#11

281 79 15
                                    

Senyum kamu indah, banyak yang menginginkan kamu tersenyum. Maka dari itu, jangan pernah menangis. Apalagi sampai aku yang membuatmu menangis.

•••

"Kenapa, Ca?" Ayu bertanya kepada Aca yang sedari tadi menatapnya.

"Gue boleh cerita?"

"Boleh dong! Apa? Cerita aja."

"Lo mau tau apa penyebab gue berantem sama Aldo?"

Setelah mendengar pertanyaan itu, Ayu yang tadi sedang memakai liptint kini menghentikan aktivitas nya. "Mau. Kenapa lo?"

"Aldo nyatain cinta nya sama gue."

Mata Ayu melotot lebih besar dari biasanya, liptint yang ia kenakan mencoret pipinya. Harusnya Ayu sudah tidak perlu kaget lagi, karna sudah sejak kelas 3 SMP ia mengetahui kalau Aldo mempunyai perasaan yang lebih kepada Aca.

"Terus lo bilang apa?"

"Gue kabur ke kamar, Aca kecewa sama Aldo, Yu."

"Kecewa?" Ayu sekarang merubah posisi duduk nya.

"Gue pikir selama kita bertiga sahabatan nggak akan ada yang jatuh cinta di antara kita."

"Aca, persahabatan laki-laki dan perempuan mustahil kalau nggak ada rasa lebih di dalamnya. Terus, respond lo ke Aldo gimana sekarang?"

"Gue sedih, Yu. Kecewa banget sama perasaan nya Aldo. Kenapa dia bisa jatuh cinta sama gue padahal dia tau kalau kita cukup sahabatan aja."

"Lo egois sih, Ca! Asli. Pemikiran lo nggak bisa kayak gitu. Perasaan akan tetap menjadi perasaan, Ca. Jangan pernah menyalahkan hati Aldo ke lo."

"Tapi gue nggak bisa marahan sama dia lama-lama. Aca kangen Aldo yang dulu."

"Nggak ada yang salah kalau kita punya rasa lebih ke sahabat sendiri, Ca. Dan nggak ada yang salah juga kalau kita mengorbankan perasaan kita untuk melihat sahabat bahagia." Ayu tersenyum sinis.

"Maksud lo? Mengorbankan perasaan sendiri untuk melihat sahabat bahagia?"

"Nggak. Lupain aja kata-kata tadi. Terus lo udah coba hubungin Aldo?"

"Belum, tadi Aldo terakhir telpon gue jam 6 pagi. Tapi--"

"Tapi apa?"

"Nggak gue angkat."

"Dasar lo!"

"Gue harus apa, Yu?"

"Maafin Aldo, Ca. Maafin dia kalau lo nggak mau kehilangan sahabat seperti Aldo. Lupain semua kejadian malam itu, anggap nggak terjadi apa-apa, dan lo harus jelasin semuanya sama dia tentang perasaan lo yang sebenarnya."

"Apa Aldo mau ngerti?"

"Pasti. Aldo cowok dewasa, Ca. Kita berdua kan sama-sama tau gimana sifat asli Aldo. Dia cowok baik kan?"

Aca tersenyum mendengar nasihat dari Ayu. Ayu memang pendengar sekaligus penasihat ter-favorite Aca setelah Tante Ana. Kata-kata Ayu selalu sangat berpengaruh besar dalam hidupnya sejak ia masih memakai seragam putih biru.

MAGIC IN CAFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang