Aku bisa jatuh cinta pada seseorang dalam waktu sekejab. Namun untuk soal melupakan, aku bisa butuh waktu setahun atau bahkan selamanya.
-An.•••
Ayu kini berjalan menuju minimarket untuk membeli pembalut karna ia harus datang bulan dadakan siang ini. Dengan wajah yang sedang cemberut, mau tidak mau dirinya harus berjalan kaki karna Ayu tidak bisa mengendarai Mobil Aca yang terparkir di depan Ruko, terlebih Aldo dan Aca belum pulang dari tempat pembuatan Banner.
Langkah kaki Ayu terhenti saat menemukan sosok orang yang ia kenali. Dari arah berlawanan, terlihat seseorang yang sedang celingukan mencari sesuatu di dekat sana. Ayu-pun berniat menghampiri orang tersebut.
"Hei!" Sapa nya dengan nada gembira.
"Astagfirullah.." Orang yang di hampirinya--pun kaget karna suara Ayu yang begitu kencang.
"Eh, maaf ya buat lo jadi kaget."
"Nggak apa-apa kok."
"Lo habis ngapain disini?"
"Habis meeting tadi di restaurant depan situ. Lo sendiri ngapain disini?"
"Mau ke minimarket, tiba-tiba datang bulan. Hehe" Jawab Ayu dengan malu-malu.
"Mau gue antar?"
"Nggak usah, dekat juga kok."
"Nggak apa-apa, sekalian gue mau beli barang juga. Ayo!" Tanpa mendapat izin dari lawan bicaranya, pergelangan tangan Ayu-pun di raih oleh laki-laki itu dan dirinya hanya mampu mengikuti kemana arah kaki orang tersebut membawanya.
"Yaudah deh boleh, lo temenin gue." Dewi keberuntungan sedang berpihak kepada Ayu, ia tidak perlu capek-capek berjalan kaki, kini dirinya masuk ke dalam mobil mewah berwarna hitam milik Alaska.
Tidak ada percakapan di dalam sana, baik Ayu maupun Alaska, mereka berdua hanya mampu diam hingga mobil hitam itu berada di depan minimarket.
"Sudah sampai nih." Kata Alaska, yang mampu membuyarkan lamunan Ayu detik itu juga.
"Eh? Udah sampai ya?" Tanya Ayu celingukan. Sedari tadi Ayu sedang melamun dengan khayalan-khayalan membahagiakan ala dirinya.
Tanpa berniat ingin menjawab, Alaska kini sedang melepas seat belt yang menempel pada dirinya. "Bisa di buka nggak, Yu?" Tanya Alaska spontan karna melihat tangan Ayu kesusahan membuka seat belt nya.
"Bisa, Al. Ini udah kebuka." Ayu kini membuka pintu mobil, dan berniat keluar terlebih dahulu sebelum Alaska melihat pipi nya yang sudah memerah.
Alaska merasa ada warna lain yang berada pada celana Ayu saat ini, celana berwarna abu-abu itu terdapat bercak merah kecoklatan dibelakang sana. Alaska langsung melepas kemeja yang ia kenakan sehingga hanya memperlihatkan kaos hitam dan kalung bintang yang terlilit di leher putihnya itu. Ketampanan Alaska bertambah 80% sehingga mampu membuat siapa saja ternga-nga saat melihat dirinya.
"Ayu! Kayaknya lo bocor deh."
"HAH?" Ingin rasanya Ayu menghilang sekarang juga dari hadapan Alaska. Ia sangat malu.
"Serius, itu ada bercak di celana lo."
"Yah, gimana dong Al?" Tanya nya kikuk dan penuh kebingungan. Hari ini memang hari pertama Ayu datang bulan jadi pasti tidak heran bila 'keluar banyak'.
"Nih lo pake kemeja gue dulu buat nutupin noda nya. Terus lo diem di sini aja biar gue yang ke dalam beliin pembalut." Jawab Alaska dengan santai.
Bukan nya menjawab, Ayu malah diam di tempat dengan pipi nya yang memerah. Alaska tahu hal itu, Ayu bukan cewek pertama yang ia perlakukan seperti ini. Alaska-pun sudah tidak canggung lagi dengan benda semacam pembalut, karna hampir setiap bulan Tante Dewi, istrinya Om Dewo pasti menyuruh Alaska untuk membeli pembalut. Bahkan Alaska-pun sering membelikan obat pereda nyeri haid di warung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC IN CAFE [END]
Teen Fiction[ CERITA INI IKUT SERTA DALAM #WWC2020 ] TAMAT~ {Dimulai 21 Oktober 2020 - 8 Desember 2020} MAGIC IN CAFE Rank 🏆 #1 Contest (06/10/2021) #1 Kopi (01/09/2022) #1 Teamwpindo (02/10/2021) #2 Writing (05/10/2021) #4 WWC2020 (02/10/2021) #9 Natasya (08...