Alaska membaringkan tubuhnya diatas kasur, dari tadi otaknya tidak bisa berhenti memikirkan beberapa kejadian menjanggalkan bagi dirinya yang menimpa Aca. Tidak lama kemudian jendela kamarnya diketuk oleh seseorang yang tidak tahu siapa, Alaska dengan cepat menghampiri jendela kamarnya lalu membuka gordeng dengan warna putih tersebut. Apa? Tidak ada orang, lalu siapa yang mengetuk. Alaska-pun menutup kembali jendela kamarnya dan kembali membaringkan tubuh diatas kasur, sangat pening kepalanya malam ini, Aca belum bisa diajak bicara baik-baik olehnya.
Jendela itu kini kembali diketuk, Alaska memastikan kalau diluar sana memang betul ada seseorang, "Siapa diluar?"
Hening. Tidak ada jawaban dari siapapun, jendela itu kembali diketuk dan Alaska kembali mendekat keasal sumber suara. Ia membuka gordeng kamarnya namun masih tidak ada siapa-siapa diluar sana, Alaska membuka jendela kamarnya yang sudah terkunci agar bisa melihat lebih luas. Namun, ada pukulan keras yang menimpa punggungnya sehingga ia harus terjatuh pingsan dipinggir jendela.
Brukk..
Suara kayu terjatuh."Bawa masuk!" Perintah seseorang di ujung sana.
"Oke."
"Gimana? Dia pingsan kan?"
"Aman, pingsan ini. Tadi gue pukul nya kencang kok."
"Awas ya kalau dia sampai kenapa-napa karna pukulan lo."
"Santai aja kali. Mau diapain nih?"
"Sesuai rencana kita aja yang awal."
"Ck, suka nih gue ide licik lo yang satu ini."
"Yaudah gue masuk kedalam duluan ya, lo bantu angkat kedalam."
"Siap."
Alaska hilang keseimbangan saat ada kayu yang memukul punggungnya dengan keras, ia pingsan tidak sadarkan diri.
***
Aca menyandarkan tubuhnya di kursi, memejamkan mata yang telah lelah dan berusaha mengatur napasnya. Aca sudah tidak ingat kapan ia terakhir istirahat dengan nyaman, setelah kejadian yang menimpa sharen, Aca tidak bisa merasa tenang dengan kondisi keponakannya.
"Lo kenapa?" Tanya Aldo sedikit khawatir.
"Mau gue antar pulang?" Tanyanya kembali.
Aca menggeleng lemah. "Nggak mau."
"Muka lo pucet banget, Ca. Lo istirahat dulu aja ya dirumah?"
"Nggak mau, Do."
"Iya deh iya. Lo udah makan?"
"Belum."
"Kalau gitu kita makan dulu ya, lo mau makan apa?"
"Nggak mau, Do."
"Ini nggak mau, itu nggak mau. Apa sih yang lo mau?" Tanya Aldo dengan kesal.
Aca melirik kearah cowok disampingnya. "Gue mau Sharen sembuh, udah itu aja."
Mendengar permintaan Aca membuat Aldo tersentuh sekaligus merasa bersalah.
"Lo yang sabar ya, kita sama-sama berdoa untuk Sharen."
"Makasih."
"Lo yakin nggak mau makan? Gue beliin deh lo tunggu sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC IN CAFE [END]
Teen Fiction[ CERITA INI IKUT SERTA DALAM #WWC2020 ] TAMAT~ {Dimulai 21 Oktober 2020 - 8 Desember 2020} MAGIC IN CAFE Rank 🏆 #1 Contest (06/10/2021) #1 Kopi (01/09/2022) #1 Teamwpindo (02/10/2021) #2 Writing (05/10/2021) #4 WWC2020 (02/10/2021) #9 Natasya (08...