#37

291 20 4
                                    

Kalau memang kau ditakdirkan untukku, kita pasti akan bersama kembali pada waktu yang ditujukan.

•••

Terjadi lagi, yang ku takuti.

Kau bukan milikku lagi.

Kiniku harus menahan rasa, rindu yang meradang.

Kamu sedang apa, sekarang kau dimana?

Ku 'tak lagi tahu.

Air mata Aca seketika menetes saat mendengar lagu yang terpasang pada earphone miliknya.

Ku 'tak tahu caranya.

Untuk mengungkapkan rindu ini.

Biarlah rangkaian nada ini sampaikan, kepada dirimu.

Rindu yang 'tak terucap.

Tokk tokk tokk..

"Masuk." Ucap Aca, sambil menghapus air mata yang membasahi pipinya.

"Ca? Lo ikut kita nggak hari ini?"

"Kemana?"

"Gue sama Aldo mau ke percetakan, dengar-dengar sekitar sini ada percetakan yang bagus untuk buat surat undangan."

"Nggak deh, gue tunggu Villa aja. Nggak apa-apa kan?"

"Oh gitu, yaudah gue sama Aldo tinggal sebentar dulu ya."

Aca tersenyum lalu mengangguk. Ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di Villa yang pemandangan nya cukup indah ini, karna jarang sekali pemandangan seperti ini bisa dilihat di Kota Jakarta apalagi di tempat Aca tinggal, malah hampir tidak ada.

Setelah mendengar suara mesin mobil milik Aldo menjauh, Aca memutuskan untuk pergi berjalan-jalan sekitar Villa, menghirup udara segar didekat perkebunan. Benar-benar indah dipandang mata, semua warga setempat berantusias memetik daun teh dan ada beberapa anak kecil sedang bermain disekitar kebun, menambah suasana yang cukup nyaman bila dirasakan.

"Permisi, Neng." Sapa para pekerja di kebun.

"Silahkan, Bu." Aca tersenyum sangat ramah kepada wanita tua dihadapannya.

"Neng cantik bukan asli orang sini ya?"

"Hehe, iya bu. Saya dari Jakarta, sengaja kesini untuk berlibur."

"Pantas saja, mana ada orang desa secantik kamu."

Tanpa berniat untuk menjawab, ia hanya tersenyum hangat sambil melanjutkan perjalanan nya.

Hati gadis itu masih tidak menentu, perasaannya sangat campur aduk tentang kesedihan sekaligus kebahagiaan yang ia rasa. Aca masih menahan berjuta kesedihan atas kejadian yang menimpa nya beberapa minggu lalu serta perpisahan dirinya dengan Alaska. Disisi lain Aca harus merasa bahagia atas yang diterima oleh kedua sahabatnya, Ayu dan Aldo bagaimana juga mereka berdua akan segera menikah dan itu yang sudah Aca harapkan kini menjadi kenyataan.

MAGIC IN CAFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang