21 : 불어 끄다 - Blow out

858 60 0
                                    

Songhee mengetuk keras pintu kamar Namjoon berkali-kali, membuat Namjoon akhirnya tersadar dari tidur yang sangat nyaman karena hawa dingin yang menusuk saat itu, semalam ingat tidak? Penghangat ruangan tidak dinyalakan, sehingga auranya begitu pas untuk tertidur dengan nyenyak.

Namjoon segera berdiri dan membuka pintu kamarnya sambil mengusap matanya yang masih mengantuk.

"ada apa Songhee?" ucapnya saat sudah didepan pintu.

"Kau tidak kekantor? Bomi tidak sekolah?" tanya Songhee.

"ooh, iya iya, kami akan bersiap"

"sudah jam 9!" Songhee bernada keras melihat lawan bicara didepannya tampak masih belum tersambung dengan obrolan.

"ne?!" Namjoon heboh. Ia melirik kearah tangannya namun kebingungan sendiri melihat tidak ada jam ditangannya.

"kau selalu melepas jam mu setiap ingin tidur Joon." Ucap Songhee pelan, sangat mengenal Namjoon.

Namjoon hanya tercengir.

"akan kubuatkan teh yang baru, teh yang tadi sudah dingin. Dan cepat turun kebawah, sekretarismu menelponku tadi." ucap Songhee lalu berbalik dan pergi dari sana.

Namjoon pun segera menutup pintu kamarnya lagi, ia berdiri terdiam setelah berbalik, melihat kearah ranjang yang masih berisikan seorang gadis ramping yang tertidur pulas dengan posisi terlentang. Bohong jika ia tidak ingat apa yang dilakukannya semalam, Namjoon sangat mengingatnya, ia mencium bibir Bomi dengan alibi menghangatkan sampai gadis itu tertidur.

Kalau sampai tertidur begitu, bayangkan selama apa durasinya.

Pun Namjoon membawa kakinya untuk melangkah, kearah kamar mandi untuk bersiap pergi kekantor, dan soal Bomi, ia akan membiarkan gadis itu tidur sampai nanti bangun dengan sendirinya tanpa perlu pergi kesekolah karena jelas sudah terlambat.

Didalam kamar mandi, sudah dengan tubuh yang tak tertutup kain, Namjoon berdiri sambil termenung dibawah guyuran air dengan pandangan lurus kedepan-ke dinding keramik dihadapannya. Pikirannya kalut dalam segala macam peristiwa yang terbilang kurang ajar yang selama ini pernah ia lakukan pada Bomi, Namjoon tau bahwa perbuatannya itu salah, namun pemikiran itu baru muncul setelah semuanya terjadi-Ia sadar itu salah saat sudah selesai. He's so fucking daddy! Dasar gila.

Lupakan ucapan Bomi yang memujinya ayah terbaik.

Namun, Namjoon yang terlampau cerdas itu seolah tak ingin menyalahkan dirinya sendiri atas segala yang terjadi, sedikit rasa ingin menyalahkan Bomi juga dan besar kecurigaannya bahwa sebenarnya Bomi hanya sedang berpura-pura.
Berpura-pura menjadi polos padahal sama gilanya.

Terbukti dari yang selama ini terjadi, selalu karena Bomi yang memancing. Iya kan?

"tok tok tok! Dadddy?"

Bunyi ketukan pintu dan audio effek dari suara Bomi diluar kamar mandi membuyarkan lamunan Namjoon,
Ia pun segera menyahut. "ya Bomi, ada apa?"

"lihat sisirku tidak?"

"dimeja riasmu tidak ada?"

"tidak ada dad, aku lupa menaruhnya dimana, inilah kenapa aku selalu minta dibelikan banyak sisir, karena dua saja tidak cukup." Omel Bomi diluar sana.

Namjoon hanya terkekeh mendengarnya, ia hanya punya dua sisir dikamar itu, satu milik Namjoon dan satunya milik Bomi. Sedikit terlihat perhitungan soal uang, tapi bukan itu maksudnya, ia hanya ingin mengajari Bomi menggunakan uang dengan bijak sekalipun tidak maksimal mengingat gadis itu sangat boros sejauh ini.

Namjoon memakai handuknya, menutup bagian bawahnya sebelum keluar dari sana.

Dan tepat dibawah rak handuk, ia melihat sebuah sisir berwarna pink tergeletak disana tanpa pemilik seperti orang pinggiran yang terlantar. Kasihan.

Wild Feeling | KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang