#9

346 91 14
                                    

Terima kasih telah mengizinkan aku mengenal dirimu, walau tidak kau beri kesempatan untuk aku memiliki mu.

•••

"Aldo, Aca mau di nyanyiin!" Rengek Aca sambil memegang bahu cowok di samping nya itu.

Sudah hampir 1 jam Aldo menemani adik nya untuk latihan teater di rumah Aca, karna adik nya dengan keponakan Aca satu sekolah. Adik-adik mereka ber-teater untuk memeriahkan acara ulang tahun sekolah minggu depan. Aldo yang sekalian mencari kesempatan di dalam kesempitan ini-pun langsung masuk ke dalam kamar Aca melalui kaca jendela kamar Aca.

Kebetulan Ayu kini sedang mengantar Tante Ana untuk membeli keperluan rumah di supermarket depan gang. Sejak dari SMP, Aldo, Aca serta Ayu sering bermain di jendela kamar Aca. Entah mereka berbincang sambil memakan kue buatan Tante, atau sekedar mencontek PR Aca sewaktu sekolah, dan masih banyak lagi hal yang mereka kerjakan.

"Idih. Kok tumben lo mau gue nyanyiin?"

"Udah lama Aldo nggak baik ke Aca kayak dulu."

"Astaga, Ca. Sekarang gue jahat emangnya?" Ia terkekeh geli saat mendengar pernyataan Aca yang mengatakan seperti itu pada dirinya.

Aca memang anak yang manja kepada orang-orang terdekat, tetapi anak manja seperti Aca bisa masuk kategori gadis mandiri juga. Sejak ia tinggal bersama Tante Ana dan Sharen, Aca jarang meminta uang untuk membeli keperluan nya atau membayar uang spp sewaktu sekolah. Aca selalu bekerja, ia mencari uang untuk menutupi keperluan nya dengan bekerja sampingan serta berjualan di waktu libur.

"Iya, lo jadi lebih emosian." Jawab Aca sambil menunduk.

Tangan kanan Aldo menyelipkan rambut pirang Aca ke belakang telinga gadis itu, menatap Aca dalam-dalam. Aldo mencari cahaya di dalam mata Aca, cahaya kasih sayang untuk dirinya. Namun Aldo tidak menemukan apa-apa, lain hal seperti dirinya yang selalu mempunyai tatapan intens tersendiri untuk Aca.

"Natasya, sayang. Mau gue nyanyiin lagu apa?"

Deg. Pertanyaan Aldo mampu membuat jantung Aca berdebar kencang tidak seperti biasanya. Aldo memang sering memanggil Aca dengan sebutan seperti itu. Namun, malam ini beda. Panggilan itu terdengar sangat romantis, dan menghapus status 'sahabat' di antara mereka.

"Aldo! Jangan liatin gue kayak gitu." Aca menjauhkan wajah Aldo dari hadapan nya dengan tangan mungil milik Aca.

"Kenapa, Ca? Takut jatuh cinta ya?"

"Aldo!"

Lelaki itu masuk kedalam kamar Aca untuk mengambil gitar. Lalu menarik gadis cantik itu untuk ikut bersama nya ke taman samping rumah Aca.

Aldo mempersilahkan Aca untuk duduk, dan kini jari-jemari milik cowok itu memetik senar demi senar dengan merdu. Aldo memang pandai bermain alat musik yang satu ini, bahkan setiap ada classmeeting atau lomba peringatan hari nasional Aldo selalu menjadi murid andalan teman-teman di kelasnya.

"Natasya Winanta." Panggil Aldo dengan lembut.

Aca hanya mampu mengangguk, ia terus memandangi nikmat karunia Allah di hadapannya.

Kau begitu sempurna ..

Satu persatu lirik lagu-pun keluar dari bibir Aldo.

Di mataku kau begitu indah

Kau membuat diriku, akan slalu memujamu.

MAGIC IN CAFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang