Tepat pukul 16:30 kaki Alaska terhenti tepat di bundaran taman dekat Cafe, matanya tertuju pada penjuru taman melihat sekeliling yang begitu ramai sehingga ia tidak bisa melihat dimana keberadaan Ayu, maupun Aldo. Saat Alaska ingin membuka handphone untuk mengabari Ayu, tiba-tiba ada yang menepuk bahu kanannya membuat Alaska reflek menoleh kebelakang.
Bagaimana bisa Aca berdiri dibelakang tubuh kekar Alaska, bukannya tadi tidak ada siapa-siapa? Gadis itu berdiri dengan memberikan senyum terindah nya kepada Alaska, ia membawa kue ulang tahun dengan lilin kecil keatas kue, Aca juga membawa dua balon gas berwarna putih dan merah muda.
"Selamat ulang tahun, Alaska." Ucap Aca masih dengan senyum manisnya.
Sudah berapa hari Alaska sangat merindukan senyuman tulus itu dari Aca, sepertinya gadis ini sudah tidak sesedih waktu kemarin, dapat dilihat dari sorot tatap mata Aca, sangat berbinar menampilkan cahaya kebahagiaan.
"Ka-kamu kapan kesini?" Alaska bertanya dengan penuh kegugupan.
"Dari jam 3 sore juga aku udah disini."
"Se-serius?"
"Haha, bercanda. Tiup dulu lilin nya." Aca memberikan kue yang ia pegang untuk Alaska.
"Buat aku?"
"Iya, tapi maaf ya ini aku beli di toko kue, belum sempat kabulin permintaan kamu dengan kue buatan aku."
Aca terlihat sedih seketika, ia ingin mengabulkan permintaan Alaska, namun untuk saat ini Aca merasa belum bisa melakukan hal tersebut karna kejadian yang menimpa mereka saat ini.
"Nggak apa-apa, ini udah lebih dari cukup." Alaska mengacak rambut Aca, lalu mengelus pipi gadis itu. Betapa Alaska merindukan moment seperti ini.
"Tiup dulu lilin nya, terus make a wish."
Alaska memejamkan matanya, ia berdoa dalam hati agar permasalahan ini dapat selesai dengan cepat.
"Aamiin." Ucap Alaska, lalu ia meniup lilin yang berada diatas kue ulang tahunnya.
"Aamiin, semoga harapan Alaska terwujud."
"Makasih ya, Ca."
"Nih kado dari Aca."
"Balon?"
Aca memberikan dua balon itu kepada Alaska, "Balon itu melambangkan kebahagiaan, Aku ingin kamu terbangin balon ini dan berdoa yang terbaik untuk aku dan kamu. Balon putih melambangkan Alaska sebagai cowok, dan balon merah muda nya Aca sebagai cewek. Lalu terbangin deh dengan harapan kebahagiaan kita berdua akan selalu berjalan indah seperti balon-balon dilangit."
Cowok itu terdiam mendengar penjelasan Aca yang begitu gemas, gadis itu bagaikan seorang guru yang sedang memberikan penjelasan kepada murid-muridnya di dalam kelas.
"Sungguh penjelasan yang begitu indah."
"Nih, baca doa dan harapannya didalam hati ya."
"Kamu nggak mau berdoa juga?"
"Udah, tadi sebelum aku kesini juga aku udah berdoa kok."
Alaska tertawa pelan, ia sangat gemas dengan tingkah Aca seperti saat ini. Sungguh ia merasakan jatuh cinta untuk kedua kalinya dengan gadis tersebut. Rasa bersalah Alaska kepada Aca semakin menjadi-jadi ketika melihat tingkah lugu dari Aca.
"Udah." Jawab Alaska.
"Udah? Cepat banget."
"Cepat tapi sangat bermakna."
"Yaudah terbangin!"
Alaska menerbangkan balon tersebut keudara, Aca-pun terlihat sangat senang. Pipi kedua sepasang kekasih itu kini semakin mengembang, seperti lupa dengan beban-beban masalah yang menimpa mereka beberapa hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC IN CAFE [END]
Teen Fiction[ CERITA INI IKUT SERTA DALAM #WWC2020 ] TAMAT~ {Dimulai 21 Oktober 2020 - 8 Desember 2020} MAGIC IN CAFE Rank 🏆 #1 Contest (06/10/2021) #1 Kopi (01/09/2022) #1 Teamwpindo (02/10/2021) #2 Writing (05/10/2021) #4 WWC2020 (02/10/2021) #9 Natasya (08...