"Permisi, satu ice greentea?" Tanya Alaska kepada Revan yang sedari tadi membaca koran dari bawah meja Cafe.
"Iya, Mas taro di meja aja."
"Baik, silahkan di nikmati."
Saat Alaska ingin kembali ke dapur, tiba-tiba Revan memanggilnya, "Mas?"
"Ada yang bisa dibantu?"
"Aldo nya ada nggak? Saya mau ketemu sama dia, boleh?" Revan meletakan koran yang ia baca itu diatas meja. Mata nya kini bertemu dengan sosok yang sudah lama tidak ia jumpa lagi setelah peristiwa penculikan Dinara.
"Alaska?"
"Cih, gue pikir lo udah mati."
"Jadi lo sama Dinara tetap mengira gue udah mati? Ck. Dasar teman sampah!"
Brakk!
Alaska menggebrak meja yang ada dihadapan Revan, ice greentea yang tadi berdiri tegak pada gelas indah sekarang sudah tumpah jatuh ke lantai. Para pengunjung kini berdiri ketakutan melihat kedua cowok tampan sedang bertatap penuh amarah.
"Lo teman sampah, Al! Sampah hidup lo yang dibuang gitu aja sama Dinara setelah dia dapat cowok yang lebih baik dari lo!"
"Sungguh miris."
Alaska tidak segan memukul rahang cowok dihadapannya. Mereka berkelahi, Revan tidak terima ketika dihajar oleh Alaska sehingga ia membalas. Aldo berusaha memisahkan keduanya, namun tidak bisa.
"Alaska, lo sampah Alaska!"
"Brengsek lo!"
Bibir Revan sudah robek karna ulah Alaska, darah merah segar kini mengalir, cowok itu seperti hilang kendali. Ketika Alaska hampir saja melempar kursi kearah Revan, Aca berhasil melerai keduanya.
"Stop!"
Alaska tidak memperdulikan ucapan Aca, ketika kursi tadi berhasil ia letakan kembali namun tangannya tidak akan berhenti memukuli Revan yang sudah lemas di bawah sana.
"Alaska stop!"
"Berhenti Alaska!"
Aldo nekat untuk menarik tangan Alaska menjauh dari Revan tetapi tidak bisa, tenang cowok itu lebih kuat dari Aldo seorang diri. Para pengunjung Cafe sudah pergi sejak beberapa menit yang lalu. Keadaan Cafe juga sudah berantakan karna Alaska melempar tubuh Revan kearah meja customer yang masih banyak sisa makanan, sehingga semua itu berantakan jatuh kelantai.
"Alaska aku bilang berhenti! Atau kita putus!"
Alaska mendengar ucapan Aca, ia langsung menghentikan gerakannya. Amarah terus saja ada pada pandangan Alaska kepada Revan, ia hanya mampu menggenggam tangannya erat, kesabaran Alaska pasti akan habis ketika ia dihadapkan dengan seorang Revan, musuhnya di masa lalu.
"Berhenti! Kamu apa-apaan sih, Al? Lihat semua, berantakan. Costumer kita juga pada pergi karna takut sama kamu!" Bentak Aca kepada Alaska.
Bahkan Aldo dan Ayu tidak bisa berbuat apa-apa sekarang, mereka seperti patung saja. Tidak mengerti permasalahan dan jalan ceritanya. Aldo membantu Revan berdiri menyeimbangkan tubuhnya untuk dapat duduk dikursi. Banyak lebam di wajah Revan, bibirnya seperti robek dan ada darah mengalir dari sudut bibirnya. Ia masih terbatuk, merasakan sesak di dada setelah Alaska terus saja mengincar dada bidang Revan untuk sasaran pukulan.
"Revan lo nggak apa-apa?" Tanya Aca.
"Ca?"
Aca tidak memperdulikan sapa-an dari Alaska, gadis itu sepertinya marah dengan Alaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC IN CAFE [END]
Teen Fiction[ CERITA INI IKUT SERTA DALAM #WWC2020 ] TAMAT~ {Dimulai 21 Oktober 2020 - 8 Desember 2020} MAGIC IN CAFE Rank 🏆 #1 Contest (06/10/2021) #1 Kopi (01/09/2022) #1 Teamwpindo (02/10/2021) #2 Writing (05/10/2021) #4 WWC2020 (02/10/2021) #9 Natasya (08...