9 : 모기 - Mosquito

734 83 4
                                    

Dalam perjalanan pulang kerumah, Namjoon masih memaki pria bernama Kim Seokjin itu dalam pikirannya, Namjoon bukannya terlalu bodoh untuk menebak, hanya saja Namjoon tidak sempat memikirkan siapa pelaku yang sudah memasukkan obat sialan itu kedalam minumannya, karena hanya fokus ke Bomi.

Seokjin sengaja memberikan obat itu pada Namjoon, karena sikap Namjoon yang terbilang sedikit angkuh dengan mengatakan otaknya tak hanya tentang kamar, Seokjin ingin ada sesuatu yang terjadi antara Namjoon dan Bomi sehingga ia bisa membalikkan omongan Namjoon seperti mengatakan. "kau yakin tidak hanya tentang kamar?"-misalnya.

Tapi melihat bagaimana Namjoon yang tampak biasa saja, dan mengatakan tidak ada yang terjadi membuat Seokjin kesal, karena usahanya ternyata gagal.

Seokjin tau tentang Bomi, tentu saja dia mengulik banyak informasi selama ini, karena uang menjadi pemeran utama, apapun bisa didapatkan dengan, tak terkecuali identitas isi rumah Namjoon sekalipun, Bahkan Seokjin juga mengenal Songhee.

Kim Seokjin itu pria licik, ia punya segudang cara untuk menjatuhkan perusahaan Namjoon dengan wajah tampannya yang bermain ekspresi, didepan ia terlihat biasa saja---malah yang lebih kelihatan tidak suka justru Namjoon. Tapi didalam hati dia sangat benci, benci sekali. Rasa tak ingin kalah itu selalu mendominasi.

Berbicara tentang Seokjin, saat ini pria itu baru saja keluar dari rumah mewahnya, memakai hoodie serta celana panjang hitam yang santai kemudian menyalakan mobilnya menuju rumah Namjoon, ingin mengantarkan sesuatu, flashdisk berisikan file kerja mereka dan sekalian ingin melihat Bomi.

Seokjin bahkan singgah ketoko boneka, untuk memberikan Bomi hadiah.

Entah kenapa Seokjin jadi tertarik dengan gadis yang katanya anak kecil itu.


---


Saat sampai dirumah, Namjoon meletakkan tas kerjanya diatas meja ruang tamu sembari duduk bersandar pada sofa, tidak ada yang terlalu melelahkan hari ini, ia bahkan pulang tepat waktu pukul lima sore, tapi Namjoon terlihat menghela nafasnya, ia memijit pelipisnya yang terasa pusing.

"aku akan gila jika bersama pria itu terus"
Songhee meletakkan segelas teh hangat untuk Namjoon, itu adalah tugas rutinnya.

"kau bermain dengan pria Namjoon-ssi" ucap Songhee sengaja bercanda.

Namjoon terkekeh geli. "aku normal Songhee"

"benarkah? Tapi kau tidak pernah punya pacar, one night stand pun sudah jarang akhir-akhir ini" Songhee berdiri sambil melihat Namjoon dengan senyuman miringnya.

Songhee dan Namjoon tak pernah terlihat seperti tuan dan majikan, melainkan keduanya seperti teman, karena mereka memang berteman sejak bangku sekolah menengah pertama. Oleh karena itulah Songhee memanggil Namjoon hanya dengan namanya saja tanpa memakai tambahan tuan atau semacamnya.

Namjoon kembali tertawa, ia melihat Songhee lama lalu kemudian menariknya kedalam pengkuannya.

"yak! Namjoon-ssi, apa yang kau lakukan?" ucap Songhee yang terkejut dan berusaha melepas.

Namjoon memeluk semakin erat, ia mendaratkan kepalanya dibahu Songhee sambil berbisik nakal. "aku ingin membuktikan kalau aku normal"

Songhee dengan kuat melepaskan tangan Namjoon yang memeluknya, lalu berdiri dari pangkuan pria itu.

"tidak lucu Namjoon!" ucap Songhee tegas kemudian pergi kedapur.

Wild Feeling | KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang