Dua pebisnis dari perusahaan elektronik terkemuka di Korea Selatan saling bersaing untuk menjatuhkan, memiliki tampang diatas rata-rata namun kisah masa lalunya begitu menyedihkan. Yang satu menyimpan dendam besar, dan yang satunya lagi adalah korba...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak hanya lihai dibidang komputer, Ceo NJ.inc group itu juga lihai dalam menaklukan seorang gadis.
Mudah Saja bagi Namjoon membuat seorang gadis mendesah dibawahnya, tak butuh hentakan atau dorongan pun Namjoon dapat membuat seorang gadis mengeluarkan suara berharganya hanya lewat sentuhan tangan.
Resiko menjadi Ceo tampan dan sexy didalam perusahaan adalah harus menolak beberapa wanita yang tak memiliki cukup standar kecantikan yang selalu bertekuk lutut meminta permainan dewasa padanya.
Diumur yang baru menginjak 29 tahun Namjoon belum memiliki pasangan yang serius. Bahkan memikirkannya saja ia tak pernah. Ia merasa cukup dengan bersenang senang seperti ini. Dan membesarkan anaknya seorang diri.
Tenang, bukan anak kandung, hanya anak angkat yang merupakan anak teman dari ayahnya yang sudah lama meninggal. Bisa dibilang ia hanya menggantikan sang ayah mengurusnya.
Namanya Anh Bomi, meskipun baru berusia 18 tahun, tubuhnya lumayan terbentuk dengan indah-seperti model papan atas, ia memiliki kaki yang sempurna, selain itu wajahnya yang sangat polos dan dewasa secara bersamaan, itu karena ia gemar sekali berdandan, padahal tanpa itupun wajahnya sudah sangat cantik.
Ayah Bomi terkena penyakit kanker otak stadium akhir, dan Sebelum meninggal, ayahnya meninggalkan pesan kepada sahabatnya yaitu ayah dari Namjoon untuk mau mengadopsi Bomi yang saat itu masih berumur 9 tahun.
Karena menjalin hubungan yang cukup dekat layaknya saudara, Ayah Namjoon pun menyetujuinya.
Nasib buruk menimpa Namjoon dua tahun setelah itu, ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat saat melakukan perjalanan bisnisnya, sehingga mengharuskan Namjoon yang saat itu baru berusia 22 tahun mengambil alih beberapa pekerjaan dan tugas penting sang Ayah.
Bomi menjadi salah satu dari tanggung jawab itu, ia diurus oleh Namjoon setelahnya, Namjoon dan Bomi tinggal berdua dirumah yang besar, Namjoon memiliki supir dan pembantu yang banyak tentunya, tapi mereka tidak menginap dan langsung pulang jika pekerjaan sudah selesai. Hanya ada wanita bernama Songhee yang menjadi satu satunya maid yang menginap karena dialah yang mengurus keperluan Bomi.
Soal Namjoon tolong jangan tanyakan tentang ibunya, jika tidak ingin melukai hatinya, karena ibunya sudah meninggal sejak melahirkannya dulu. Ia hanya hidup berdua dengan ayahnya, dan kini sisanya hidup berdua dengan Bomi saja.
Namjoon hidup dalam suasana yang monoton selama ini, Ayahnya sibuk dengan bisnisnya, hampir tak pernah dirumah. Namjoon tak masalah jika tak memiliki teman atau pun masa remaja yang menyenangkan, karena ia cukup cepat menyadari bahwa uang lebih penting dari hal-hal kecil itu.
**
Desahan seorang wanita yang berada dibawah pria berbadan berkaki jenjang itu, menyeru dalam kamar hotel.
Namjoon baru memulainya dibagian leher dan wanita itu sudah mendesah meminta ingin dihancurkan.
Wajah Namjoon turun kebagian bawah wanita yang tak lain adalah sekretarisnya, membuka kancing kemeja dan mulai menciumi setiap inci kulit disana sehingga memberikan sensasi luar biasa bagi sipemilik tubuh.
Tangan Namjoon turun kebawah tepatnya meraba kebagian paha gadis itu, masuk kedalam rok sepan ketat diatas lutut yang sudah terangkat naik karena siwanita membuka kakinya.
Siwanita menggigit dan membasahi bibirnya sendiri, sentuhan Namjoon terlalu memabukkan, dengan tangan yang sekarang berada dikepala Namjoon, ia menjambak rambut pria itu saat merasakan area sensitifnya disentuh.
Bersamaan dengan desahan yang keluar dari mulutnya, ponsel mahal Namjoon berbunyi.
"Shit!" Maki Namjoon yang tampak kesal, ia paling membenci setiap panggilan masuk yang datang saat ia sedang bersenang senang.
Namjoon bangkit dari tubuh wanita itu, berjalan menuju meja disamping ranjang mengambil dan ponselnya.
"Ya hallo?"
"Daddy, D-daddy dimanaaa" ucap seorang gadis disebrang sana yang terdengar sedang menangis
Namjoon sontak terkejut mendengar tangisan gadis yang sangat ia kenal. "Bomi? Apa yang terjadi?" Tanyanya khawatir.
"S-Sakit"
"Bomi! Kau kenapa?"
"ma-mainan kiri, gunting"
"Bomi tenanglah, Daddy akan kembali kerumah, kau tunggu disana, jangan menangis dan jangan banyak bergerak"
Namjoon lalu mematikan ponselnya dan memakai jas yang tadi dibukanya, dengan cepat ia keluar dari kamar hotel meninggalkan sekretarisnya tanpa berbicara sepatah katapun.
"Dia meninggalkan ku tanpa menoleh?". Sekretaris Namjoon yang bernama Miso itu Melongo tak percaya.
---
Namjoon melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, kekhawatiran tampak jelas diwajahnya, tidak ada yang tau apa yang terjadi pada Bomi dirumah, Bomi mengatakannya secara tidak jelas tadi, dan semua ketidakjelasan itu hanya Namjoon yang mengerti.
Sesampainya didepan rumah Namjoon mengklakson agar pagar besar itu segera dibuka, entah kemana penjaganya sampai ia harus menekan klaksonnya berkali kali.
Didepan pintu utama, dibagian halamannya Namjoon memakirkan Mobilnya dan berlari memasuki rumah, membuka pintu dan langsung naik keatas, ke kamarnya untuk mencari Bomi.
"Bomi-ya" tegurnya saat mendapati Bomi sedang duduk didekat jendela yang sedang memangis sambil memegang tangannya.
Saat menyadari teguran Namjoon, Bomi langsung turun dari kursinya, berjalan kearah Namjoon menyodorkan tangannya dan menangis keras.
"Daddy, tanganku tidak bisa keluar"
Namjoon terkejut setengah mati, tak masuk akal. Kalian tau gunting mainan? Ada bagian lubang dimana lubang itu dijadikan tempat bagi kita untuk memegangnya dengan benar bukan?. Nah, Namjoon tak habis pikir, Bagaimana bisa 3 jari Bomi masuk kedalam lubang pemegang gunting mainan? Apa yang membuat gadis ini memasukkan tangannya kesitu?
"Aku tadi iseng memasukkannya, tapi tidak bisa keluar, sudah kupaksa dan rasanya sakit" keluhnya setengah menangis.