18 : 당신?- Are you?

510 60 0
                                    

Fokus Namjoon harus teralihkan setelah mendapat telepon dari sekolah yang mengatakan bahwa Bomi dijemput pulang karena sakit, ia segera keluar dari ruangannya dan masuk ke mobil tanpa memperdulikan Misoo yang sibuk meneriakinya untuk menghadiri rapat.

Misoo hanya bisa menghela nafasnya dengan berat, jika saja bukan karena alasan khusus tentu ia sudah lama mengundurkan diri dari pekerjaan menyiksa dengan bos yang sering memberinya tugas dadakan semau hati. Misoo bisa saja menunda rapatnya, tapi jika terlalu keseringan tidak baik juga untuk perusahaan, sehingga ia sendirilah yang harus menghadiri rapat itu sebagai perwakilan-selagi rapatnya masih bisa diwakilkan. Bagi Kim Misoo mencatat dan mempresentasikan secara bersamaan sudah menjadi makanan sehari-hari. Satu pesan darinya, Jangan berpikir untuk menjadi sekretaris Kim Namjoon jika yang ada diotakmu hanya sebuah kesenangan bekerja dibawah pimpinan bos yang tampan.

Namjoon turun dari mobil dengan tergesa setelah sampai dirumahnya, membuat Songhee yang tengah berada diruang tamu sambil memainkan ponselnya terkejut karena kedatangan Namjoon yang tiba-tiba.

"dimana Bomi?" tanya Namjoon penuh kecemasan.

"ada dikamarnya."

"bagaimana keadaannya?"

Songhee heran, kenapa Namjoon bertanya demikian. "tentu saja baik, dia sedang bersama teman-temannya diatas."

Namjoon tercekat, ia mengerti sekarang, Jika Bomi sakit tentu Songhee sudah menelponnya, atau bahkan Bomi sendiri yang melakukannya. Namjoon mulai terkekeh sendiri karena telah percaya pada telepon sekolah yang sudah sering mengatakan Bomi pulang karena sakit, tampaknya ia terlambat memahami semua ini. Karena rasa cemasnya membuatnya melupakan semua kebiasaan Bomi yang sering izin pulang dengan alasan sakit yang padahal sakitnya hanyalah pura-pura-Namjoon tau itu karena Bomi sering bercerita.

Namjoon menghela nafasnya lega, pun ia segera mendudukkan tubuhnya diatas sofa untuk tenang sejenak dari kecemasan yang tidak perlu tadi.

"mau kubuatkan teh?" tanya Songhee.

Namjoon menggeleng. "tidak, tidak perlu, aku harus kembali kekantor. Kau tau Songhee? Aku pulang hanya karena pihak sekolah Bomi menelponku dan mengatakan bahwa Bomi izin pulang sebab sakit."

Songhee akhirnya paham, ia mulai tertawa setelah mengangguk-anggukan kepalanya. "pantas saja kau seperti orang gila, masuk kerumah dengan begitu mengejutkan."

Namjoon ikut tertawa, matanya menyipit dan cekungan manis dipipinya terbentuk semakin dalam, Songhee perlahan menghentikan tawanya, menyisakan senyum kagum sebagai suguhan karena melihat Namjoon yang terlewat manis saat tertawa.

Namun tak berlangsung lama, Songhee segera mengganti ekspresinya menjadi senyuman biasa.

"kalau aku tidak menelponmu, kau tidak perlu pulang Joon." ucap Songhee lembut.

"iya benar, tadi hanya kelewat cemas." Namjoon kemudian berdiri.

Songhee pun mengangguk ramah sambil tersenyum. Setelah itu Namjoon segera membawa langkahnya keluar dari rumah untuk masuk ke mobil dan kembali kekantor, Songhee mengantarnya sampai kedepan.

Saat membuka pintu mobil, mata Namjoon menangkap sebuah motor sport didepan mobilnya, ia baru sadar ada kendaraan lain disaana. Pun ia bertanya pada Songhee. "motor siapa itu?"

"Jungkook."

Mata Namjoon melotot seketika. "Jungkook?! Dia dirumahku? Didalam?!"

"i-iya." Jawab Songhee terbata, ada apa lagi dengan Namjoon, pikirnya.

"oh shit!" maki Namjoon kemudian berlari kembali masuk kedalam rumah.

Songhee segera mengejarnya untuk bertanya, tepat didalam, saat akan menaiki tangga, Songhee melihat raut wajah Namjoon yang begitu jelas menunjukkan ketidaksukaan, membuatnya heran dan akhirnya bertanya. "Ada apa? Namjoon-ssi?"

Namjoon menoleh. "ada apa? setelah membiarkan berandal itu masuk kerumahku, kau masih bertanya ada apa?"

Baik, Songhee sama sekali tak mengerti. "apa maksudmu? siapa yang berandal, Jungkook anak baik-baik."

"tapi dia menyukai Bomi!"

