#8

397 101 15
                                    

[Diharap dengarkan lagu ini terlebih dahulu, sebelum membaca cerita part 8!!]

---

Aku akan membahagiakan mu, walau kamu tidak memberikan hati sekalipun untukku.

•••

Pagi yang cerah untuk Kota Jakarta,  tidak ada tanda-tanda akan turun nya hujan. Terlihat dari depan pintu rumah yang ukir dan di padukan dengan warna putih, keluar-lah 2 sosok gadis remaja yang bersiap untuk masuk ke dalam mobil.

Kedua gadis yang masih terbilang muda dengan paras cantik yang mereka miliki masing-masing. Aca dan Ayu berniat untuk datang ke tempat teman Aldo yang waktu lalu membuat Banner. Kata Aldo, hari ini barang nya sudah bisa di ambil, namun ia ada kepentingan lain sehingga harus sahabat-sahabat perempuan nya yang ambil.

Setelah selesai dari rumah teman Aldo, mereka langsung bergegas kembali ke Ruko untuk mengatur rencana Grand Opening Cafe mereka. Ayu berniat ingin membuat potongan harga selama acara berlangsung, agar dapat menarik perhatian para calon customer mereka nantinya. Aca serta Aldo hanya dapat berkata setuju, lantas mereka berdua sudah kehabisan ide untuk membuat design Cafe tersebut waktu kemarin.

Setelah membuka pintu, Aca langsung mengambil tangga dan memasangkan Banner tepat di atas pintu masuk Cafe. "Ayu, udah lurus belum?" Tanya Aca yang sedang mengatur letak posisi Banner.

"Ke kanan dikit, Ca." Jawab Ayu dengan tangan menunjuk ke arah kanan pojok Banner.

"Udah belum? Gue pegel nih."

"Coba tarik sedikit ke bawah."

Aca-pun mengikuti instruksi dari Ayu dengan menarik Banner ke arah bawah. Saat Aca ingin mengambil paku di dalam kantong plastik, ternyata sudah tidak ada yang tersisa.

"Yah, paku nya habis lagi!" Ucap Aca terkejut.

"Serius nggak ada lagi? Perasaan kemarin banyak deh."

"Makanya jangan pakai perasaan, Yu. Hati-hati baper."

"Yelah lo, Ca. Masa gue demen sama paku."

"Ya maafkan sahabatmu ini, Ayu. Tolong yah tolong beliin gue paku lagi." Rengek Aca kepada sahabatnya, saat ini tangan Aca masih setia memegang Banner dengan posisi seperti awal.

"Oke, sebentar ya. Gue nggak tega liat lo pegel kayak gitu. Nanti Aca yang cantik putih seperti kaca, menjadi hitam pekat seperti arang di atas sana"

"Ih rese lo! Ini juga gara-gara sih Aldo yang nggak bisa bantuin kita berdua."

"Emang! Sahabat macam apa dia?."

Setelah puas marah-marah tentang Aldo kepada Aca, Ayu masuk ke dalam Ruko untuk mengambil uang dan pergi membeli paku sesuai dengan permintaan Aca tadi.

"Pegel! Haus! Aduh.. Ayu lama banget." keluh Aca sambil meng-elap keringat yang berada di wajah.

"Turun dulu deh, gue." Sambung nya.

Saat ingin turun, tidak tahu mengapa kaki Aca menjadi keram, ia hilang keseimbangan dan terjatuh begitu saja dari atas sana. Aca-pun merasa takut, ia sadar bahwa akan terjatuh. Entah apa yang berada di bawah tubuh mungil nya, namun Aca tidak merasakan sakit setelah jatuh dari atas.

Tanpa aba-aba, Aca membuka mata nya perlahan dan menyadari ada seseorang yang menangkap tubuh nya saat ini. "Alaska?" Sapa Aca kepada Alaska.

"Lo nggak apa-apa kan, Ca? Ada yang sakit nggak?" Tanya Alaska penuh dengan kecemasan.

MAGIC IN CAFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang