#20

229 52 6
                                    

Akan aku catat, pertemuan kita kini sebagai bentuk ketidaksengajaan yang berubah menjadi takdir.

•••

Aldo🌹

Selamat pagi cantik.
Siap-siap ya, sebentar lagi gue jemput terus kita langsung ke Cafe.

Ayu baru saja membuka mata dan tangannya segera mengambil handphone di atas meja, tersentak ia langsung duduk tegak di ranjang sewaktu membaca pesan dari Aldo. Ayu lupa kalau ia sudah ada janji untuk kembali ke Cafe pagi ini, gadis itu segera bangkit dari ranjang, lalu berburu-buru untuk ke kamar mandi dan mengganti baju.

Ia duduk di depan meja rias yang biasa untuk dirinya ber-dandan, Ayu memakai sedikit bedak di wajah nya, menggunakan pensil alis tipis dan liptint favorite nya. Entah mengapa ia sangat deg-degan bertemu dengan Aldo pagi ini, padahal sudah hampir setiap hari mereka sering bertemu dan jalan berdua. Atau mungkin hari ini adalah hari pertama mereka bertemu sebagai seorang 'pacar'.

"Mau kemana, Yu?"

"Ayu mau kembali ke rumah Aca, Tante."

"Kalian sudah baikan?"

"Belum, Tan. Tapi hari ini rencananya Ayu mau minta maaf ke Aca."

"Syukur deh kalau seperti itu keputusan kamu. Tante ikut senang kalau kamu dengan Aca bisa kembali membaik lagi seperti dulu."

"Makasih banyak ya, Tan." Setelah memasukan pakaian nya kedalam koper, Ayu-pun berpamitan lalu menunggu kedatangan Aldo di depan rumah.

Dengan menyeret koper tosca nya, Ayu melangkahkan kaki menuju halaman rumah. Ketika ia ingin menghubungi Aldo, ternyata sudah terdapat cowok memakai hoodie coklat sedang bermain bersama Sabrina dan menyapa kehadirannya.

"Selamat pagi bidadari."

"Loh kok cepet banget sih?"

"Kan penginapan gue di situ tuh.." Ucapnya sambil memajukan bibir sedikit dan telunjuk tangan mengarah ke depan gang dekat rumah Ayu sekarang.

"Koper aku ditaro mana ya, Do?"

"Sini biar dibantu. Kamu punya tali nggak? Takutnya lepas kalau nggak di ikat."

"Tunggu sebentar ya."

"Siap, Nona." Sambil menunggu kedatangan Ayu, Aldo kini merogoh saku celana nya ia ingin menghubungi Alaska memberi tahu kalau dirinya dengan Ayu akan kembali ke Cafe secepatnya.

"Aldo, tali nya cuma ada segini. Cukup nggak ya kira-kira?"

"Di coba dulu ya, dirimu duduk manis aja di bangku sambil lihatin sang pangeran yang tampan ini."

Bagaimana Ayu mau marah kalau sikap Aldo selalu saja membuat dirinya merasa bahagia dan sedikit salah tingkah. Ia tidak bisa membayangkan ekspresi Aca bagaimana ketika mengetahui kalau dirinya sudah resmi menjadi pacar Aldo.

Persahabatan itu musnah diantara mereka berdua, terganti oleh posisi perasaan yang lebih kuat dari sebelumnya. Ayu berharap semoga saja Aldo merupakan jawaban dari setiap doa yang selalu ia panjatkan setiap malam.

"Gimana, Do? Bisa nggak?"

"Ak.. u tarik dul.. uu."

"Hati-hati, Do."

"Ahhh.. Selesai. Bisa nih, Yu."

"Copot nggak nanti?"

"Iya jangan di tarik makanya."

MAGIC IN CAFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang