Chaeyeon sukses memaki setelah lebih dari satu jam ia menunggu direstoran, jungkook tak kunjung datang, wanita 27 tahun itupun akhirnya memilih beranjak meninggalkan restoran setelah membayar. Entah tugas apa yang dibicarakan Jungkook dan Seokjin sampai harus memakai waktu selama ini, Chaeyeon kesal.
Kekesalannya meningkat 10 kali lipat ketika ia tak menemukan motor Jungkook didepan gedung SJ,inc saat ia hendak menyebrang jalan. Jungkook nyatanya sudah pergi tanpa menemuinya terlebih dahulu. Tanpa menoleh kanan-kiri Chaeyeon menyebrang.
Klakson mobil menyala dengan nyaring bersamaan dengan langkahnya yang menjamah aspal jalanan. Chaeyeon mundur seketika, beruntung ia bukan gadis lugu nan bodoh yang ketika tau akan ditabrak memilih berteriak daripada cepat beranjak.
Pengemudi mobil menurunkan kaca jendelanya dan langsung menyerang Chaeyeon dengan nada kasar. “gunakan matamu dengan baik sebelum aku mencungkilnya!”
“Namjoon?” kaget Chaeyeon bukan karena dimaki, melainkan karena terkejut mengetahui bahwa orang yang akan menabraknya adalah musuhnya sendiri, musuh bosnya lebih tepat.
“sialan, kau pasti sengaja ingin menabrakku kan?!”
“buang waktu bicara denganmu.” Ucap Namjoon memilih menutup jendela dan menjalankan mobilnya sedikit menuju gedung Sj,inc yang tak jauh dari mata.
Chaeyeon semakin memanas, ia mempercepat jalannya untuk kembali kekantor, penasaran akan apa yang akan Namjoon lakukan.
Lagi-lagi makian keluar dari mulut Chaeyeon kala Hells yang ia kenakan menghambat larinya, wanita itu pun memilih untuk mengeluarkan ponselnya dari tas, segera menghubungi Seokjin untuk mengabari bahwa Namjoon ada disini, setelah itu ia kembali melanjutkan langkahnya namun dengan memutar arah yakni lewat pintu belakang dan berharap ia bisa sampai duluan diruangan Seokjin.
Tapi nyatanya, Chaeyeon tetap kalah cepat, Tepat ketika pintu liftnya terbuka, Namjoon sudah didepan ruangan Seokjin bersama seorang wanita dan segera masuk kedalamnya.
Chaeyeon menyusul, ia berlari dengan hellsnya tak peduli karyawan lain dibidang departemen melihatnya dengan tatapan kebingungan.
Didalam ruangannya, Seokjin sedang berdiri sambil mengesap kopi hangatnya, melihat kearah luar dari dinding yang terbuat dari kaca, ruangan Seokjin sepenuhnya dibatasi oleh dinding kaca, Seokjin suka yang transparan, hanya ketika ada keadaan mendesak saja baru ia akan menurunkan gorden agar orang diluar ruangan tak melihat apa yang terjadi didalam.
Seperti halnya sekarang, seharusnya Seokjin menurunkan gordennya saat Namjoon masuk, tapi ia sama sekali tak melakukannya.
"Apa kabar Joon?" Ucap Seokjin menyapa dengan sangat ramah.
Namjoon muak, ia melayangkan satu pukulan tepat mengenai rahang Seokjin, Kopi yang di pegangnya tumpah bersamaan dengan cangkir yang pecah dilantai.
Seokjin tersenyum miring, ia sudah menduga ini akan terjadi, ia mengibaskan tangannya yang terasa panas terkena tumpahan kopi.
"Permainan apalagi yang ingin kau mainkan? Apa yang sebelumnya tidak cukup?!" Namjoon membentak.
Chaeyeon masuk keruangan saat semuanya sudah terlambat, bossnya sudah terlanjur dipukuli, tapi ia tetap menghampirinya untuk memastikan Seokjin tak terluka parah.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Chaeyeon pada Seokjin.
"Its okay, Chae." Jawab Seokjin.
Chaeyeon melihat pinggiran bibir Seokjin berdarah, ia pun melihat tajam kearah Namjoon sambil memarahinya.
"Yak! Apa yang kau lakukan?"
Namjoon menepikan Chaeyeon dengan tangannya sampai wanita terpinggir kesamping, sangat mudah Namjoon lakukan seolah Chaeyeon adalah kertas yang membuat semak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Feeling | KNJ
Hayran KurguDua pebisnis dari perusahaan elektronik terkemuka di Korea Selatan saling bersaing untuk menjatuhkan, memiliki tampang diatas rata-rata namun kisah masa lalunya begitu menyedihkan. Yang satu menyimpan dendam besar, dan yang satunya lagi adalah korba...