#24

155 37 5
                                    

Saat Alaska membuka pintu kamar, terdapat seorang gadis dengan menggunakan kaos putih dan celana pendek berada tepat di depan pintu kamar nya.

"Selamat pagi, Alaska sayang."

"Ngapain sih lo? Kurang kerjaan banget."

Dinara terus menggoda Alaska, gadis itu sangat yakin kalau di dalam hati Alaska masih tersisa separuh untuknya.

"Al, makan dulu. Aku buatin roti dengan selai kacang kesukaan kamu."

"Gue nggak lapar!"

"Sini aku suapin."

Alaska menepis tangan Dinara, membuat roti itu terjatuh ke lantai.

"Kamu kok keterlaluan banget sih!"

"Lo yang keterlaluan!"

"Aku cuma mau kasih kamu perhatian lagi, Al. Apa salah?"

"Salah. Sangat salah."

"Kamu mau kemana?"

"Bukan urusan lo!"

"Alaska!"

Cowok itu melajukan mobil dengan begitu cepat. Tujuan utama nya saat ini adalah rumah Natasya. Alaska ingin memastikan kalau hatinya saat ini hanya untuk Aca sepenuhnya.

"Halo, Mah?"

"Alaska, kamu dimana?"

"Tumben banget Mamah tanya Alaska dimana."

"Kamu tadi tinggalin Dinara sendiri? Kamu nggak mau makan sarapan buatan Dinar, Al?"

"Udah-lah Mah, nggak penting bahas orang kayak dia. Aku lagi bawa mobil, nanti lagi ya, Mah."

"Alaska, Mamah belum selesai bicara."

"Maaf Mah, Love You."

Panggilan-pun terputus.

Tepat di depan halaman rumah Aca, Alaska melangkah maju sampai di depan pintu rumah tersebut, genggaman tangannya mengetuk benda dengan bentuk persegi panjang itu agar sang pemilik datang membuka-kan untuknya.

"Assalamualaikum.."

Tokk tok tokk..

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Aca nya ada?"

"Mentang-mentang baru jadian, yang di cari langsung ceweknya aja."

"Iya kan gue malu sama lo dan Aldo kalau terus-terusan menjomblo."

"Halah."

"Ck, Aca nya mana?"

"Yaudah sini masuk dulu. Gue panggil pujaan hati lo di kamar sebentar ya."

"Oke, makasih ya."

Yang di tunggu kini menampakan dirinya. Aca menggunakan kaos pink bergambar little pony dan celana jeans hitam serta slingbag putih di bahu tangan, ia sengaja membiarkan rambut nya terurai masih dengan poni manis yang menutup kening. Alaska membulatkan mulutnya, terpesona dengan gadis dihadapan nya yang sekarang sudah berstatus pacar resmi Alaska.

Aca mendekat kearah cowok itu, ia tersenyum dengan malu-malu. Detak jantung Aca sudah tidak stabil saat Alaska juga mengikuti arah majunya sehingga jarak antara mereka semakin dekat. Dari Aca maupun Alaska, mereka masih sama-sama merasa canggung karna hari ini adalah pertemuan pertama mereka sebagai sepasang kekasih.

"Alaska, Ayo!" Ajak Aca.

"Tuan putri-ku sudah siap?"

"Sudah." Jawab Aca dengan malu-malu.

MAGIC IN CAFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang