Suasana di Cafe siang ini berbeda, tidak seperti biasanya yang terdapat 3 orang sedang bekerja di dalamnya. Kini, hanya ada Aca dan Aldo yang sedang melayani para customer. Aca-pun sedari tadi melamun memikirkan sahabatnya, Ayu semalam pergi dan izin kepada Tante Ana untuk tinggal bersama Tante nya di daerah Jakarta, namun tidak ada yang tau keberadaannya saat ini dimana. Entah Aca, Aldo maupun Alaska sudah berusaha menghubungi Ayu namun tidak ada yang mendapat respon.
Aca tidak pernah membayangkan nasib persahabatan nya akan menjadi seperti ini, ia begitu menyesal karna tidak mengetahui isi hati Ayu sebelumnya. Aldo berusaha meyakinkan Aca bahwa Ayu akan kembali lagi kepada mereka dalam waktu dekat, namun rasa sedih dan sesak masih ia rasakan. Aca tidak masalah bisa Ayu harus memaki dirinya seperti kemarin, asal Ayu tidak pergi meninggalkan nya seperti sekarang ini.
Semalam, setelah Aldo menemui Aca di minimarket, gadis itu menceritakan kejadian awal nya pertengkaran ia bersama Ayu. Aldo sudah lebih dulu di ceritakan oleh Alaska, dan ke-khawatir-an dirinya selama ini kepada Alaska ternyata benar kalau cowok itu menyukai sahabatnya.
"Ca, jangan melamun terus."
"Aca sedih. Kangen sama Ayu, Do."
"Anggap aja Ayu lagi pergi sekarang, dia nggak bisa bantu kita hari ini di Cafe."
"Kalau itu akan terjadi selamanya gimana?"
"Secepatnya kita selesaikan masalah ini, Ca. Gue akan bantu kalian berdua baikan."
"Kalau nyatanya Ayu nggak mau maafin gue gimana ya?"
"Aca, jangan mikir yang nggak-nggak dulu. Gue yakin kok Ayu juga masih sayang sama lo, dia hanya butuh waktu aja buat sendiri dulu."
"Janji ya, bantu gue sama Ayu baikan?"
"Janji, Ca. Kita akan bangun Cafe ini lagi bertiga."
"Bertiga." Aca tersenyum. Ia merasa tenang dengan jawaban Aldo.
Aca kini berada di dapur untuk memanggang roti dan sosis, ia menggantikan pekerjaan yang biasanya menjadi tugas Ayu.
Pintu Cafe terbuka, menghadirkan sosok yang saat ini Aca berusaha untuk hindari. Ia kembali menutup pintu dengan perlahan, langkah kaki nya kini menuju ke meja bar.
"Ada yang bisa gue bantu?" Ucapnya kepada cowok yang sedang memegang gelas kopi.
"Eh, Al. Lo ada apa kesini? Nggak kerja?"
"Udah beres semua kerjaan gue. Sengaja selesai cepat biar bisa bantu kalian berdua di Cafe."
"Kayaknya jangan dulu deh, Bro. Aca lagi sentimen sama lo, dari pada nanti gelas-gelas disini pada pecah kan bahaya."
"Tapi gue niat bantu kalian ikhlas banget, Do."
"Nggak usah!" Suara itu terdengar dari depan pintu dapur.
"Kan gue bilang juga apa, akan ada gelas yang pecah nih sebentar lagi." Kata Aldo, ia langsung menghampiri Aca untuk memberi penjelasan tentang kehadiran Alaska.
"Ngapain lo ketempat gue? Mau hacurin apa lagi setelah yang terjadi sama gue dengan Ayu kemarin?"
"Gue minta maaf, Ca. Sekarang niat gue cuma mau bantu kalian di sini, pasti keteter kan karna nggak ada Ayu?"
"Ayu nggak ada juga karna ulah lo!"
"Gini Ca, gue nggak bela siapa-siapa. Cuma niat Alaska udah baik untuk bantu kita, jadi lo jangan marahin dia dulu ya." Ucap Aldo yang sedang berusaha menenangkan Aca.
"Lo rela liat persahabatan kita hancur, Do?"
"Lagipula bukan cuma gue yang Ayu suka kan? Sebelumnya Ayu suka sama Aldo. Apa lo musuhin Aldo juga karna hatinya lebih pilih lo, Ca? Nggak kan? Terus kenapa lo seenaknya marahin gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC IN CAFE [END]
Teen Fiction[ CERITA INI IKUT SERTA DALAM #WWC2020 ] TAMAT~ {Dimulai 21 Oktober 2020 - 8 Desember 2020} MAGIC IN CAFE Rank 🏆 #1 Contest (06/10/2021) #1 Kopi (01/09/2022) #1 Teamwpindo (02/10/2021) #2 Writing (05/10/2021) #4 WWC2020 (02/10/2021) #9 Natasya (08...