Gundukan tanah basah yang masih berwarna kemerahan itu menjadi fokus seorang gadis dan pria paruh baya.
Sang gadis terus saja mengelus nisan yang bertuliskan nama uminya, orang yang paling dia sayang. Tidak ada air mata yang turun karena gadis itu sedang berusaha untuk ikhlas.
"Cesha, ayo pergi!" Gadis bernama Cesha itu berdiri, kemudian menjauh dari pusara itu.
"Abi, Cesha mau pindah sekolah. Cesha mau lebih dekat dengan abi, bolehkan?" tanya Cesha penuh harap.
Sang abi menatap putri tunggalnya dengan penuh keraguan, akan lebih baik jika Cesha berada di pesantren, tetapi hatinya juga menginginkan agar Cesha tinggal bersamanya. Jika sudah tiba saatnya dia pergi, maka waktu yang mereka habiskan sudah cukup. Putrinya tidak akan terlalu kehilangan.
" Boleh, nanti Abi urus."
🍀🍀🍀
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Aku bawa cerita baru nih, semoga suka ya 😍
Kalau mau mampir ke akun aku, boleh kok @MimiRawdha, mana tau kecantol dengan cerita aku yang lain
See you ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
CESHA
General FictionGadis riang bernama Cesha Bounze, hidupnya masih diselimuti kesedihan karena baru saja ditinggalkan oleh sang umi. Akibat kepergian dari orang yang sangat berarti tersebut membuat Cesha pindah sekolah agar lebih dekat kepada Abinya. Tetapi kesediha...