Sebagaimana kita mencintai, begitulah kita dicintai.
•••
"Revan?"
"Hei, Ca."
"Lo ngapain didepan rumah gue malam-malam gini?"
"Mau bilang makasih ke lo."
"Makasih? Untuk apa?"
"Emm.. Untuk tadi."
Aca tidak mengerti dengan maksud dan tujuan cowok itu, saat ini Revan sudah berada didepan rumah Aca.
"Tadi apa?" Tanya Aca yang semakin bingung.
"Lo obatin luka gue, boleh nggak sebagai balasan terima kasih nya malam ini kita makan?"
"Makan? Sekarang sudah jam 11 malam, restaurant mana yang masih buka jam segini?"
"Ada kok, mau tau? Ikut gue sebentar ayo, Ca."
"Tapi jangan lama-lama ya, takut Tante gue khawatir nanti."
"Iya, sebentar aja kok."
"Yaudah gue ambil tas kedalam dulu sebentar."
Revan hanya mengangguk, cowok itu kini menunggu kedatangan Aca kembali dari dalam rumahnya. Memang agak sedikit nekat, tapi itu-lah Revan, seorang cowok yang selalu mempunyai segala cara untuk wujudin apa yang ia inginkan.
Sambil menunggu kedatangan Aca, Revan mengambil handphone didalam saku celana lalu mencari nomor seseorang di layar tersebut.
"Halo, Di."
"..."
"Lo sibuk nggak? Ikut gue sebentar yuk."
"..."
"Nggak lama kok, gue punya kejutan untuk lo."
"..."
"Alamat nya gue share ya. Sampai ketemu nanti sayangku."
Tidak lama kemudian Aca keluar, dengan menggunakan kaos lengan panjang dan celana jeans pendek untuk Aca menerima ajakan dadakan dari Revan.
"Sudah siap?"
"Yuk! Nanti takut kelamaan."
"Oke, lo masuk duluan aja kedalam mobil. Gue mau ngabarin teman dulu."
Aca menuruti apa yang sudah di perintahkan oleh Revan, ia masuk ke dalam mobil cowok yang baru dikenalnya. Revan-pun mengemudikan mobil tersebut, pandangan nya hanya ter-fokus pada jalanan yang sudah cukup sepi. Bahkan Aca tidak tau mau dibawa kemana dirinya, tapi Aca mengenal jalan yang Revan lalui kini mengarah ke lampu merah jalan utama dekat dengan apart mewah di Jakarta.
Mesin mobil di matikan tepat di depan club yang tidak jauh dari apart tempat Revan tinggal. Disini pula Revan berjanjian dengan Dinara, ditempat yang sudah menjadi saksi bisu pertemanan ia, Alaska dan gadis bernama Dinara.
"Ngapain lo bawa gue ketempat ini?" Tanya Aca dengan gugup.
"Lo tenang aja, Ca. Gue nggak akan macam-macam kok. Cuma tempat ini yang buka sekarang, didalam juga ada makanan yang enak kok."
"Kita pulang aja ya, gue capek mau istirahat."
"Sebentar aja kok, Ca. Nggak lama, lo mau kan temenin gue?"
"Janji jangan lama ya?"
"Iya, Aca."
Revan membukakan pintu mobil untuk Aca, saat ini langkah mereka berdampingan. Aca mengikuti kemana arah Revan akan melangkah. Mereka duduk di kursi dekat pintu masuk, disana sangat ramai, dentuman suara musik yang keras langsung menyerang pendengaran Aca serta bau alkohol yang menusuk penciumannya, semakin membuat Aca tidak nyaman berada ditempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC IN CAFE [END]
Teen Fiction[ CERITA INI IKUT SERTA DALAM #WWC2020 ] TAMAT~ {Dimulai 21 Oktober 2020 - 8 Desember 2020} MAGIC IN CAFE Rank 🏆 #1 Contest (06/10/2021) #1 Kopi (01/09/2022) #1 Teamwpindo (02/10/2021) #2 Writing (05/10/2021) #4 WWC2020 (02/10/2021) #9 Natasya (08...