#26

148 28 8
                                    

Kamu baik, tapi apakah kamu bisa menerima masa lalu ku dalam kenyataan yang saat ini terjadi?
-Alaska-

•••

Pagi ini mobil Alaska sudah terparkir tepat di halaman rumah Aca. Cowok itu baru saja membuka handphone dan menerima notifikasi dari sang pacar yang semalam menghubunginya. Alaska langsung turun dari mobil dan segera bergegas masuk kerumah Aca, walau sebelumnya ia tidak memberitahu Aca maupun Ayu atas kehadirannya sekarang.

"Assalamualaikum."

Pintu rumah terbuka, memperlihatkan seorang gadis berkuncir satu agak berantakan, dengan memakai baju tidur little pony.

"Wa'alaikumsalam. Kok kamu nggak kasih tau kalau mau datang, Al?" Tanya Aca.

Alaska tertawa kecil melihat penampilan gadis tersayangnya pagi ini. Aca lebih terlihat seperti anak kecil yang baru bangun tidur.

"Nggak sempat, semalam handphone aku mati karna batrai nya habis. Terus tadi pas baca notif pesan dari kamu, aku langsung cepat-cepat ke sini."

Aca hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasan Alaska. Cewek itu lalu mempersilahkan cowok berbaju putih didepan pintunya untuk masuk.

"Pada kemana? Sepi banget, Ca."

"Tante Ana antar Sharen sekolah, kalau Ayu masih dikamar lagi dandan."

"Kamu kemarin benar keserempet motor, Ca? Terus ada yang sakit nggak? Kata Aldo kaki kamu keseleo ya?"

"Iya, tangan kanan Aca kebentur spion motor terus sedikit luka. Kalau kaki Aca udah mendingan kok, Aldo juga katanya mau bawain Aca tukang urut."

"Coba sini aku lihat."

Aca kini duduk disebelah Alaska. Cowok itu mengusap tangan kanan Aca yang sudah terbalut plester. Dari sudut mata Alaska, ia sangat menyimpan penyesalan karna kemarin tidak bisa menjaga gadis kesayangan nya itu, sehingga harus terkena musibah diluar pemikiran Alaska.

"Ca, maafin aku ya."

"Maaf untuk apa, Al?"

"Aku nggak bisa jagain kamu, malah kamu yang harus celaka seperti ini."

Suara Alaska tidak seperti biasanya, ia terlihat sangat menyesal atas ulah nya yang tiba-tiba meninggalkan Aca begitu saja.

"Alaska, jangan bilang gitu. Lagipula antara kita kan nggak ada yang tahu akan terjadi seperti ini."

"Aku nyesal ninggalin kamu ke kantor begitu aja, Ca."

"Udah nggak apa-apa. Aku paham kok." Aca berusaha tersenyum agar Alaska mampu tenang melihat keadaan dirinya sekarang.

"Hari ini kamu nggak usah ke Cafe ya, istirahat aja dirumah nanti biar aku, Aldo sama Ayu yang disana."

"Nggak apa-apa. Aku bisa kok, lagipula tugas Aca di Cafe kan cuma berdiri di meja kasir."

"Tapi kalau merasa sakit jangan dipaksa ya, Ca."

Alaska mengusap lembut rambut Aca, rasa bersalahnya kini mulai memudar karna melihat keadaan gadis dihadapannya sudah membaik. Aca-pun mengangguk mengerti akan penjelasan yang Alaska ucapkan kepadanya tadi. Bagi Alaska gadis itu memang sangat kuat, ia begitu mandiri dan tidak mau merepotkan orang lain.

MAGIC IN CAFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang