#5

758 145 18
                                    

"Kenapa lo lihat-lihat?" Tanya Aca kepada Alaska, tanpa melihat kearah cowok itu Aca sudah bisa tebak kalau Alaska langsung membuang mukanya dari wajah Aca.

Alaska sebenarnya malas sekali beradu argumen kembali dengan Aca, tetapi ia melihat kening aca terkena cat dan tanpa aba-aba dirinya langsung mengambil tisu dan menghapusnya. Alaska menyingkirkan poni tipis Aca untuk lebih dekat dengan cat tersebut, kini jarak antara ke duanya semakin dekat, Aca hanya mampu diam menerima perlakuan dari Alaska. Tidak ada yang tahu, bagaimana bunyi kedua detak jantung mereka saat ini. Aca melihat ketampanan Alaska dari dekat dan mampu membuat bibir nya melengkung sempurna.

"Ngapain senyum? Baper?" Ucap nya. Perkataan Alaska mampu membuat Aca kaget dan langsung menjauh dari hadapan cowok itu.

"Bukan nya lo duluan yang pegang gue?"

"Terus kenapa? Mau di pegang lagi?"

"Nggak jelas!"

Aca langsung bergegas merapihkan peralatan cat nya dan pergi meninggalkan Alaska. Alaska hanya mampu terdiam melihat kepergian Aca, entah apa yang menyihir dirinya saat ini tapi Alaska benar-benar suka melihat tingkah Aca yang jutek kepadanya.

"Ck, dasar cewek."

🍭🍭🍭

"Ngapain lo disini? Kayak orang banyak masalah aja!" Suara seseorang membuat Aca mendongak menatapnya. Bola matanya mendongak saat melihat Alaska sudah duduk di sampingnya dengan tatapan heran.

"Emang gue lagi banyak masalah." Ucap Aca sambil berdiri dari duduk nya.

Kini pergerakan Aca terhenti saat tangan kekar menarik pergelangan tangan kanan nya itu. "Sini dulu, duduk. Siapa tau gue bisa jadi pendengar baik lo."

"Gue mau balik!"

"Yaelah, Ca. Lo kenapa sih sensi banget sama gue?"

"Ya emang gue mau balik, Al."

"Ayu sama Aldo aja masih cari makan buat kita. Kalau lo mau balik duluan nggak apa-apa sih biar gue yang makan jatah lo."

Tanpa berniat menjawab satu kata-pun, Aca kini kembali duduk di samping Alaska. Sikap Aca tadi membuat Alaska senyum penuh kemenangan.

"Gimana? Masih nggak mau cerita?"

"Cerita soal apa?"

"Si kancil yang mencuri ketimun, Ca. Mau dengar nggak?"

"Mau dongeng?"

"Natasya, cerita tentang masalah lo ke gue lah. Siapa tau bisa buat pikiran lebih plong."

"Gue nggak tau harus mulai cerita dari mana, Al. Masalah gue banyak, dan itu selalu jadi beban tersendiri."

"Jangan pernah jadiin masalah itu sebagai beban, Ca. Tapi jadiin masalah itu sebagai rasa semangat lo, tujuan utama lo untuk bangkit."

Kalimat yang keluar dari mulut Alaska, mampu membuat Aca melihat kearah nya. Kalimat itu seketika menyihir rasa sedih nya menjadi rasa nyaman dan bahagia. Kalimat itu, seperti yang pernah Ibu Aca katakan, kalimat yang sama dan masih membuat rasa nyaman setiap mendengarnya.

"Nyokap gue juga pernah bilang begitu."

"Yaudah mulai malam ini, lo panggil gue Ibu ya." Ledek Alaska, tetapi hal itu mampu membuat Aca tertawa.

MAGIC IN CAFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang