• menghindar •

415 55 9
                                    

Selamat datang di dunia halu..
Dianjurkan membaca dengan mode gelap dan mode geser. Sudah tersedia di aplikasi Wattpad masing-masing.

|••|

.
.
.
.
.

Seharian ini aku bekerja di kantor karena harus mendiskusikan tentang
Epilogue cerita yang bagus. Dari tim penerbit sudah mendapat persetujuan juga. Dan hari ini lagi-lagi aku akan ditemani oleh hujan.

Ayah hari ini akan menjemput ku. Aku harus menunggu jemputan kurang lebih 10 menit. Dan parahnya kaki ku kembali terasa sakit. Sebenarnya kaki ku belum sepenuhnya normal. Harus ada check up rutin dan meminum obat yang telah disarankan oleh dokter.

Jadi, karena hujan juga semakin deras, aku memilih menunggu sambil duduk didepan lobby.

.
.

Beberapa menit kemudian ayah datang dengan mobil nya, dengan senyum merekah, ayah tak lupa membantuku berjalan menuju mobil.

"Maaf, terlalu lama menunggu kan?" Tanyanya.

Aku hanya tersenyum lebar.

"Aku sudah terbiasa menunggu." Kata ku.

Mengenai tunggu-menunggu membuatku mengingat kembali sosok yang selama dua bulan ini berusaha ku hindari. Siapa lagi kalau bukan Park Jimin. Sebulan lalu dia memang sangat gencar menghubungiku, bahkan mengirimiku berbagai macam hadiah agar terus melanjutkan hubungan tidak sehari ini. Tapi, aku menolak.

Melihat Solji membuatku harus memilih keputusan yang ekstrem seperti sekarang.

"Oh, iya kata ibu mu, kau akan kembali berpartisipasi dalam pembuatan buku lagi?" Kata Ayah dengan penuh antusias.

Pikiran ku yang tadinya mengarah pada Jimin, seketika buyar mendengar berita bahagia yang telah sampai ditelinga ayahku.

"Eum, aku sudah menandatangani kontrak juga. Kuharap kali ini bukunya akan lebih menarik para pembaca." Harap ku.

"Tentu! Putriku satu ini kan sangat kreatif!" Bangga ayahku.

Aku hanya tertawa dan mulai menatap langit gelap dipenuhi cahaya indah perkotaan Seoul. Hujan ini kembali mengingatkan ku saat Jimin untuk pertama kalinya melupakan prioritas utamanya.

Hari dimana aku pertama kali melakukan operasi sepanjang hidupku. Aku ingat kata ibu dan ayah, Jimin terlihat sangat berantakan waktu itu.

Hingga tanganku entah kenapa tergerak untuk membuka kaca mobil, walaupun tahu hari itu sedang hujan. Tapi, aku ingin merasakan bagaimana yang dirasakan Jimin saat itu.

Kecemasan, dan pikiran yang menjadi beban saat mengetahui orang terdekatnya melakukan hal yang cukup serius. Bedanya, kali ini aku tidak tahu apa yang dilakukan olehnya.

Ku keluarkan tanganku hingga butiran hujan itu berhasil menyentuh permukaan kulit ku.

Ku keluarkan tanganku hingga butiran hujan itu berhasil menyentuh permukaan kulit ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
™BTS X (Y/N) [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang