Rumah minimalis yang bercorak kayu itu sedang berduka. Orang orang pada berdatangan memakai pakaian berwarna hitam. Orang orang berlalu lalang di depan pintu. Ada yang duduk di depan rumah dan ada yang duduk di ruang tamu. Hari itu,di pagi yang cerah tetapi tidak secerah hati orang yang sedang berduka ini.Aku tak henti henti nya menangis. Menangis sesegukan di tinggalkan ibu ku. Keluarga yang lain menenangkan ku. Tidak berhenti nya mereka bilang kepadaku bahwa aku harus sabar di tinggal kan ibu ku.Sudah tidak ada lagi orang tua ku. Aku sekarang benar benar menjadi yatim piatu di usia ku 13 tahun ini.
Aku terduduk di samping nenek ku. Dia memeluk ku erat sambil berkata pelan "Kamu tidak sendirian ada nenek disini." Aku tetap menangis, tidak peduli sudah banyak orang yang menenangkan ku. Sambil sesegukan, aku mengahmpiri ibu ku yang sudah selesai di mandikan. Memeluk nya untuk yang terakhir kali sebelum dia di kafan kan. Aku menangis lagi dan lagi.Tak menyangka ini adalah sebuah kenyataan. Aku melepas kan pelukan ku sambil mengusap pipi ku yang basah karena kebanyakan menangis.
Aku sedikit menjauh dari ibuku, membiarkan orang orang meng-kafani ibu ku. Aku sudah tidak menangis sehisteris tadi. Sepupu ku menuntun ku untuk duduk di pinggiran. Aku membenarkan selendang yang ada di kepala ku.
Setelah di kafan kan, mayat ibu ku lanjut di sholat kan dan langsung di kuburkan. Kuburan yang lumayan jauh dari rumah ku menyebab kan aku dan keluarga ku harus mengendarai motor. Setelah selesai di makam kan, aku terduduk di pinggir makam ibu ku.Nenek ku mengusap pundak ku. Air mata itu, jatuh lagi membasahi pipiku. Masih berharap ini adalah sebuah mimpi. Aku mendoakan ibuku. Mengusap nisan ibu ku sebentar lalu meninggalkan daerah pemakaman.
*****
Aku mengurung diriku di kamar selama 3 hari. Makan hanya 3 suap. Sudah banyak yang membujuk ku sampai mereka menyerah. Anak mana yang tidak sedih kehilangan ibu nya. Ayah ku dan ibu ku, sudah tidak ada di dunia lagi. Ayah ku meninggal bersama penumpang pesawat lain nya karena kemudi pesawat hilang kendali. Dan saat itu umur ku masih 5 tahun. Dan sekarang, aku kehilangan lagi orang yang amat ku sayangi.
Di dinding kamarku, terpajang foto keluarga ku.Di foto itu,dimana ada ayah dan ibu ku yang sedang memeluk ku sambil tersenyum. Aku mengusap bingkai foto itu sambil tersenyum kecil. Tak terasa,bair mata itu membasahi pipi ku lagi. Aku langsung mengusap nya. Aku tau, berlarut dalam kesedihan itu tidak baik. Aku menghela nafas.
Baiklah, mari kita membuka lembaran baru itu. Tanpa sesosok orang tua. Membuka lembaran baru dan mengisi hidup yang baru. Aku beranjak dari tempat tidur ku dan langsung bergegas mandi.
Setelah mandi, aku turun ke lantai bawah.Menemui saudara ku yang lain.Sesampai nya aku di akhir tangga, semua orang menatap ku dengan tatapan kasihan. Sepupu ku menghampiri ku, sambil merangkul pundak ku dan menuntun ku untuk duduk di sofa.
"Kamu udah makan?" tanya budeh ku. Aku menggeleng pelan. Budeh ku hanya tersenyum. Dia tahu bagaimana perasaaan keponakan nya saat ini.
"Kasian banget ya dia, udah di tinggal orang tua nya malah sok sok an mogok makan pula. Nyusahin banget emang" ujar seseorang.
Aku mendengar nya, aku mencari orang yang berkata seperti itu.Dapat, aku menatap nya.Dia menatap ku dengan ekspresi kasihan dan tidak suka. Aneh nya, orang orang tidak mendengar suara itu. Aku masih ber-positive thinking, mungkin itu hanya halusinasi ku.
"Jangan repotin orang kenapa sih! Susah banget di suruh makan"
"Dih mau sakit dia, sok sok an mau gak mau makan?"
"Mau nyusul orang tua nya kali."
Lagi lagi, suara itu datang. Suara itu terngiang-ngiang di kepalaku. Lagi lagi,aku menatap ketiga orang yang sudah berbicara tidak sopan seperti tadi. Aneh, benar benar tidak ada yang mendengar nya selain aku. Aku memberanikan diri berhadapan dengan orang yang berbicara kasar itu.
Aku menatap nya lamat."COBA KAMU RASAKAN JADI AKU!DI TINGGAL ORANG TUA NYA DAN GAK PUNYA SIAPA SIAPA!!" teriak ku di depan muka nya.Sambil berlinang air mata.Semua orang tertuju menatap ku.
"Hei Stela!kamu kenapa nak? Apa yang terjadi?" ucap budeh ku.
"Budeh .... di-dia .... dia jahat budeh .... DIA JAHAT!" jawab ku dambil teriak.
"Jahat?Jahat kenapa nak?Dia kenapa?" tanya budeh dengan ekspresi bingung.
"Dia jahat budeh..dia mengatai ku sok sok an tidak mau makan .... dia mengatai ku, kalo aku ingin ikut ibu dan ayah ku budehhh!!" ucap ku sambil menangis sesegukan.
"Tetapi Stela,daritadi tidak ada yang berbicara.Mungkin itu hanya ilusi mu saja.Sudah sudah, ayo Stela. Masuk ke kamar mu. Putri!Tolong bantu Stela untuk menuntun ke kamar nya!" Seru Budeh ku kepada anak nya.
Putri mengangguk. Dia menuntun ku menuju ke kamar dan tak lupa menutup pintu kamar ku. Aku terdiam tidak bergeming. ku terangkat untuk mengahapus air mata ku. Jadi, itu suara siapa? Kenapa semua orang tidak mendengar nya? Dan, apa kata budeh?Tidak ada yang berbicara?Oh tuhan, apalagi ini.
*****
Suara dan tatapan itu. terngiang-ngiang di kepalaku. Bahkan saat aku sudah melanjutkan sekolah ku. Dan, aku mulai sadar bahwa suara itu. Datang dari benak seseorang.Dan aku bisa mendengar nya.
Suara suara ejekan, pujian dan lain lain. Tatapan mereka yang bisa ku terjemah kan. Satu persatu, aku menyadari fakta yang telah ada dalam diriku ini.
Suara dan tatapan itu muncul di kepalaku saat sesudah ibu ku meninggal. Dan sejak itu, aku bisa membaca pikiran seseorang. Dan menerjemahkan ekspresi muka seseorang.
Bertemu lagi dengan Nara di akun yang berbedaaaa!!!
Maaf ya guys, aku ganti akun:(
Soalnya aku bener bener lupa password nya apaaa༎ຶ‿༎ຶUntuk Minggu ini, aku gak Update cerita dulu ya, masih mau edit edit cerita ini, soalnya, ini semua nya aku ganti (kecuali naskah cerita).
Cover kuganti, sinopsis kuganti, profil ku ganti.
Vote dan comment nya jangan lupa yaa, makasihhh o((*^▽^*))o
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUND GAZE [END]
Mystery / ThrillerStela, seorang remaja yang memiliki kemampuan abstrak nya. Stela mampu membaca pikiran orang lain, dan juga Stela mampu membaca tatapan mata. Tatapan dan Suara-suara itu terngiang ngiang di gendang kepala Stela. Stela dikira gila oleh orang orang te...