SIAP MENGERTI!"

>>><<<

19.42

Setelah sholat maghrib, peserta dibariskan dilapangan untuk acara api unggun yang akan dilaksanakan.

"yang disana jangan ngobrol aja!" bentak reina kesal.

"kakak ko gak ikut baris?" sahut salah satu adik kelas.

"saya disini mengatur barisan, kamu gak usah menyauti seperti itu. Sopan?" tanya reina menggunakan bahasa formal saking kesalnya.

Akhirnya mereka menurut dan tak mengibrol lagi, semua khusyuk mengamati api unggun yang sedang dinyalakan. Dasa darma dari nomor 1 sampai 10 sudah disebutkan, kini tinggal masa perfom.

"cewek lo galak juga kalo marah" sindir reihan terkikik melihat sedari tadi reina memarahi adek kelas yang tak bisa diatur.

"cewek gue?" beo alvin.

"iya cewek lo, reina" jawab reihan sengaja menyebutkan.

"apaan sih lo!" kesal alvin.

Matanya tak lepas mengamati reina yang kini sudah berjalan ke belakang barisan, menuju kamar mandi.

Satu per satu kelompok maju untuk tampil perfom, kebanyakan yang bagus dan menakjubkan.

Dream Love [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang