#17

211 50 5
                                    

"Mba, saya pesan coklat panas satu sama roti bakar keju di takeaway ya."

"Baik, silahkan di tunggu terlebih dahulu pesanannya." Ucap Aca sambil tersenyum ramah kepada customer.

"Itu siapa Mba? Suami nya ya? Ganteng banget sih."

"Yang mana?"

"Itu loh yang di bar." Jawab sang customer sambil menunjuk kearah Alaska.

"Bukan Mba, itu teman saya." Ia-pun tersenyum kikuk, berharap semoga saja Alaska tidak mendengar perkataan customer tadi yang bilang dirinya suami Aca.

"Alhamdulillah.. Salam ya Mba sama Mas ganteng itu." 

Aca hanya mampu mengangguk pasrah, ini bukan sekali atau dua kali ia mendapatkan customer yang genit seperti Mba tadi. Terlebih saat yang menunggu Cafe ini Aldo dan Alaska, semua pengunjung seketika bisa berubah menjadi para gadis-gadis centil berseragam putih biru dan putih abu-abu.

"Al, sebentar lagi kita close order ya."

"Oke Bu Bos."

Aca kini membalikan papan open menjadi close di depan pintu. Ia merapihkan kursi-kursi untuk di naikan keatas meja yang kosong. Di susun nya kursi-kursi tersebut agar lantai mudah di bersihkan. Sekarang hanya tersisa satu table lagi, Aca-pun bersiap untuk mengambil air didalam ember.

Hari ini Cafe memang cukup ramai, walau hanya Alaska dan Aca berdua saja, namun semua bisa terselesaikan dengan rapih tidak seperti kemarin saat dirinya dengan Aldo yang pulang meninggalkan piring dan gelas kotor serta sampah-sampah di bawah meja. Saat customer terakhir menyelesaikan makannya lalu pulang, Alaska membawa piring serta gelas kotor itu kedalam dapur, ia mencucinya lalu meletakan benda beling tersebut di dalam lemari yang sudah tersusun benda yang sama sebelumnya.

"Lo mau ngapain?"

"Nge-pel, udah gue sapu tadi."

"Sini, biar lo duduk aja." Alaska merebut pegangan kain pel dari tangan Aca.

"Nggak usah, gue aja. Mending lo yang istirahat kasihan dari tadi lo terus yang kerja."

"Cie perhatian." Ucapnya sambil mencolek pipi kiri Aca yang tertutup sedikit rambut.

"Apa sih. Nggak usah narsis!" Aca mencipratkan air di dalam ember kearah Alaska.

"Dih, ngajakin main air nih? Oke." Alaska-pun membalas cipratan Aca, diambilnya air dari dalam ember pel tadi untuk di arahkan pada gadis itu.

"Alaska basah tau." Bukan marah, namun Aca terlihat sangat bahagia dengan permainan malam ini, ia mencipratkan kembali air ketubuh Alaska.

"Haha, sini lo!"

"Alaska lepasin! basah tau."

Kini tubuh Aca sudah berada didalam dekapan Alaska, cowok itu mengambil kesempatan saat Aca sudah tidak bisa kemana-mana lalu Alaska mencipratkan air tersebut tepat di wajah gadis tersayang nya.

"Nih air biar segar malam-malam cuci muka!"

"Alaska!"

Saat Aca ingin melepaskan dekapan Alaska, tidak sengaja kaki Aca menyenggol ember pel tadi sehingga menyebabkan semua air didalam sana tumpah keseluruh Cafe. "Alaska!" Teriak gadis itu.

"Yah basah semua, Ca."

"Haha! Bikin lembur aja nih kerjaan."

"Kalau lemburnya berdua sama lo nggak apa-apa deh."

"Dasar cowok modus!"

"Kalau gue modusnya cuma ke lo doang nggak boleh emang nya, Ca?"

Aca yang sedang meng-pel lantai kini sudah dibuat salah tingkah oleh pertanyaan Alaska. Ingin sekali dirinya berteriak saat tangan cowok itu menarik dirinya dan menyebabkan sepasang mata mereka saling bertemu. "Biar gue aja yang pel. Lo istirahat dulu, jangan kecapean." Ucap Alaska dengan lembut. Cowok itu merapihkan poni rambut Aca yang berantakan dan tersenyum kearah gadis itu.

MAGIC IN CAFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang