29 : 거짓말하다? - Lie?

547 64 5
                                    

"daddy, sakit" lirih Bomi pada Namjoon yang terus menarik tangannya dengan kencang.

Namjoon tak peduli, tak ada tolehan sedikitpun pada gadis yang sedang diseretnya itu, ia hanya fokus kedepan, berjalan dengan rahang tegas dan mengeras.

Namjoon membuka pintu mobilnya, lalu memasukkan Bomi kedalam sana secara paksa, didudukkan dikursi samping kemudi. Pun ia segera memutar untuk masuk ke sisi sebelahnya. Bomi mendadak ketakutan, airmatanya mulai berlinang, Namjoon kelihatan sangat menyeramkan, ia takut sekali.

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, lagi-lagi membuat Bomi melirih takut meminta agar dipelankan sedikit, tapi Namjoon masih tak peduli, masih diam dengan rahang tegasnya, ada gejolak api dalam matanya, terlihat kemarahan begitu besar dari rahangnya. Bomi mulai menangis.

"hentikan tangismu!" bentak Namjoon kencang, membuat Bomi terlonjak.

Bomi bergetar, ketakutan, dari semua bentakan yang akhir-akhir ini ia terima dari Namjoon, bentakan yang sekarang adalah yang paling menakutkan.

Namjoon memegang kuat stir mobilnya, urat tangannya sampai keluar semua, matanya menatap tajam kearah jalanan, mengintimidasi setiap arah yang dilalui dengan pandangan lurus kedepan seolah jalan raya itu adalah musuhnya.

"arghh, fuck!" Namjoon memukul stir mobilnya. Untung tidak patah.

Bomi semakin menangis, namun dalam diam karena terlalu takut untuk berbunyi, kedua tangan gadis itu saling menyatu, bertautan dan bergetar.

Namjoon tak tahan, ia menginjam rem mendadak, membuat mobil berhenti ditengah jalan, beruntung kawasan rumah Seokjin itu sepi dikelilingi hutan, jadi tidak akan ada yang mengklakson dari belakang karena jalannya terganggu oleh mobil Namjoon yang berhenti semau jidat.

"kenapa kau melakukannya?" tanya Namjoon sangat dingin.

"m-maaf." Ucap Bomi sambil menunduk, tak berani melihat wajah Namjoon.

Namjoon menenggelamkan wajahnya ke stir mobil, tak tau lagi harus merespon apa, ia sangat kecewa mengetahui semuanya, terlebih dihari yang bersamaan dengan munculnya masalah perusahaan, bayangkan kekecauan diotak Namjoon sekarang.

"aku tidak akan melakukannya lagi." Bomi berkata pelan.

Saat itu juga Namjoon kembali geram, Namjoon memukulkan kepalanya sendiri ke stir mobil tiga kali lalu berteriak pada Bomi. "Percuma! Kau sudah melakukannya, kau pikir tidak akan meninggalkan bekas? bisa hilang dibagian leher, tapi tidak di--," Namjoon menghentikan ucapannya.

Bomi memasang wajah polosnya. "Di apa?"

"berhenti berpura-pura tidak tau Anh Bomi!" bentak Namjoon kali ini dengan menyebut nama lengkap gadis itu.

"d-dad...." lirih Bomi, ada keterkejutan diwajahnya saat Namjoon membentaknya dengan nama lengkap, ini pertama kalinya, sungguh! Silahkan baca ulang cerita ini dari awal jika tak percaya.

Terbukti bahwa Namjoon benar-benar marah.

"kau masih ingin bersikap polos? Baiklah, ayo kita lihat apakah setelah ini kau masih bisa polos atau tidak."

Namjoon kemudian kembali mengemudikan mobilnya, langsung menginjak gas semau hati, sampai membuat Bomi terlonjak ke sandaran kursi karena mobil yang jalan tiba-tiba.

"kita mau kemana?" tanya Bomi dengan air mata yang masih mengalir dan takut yang menyelimuti.

"kau tau jawabannya, kau tidak sepolos itu sampai harus bertanya." Ucap Namjoon pelan, masih dingin, masih ada kemarahan.

Bomi tak lagi ingin bertanya, ia memilih untuk menunduk saja sambil terus menangis, Namjoon kehilangan kelembutannya dan Bomi kehilangan banyak airmatanya.

Wild Feeling | KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang