"jangan katakan pada Jungkook kalau aku memiliki fobia." pinta Bomi mendesak namun tetap terdengar memujuk karena yang ia ucapkan adalah sebuah permohonan.
"kenapa?" tanya Kyura yang butuh alasan.
"aku malu." Jawab Bomi tanpa ragu.
Kyura mendengus tak habis fikir. "kenapa harus malu?!"
Bomi menyatukan kedua tangannya saling bertautan, ia menunduk perlahan. "fobia itu kan penyakit"
"lalu kenapa?" tanya Kyura lagi, namun sedikit pelan.
"aku malu jika orang tau tentang itu, phobia yang kuderita terdengar kekanak-kanakan, orang yang tak mengerti pasti akan menganggapku bocah karena aku takut hantu."
Kyura menghela nafasnya, ia memegang bahu Bomi dengan kencang sampai gadis itu tidak menunduk lagi. "kau taukan resiko macam apa jika kau tetap nekat menontonnya?"
Bomi kembali menundukkan kepalanya, mengingat saat dimana ia nekat menonton film genre horor hanya karena membaca diinternet bahwa fobia harus dilawan dengan berhadapan langsung dengan apa yang ditakuti. Bomi berpikir akan semudah itu dulu, tinggal tonton lalu ia akan mulai berani, tapi nyatanya tidak, ia jatuh demam setelahnya, sering mengigau dimalam hari, halusinasinya semakin tinggi dan ketakutan sendiri. Satu minggu ia habiskan dirumah dengan terus berada disamping Namjoon atau Songhee karena terus terbayang sosok horor yang dilihatnya difilm yang ditontonnya. Bahkan saat itu ia tidak menonton full film tersebut, hanya sampai saat hantunya muncul.
"itu sudah beberapa tahun yang lalu, aku yakin tidak separah dulu." ucap Bomi yang tetap nekat.
Kyura melepaskan tangannya dari bahu Bomi. "baik, seterah kau saja, jika sakit aku tidak akan peduli!" ucapnya kemudian kembali keruang tamu.
Bomi mengikuti langkah Kyura didepannya, menyusul dengan kaki panjangnya yang dapat lebih cepat menjangkau untuk sejajar meskipun Kyura pergi duluan.
"Bomi" panggil Songhee keluar dari kamarnya dan mengulurkan tangan untuk meminjamkan kartu yang Bomi pinta tadi.
Bomi pun berhenti dan mendekat. "Tidak jadi eon, aku bayar pakai uang saja, tadi lupa kalau pesannya dari rumah." Ucapnya berubah pikiran.
Songhee hanya mengangguk sambil menampilkan senyum kesalnya, membuat Bomi terkekeh dan meminta maaf lalu kembali keruang tamu.
"sudah ketemu kook?" tanya Bomi antusias.
"sudah, ini seru sekali, orang terdekatku yang merekomendasikannya, ulasan tentang pendapat penontonpun sangat positif." Ucap Jungkook berpindah posisi untuk berada disebelah Bomi dan menunjukkan poster film yang dimaksud.
Bomi dengan cepat menatap Kyura untuk mengelak melihat poster itu, sudah pasti seram pikirnya, namun ekspresi Kyura yang sedang dilihatnya pun tak kalah seram, gadis itu menatapnya tajam dengan terus memperingatkan 'jangan' dalam diamnya.
"mau lebih mencekam tidak?" tanya Jungkook.
"kau gila!" pekik Kyura tidak santai. Sontak membuat Jungkook heran, ia hanya bertanya tapi mendapat respon tak terduga.
"maaf, hanya bertanya, kalau mau kan kita bisa tutup gordennya sambil mematikan lampu, aku tidak tau kalau kau penakut." Ucap Jungkook jail, sengaja menggoda Kyura.
"Jungkook benar, ayo kita kekamarku." Ajak Bomi segera berdiri.
Jungkook pun mengikutinya dari belakang, sedangkan Kyura masih berdiri diam menatap Bomi tak habis fikir. Gadis itu berkepala batu! Susah dipujuk. Dan sialnya Kyura harus membawa langkahnya untuk ikut karena tidak ingin terjadi sesuatu yang lebih buruk, meskipun pasti terjadi setidaknya ia ada disamping Bomi nanti.
Tepat setelah Bomi membuka pintu kamarnya-kamar Namjoon juga. Jungkook mencium aroma yang tidak biasa, aroma parfum pria, sangat tercium jelas karena wangi yang manis dan maskulin jelas sekali berbeda, ia menatap Bomi lama sambil membawa langkahnya untuk masuk kedalam. Sedikit curiga juga mulai ragu dengan ucapan Chaeyeon yang pernah mengatakan bahwa Bomi itu sepolos kertas folio, tanpa coretan atau bahkan garis sekalipun. Tapi bagaimana bisa kamar gadis sepolos itu malah berbau lelaki, pikir Jungkook.
"kau sama saja dengan yang lain." ucap Kyura membuyarkan pikiran Jungkook.
"maksudmu?" tanya pria itu tak mengerti.
"teman lelaki Bomi yang masuk kekamarnya selalu menatap Bomi seperti itu-menganggap yang tidak-tidak tentang Bomi hanya karena aroma ruangan ini." Kyura mendudukkan tubuhnya disofa kamar itu, diikuti dengan Jungkook yang melakukan hal yang sama. Sementara Bomi sibuk menutup gorden jendela.
"ini kamar ayahnya." Tambah Kyura dengan santai.
"lalu kenapa kita kesini?" tanya Jungkook heran.
"karena ini juga kamar Bomi."
Jungkook sukses terkejut. "mereka sekamar?"
Kyura menatap sinis Jungkook yang berekspresi berlebihan. "santai saja, ini tidak seperti yang kau pikirkan, Namjoon ahjussi sangat menyayangi anaknya."
Jungkook melunturkan wajah kagetnya, ia kemudian menatap Bomi yang duduk dikasur dengan tatapan kosong tanpa ekspresi apa-apa. Namun diotaknya memikirkan banyak hal.
Kyura berdecih. "ini alasan kenapa aku benci punya teman pria."
"okay, sudah kupesan!" seru Bomi berbicara tentang makanan dengan menunjukkan layar ponselnya kearah Jungkook dan Kyura. Ia pun segera bergabung dengan keduanya duduk disofa dan berada ditengah antara dua orang itu.
"ra, ayo matikan lampunya." Ucap Jungkook
Kyura pun menaikkan tangannya tanpa mengubah posisi duduknya-tombol mematikan lampu tepat berada diatas kepalanya.
Lampu pun mati, hanya ada cahaya dari ponsel yang dipegang Jungkook saja yang muncul, seketika Bomi mulai berkeringat banyak, ia menyatukan kedua tangannya untuk saling bertautan dan mengarahkan tangannya itu untuk menutup setengah wajahnya.
"belum mulai, mi." Tegur Jungkook yang sadar Bomi mulai ketakutan.
Kyura menatap Bomi cemas, sambil merangkul gadis itu dan mendekatkan dirinya,
dan saat itu juga, Film pun dimulai.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Feeling | KNJ
FanfictionDua pebisnis dari perusahaan elektronik terkemuka di Korea Selatan saling bersaing untuk menjatuhkan, memiliki tampang diatas rata-rata namun kisah masa lalunya begitu menyedihkan. Yang satu menyimpan dendam besar, dan yang satunya lagi adalah korba...