"memangnya kenapa?"

"Aku cemburu!" bentak Namjoon dengan nada tinggi tak terkontrol sambil berhenti disana.

Songhee kaget, sama halnya dengan Namjoon yang tak percaya kalimat singkat itu keluar begitu saja dari mulutnya, Namjoon baru sadar bahwa ia kelepasan.

Songhee menatap Namjoon lama, memproses dulu dua kata itu, sedangkan Namjoon mengalihkan wajahnya kekiri-kanan, tidak ingin ditatap dengan wajah kaget Songhee.

"a-apa maksudmu cemburu?" tanya Songhee pelan.

Namjoon tak bisa terus mengalihkan wajahnya, karena kerja otaknya selalu otomatis menatap orang yang mengajak bicara.

"kau menyukai Bomi? Anak angkatmu sendiri?" tanya Songhee lagi. Jelas bukan pertanyaan yang Namjoon inginkan, karena ia tidak akan pernah bisa menggeleng untuk mengelak.

Namjoon dan Songhee sama-sama terdiam, yang satu menunggu jawaban dan yang satunya tak tau harus apa, sampai satu teriakan histeris muncul dari kamar Bomi membuat keduanya sontak menoleh dan langsung berlari kesumber suara dengan tergesa dan penuh kecemasan.

Pintu kamar yang tidak dikunci langsung dibuka Namjoon, ia tersentak beberapa saat melihat kamarnya gelap gulita tanpa cahaya sedikitpun kecuali dari arah sofa.

"apa yang terjadi?" tanya Songhee tepat dibelakang Namjoon.

Namjoon berlari masuk menuju kearah sofa, menghampiri tempat dimana Bomi berada. Sedangkan Songhee dengan cekatan menghidupkan lampu karena ia tau Bomi tidak berani gelap.

Bomi memeluk Kyura dengan erat, tubuhnya bergetar hebat, ia terus berteriak ketakutan dengan tangisan kencang dam terus menenggelamkan kepalanya dalam pelukan Kyura. Namjoon berusaha menyentuhnya, ia terus memujuk Bomi dengan mengatakan tidak ada yang perlu ditakutkan, namun justru kebalikannya yang terjadi sekarang, Bomi malah semakin berteriak, ia menepis kuat tangan Namjoon seolah tak ingin dipegang.

Namjoon terpaksa harus menggunakan sedikit tenaganya untuk menarik paksa tubuh Bomi dari Kyura, karena Kyura sungguh bukanlah tempat yang pas untuknya berlindung, tubuh temannya itu bahkan lebih kecil darinya, dan Kyura juga meringis kesakitan saat Bomi terus mencengkram bajunya bersamaan dengan kulitnya.

Namjoon menarik Bomi, dan memindahkan tubuh gadis itu kedalam dekapannya sambil mengarahkan kepalanya untuk tenggelam disana-didada bidang Namjoon. Namjoon mengelus punggung Bomi dengan lembut guna menenangkan, dan terus merapalkan kalimat "tenanglah, its okay" seolah kalimat itu adalah mantra.

Dan sepertinya memang mantra, karena perlahan teriakan Bomi menghilang, hanya tangis dalam diam dan tubuh yang bergetar masih disana.

"Eonnie! Ambil air! Dan telpon ambulance!" pekik Kyura menyadarkan Songhee.

Songhee segera mengangguk dan berlari keluar kamar, ia cukup cekatan, tapi jika sesuatu mengejutkan terjadi maka otaknya seolah diam membeku dan tak bekerja. Hanya diam dan terus memperhatikan tanpa tau harus berbuat apa. Itulah Jang Songhee.

"apa yang terjadi?!" bentak Namjoon cukup membuat Kyura dan Jungkook terkejut.

"Aaaa!! Dad!" pekik Bomi kembali muncul, bentakan Namjoon tampaknya membuat dia takut.

Jungkook menatap Bomi heran untuk sesaat. Namun kembali fokus saat Kyura mulai berbicara.

"Ahjussi, k-kami tadi, ah-kami" ucap Kyura yang sama sekali bukan berbicara, hanya gugup yang ada disana.

"katakan Kyura!" bentak Namjoon lagi. Bersamaan dengan lirihan Bomi yang tidak disadarinya.

Tapi Jungkook melihat hal itu, karena ia terus memperhatikan Bomi setiap kali gadis itu bersuara. Kyura masih bingung disana, tak berani meneruskan kalimatnya karena takut akan kemarahan Namjoon, sekalipun ia belum pernah mengalaminya langsung.

"kami hanya menonton film horror tadi." Ucap Jungkook mulai bersuara.
Namjoon membulatkan matanya.

"film horror?! dia punya fobia terhadap itu!" bentak Namjoon dengan begitu kencang, jika saja Bomi tidak berteriak saat mendengar bentakannya, mungkin ia sudah menghabisi Jungkook saat itu juga.


***

Wild Feeling | KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang