Part 13 akhirnya up juga, Asyik Satrio dan Bagas luluh juga dengan bujukan Emak. Penasaran gimana polah tingkah mereka saat ikut training ala-ala... Tunggu besok kuy...
Sore itu Saodah pulang lebih cepat. Sepeda motor yang digunakan Arum untuk keliling pun sudah terparkir rapi di halaman. Rupanya pekerjaan Arum juga lebih cepat selesai.
“Selesai cepat, Rum?” tanya Saodah saat melihat anak gadisnya itu sedang rebahan di sofa.
“Iya, Mak. Alhamdulillah,” jawab Arum.
Somad masih terlihat menggosok. Begitu pula Ratih. Alunan suara Rosa tampak mendayu-dayu.
“Tumben, Tih…lagunya mendayu-dayu gitu,” komentar Saodah saat lewat dekat Ratih.
“He..he..lagi pendinginan, Bu,” jawabnya tersenyum. Saodah manggut-manggut.
“Banyak Bang gosokannya?” tanya Saodah melihat tumpukan keranjang di samping Somad.
“He..he..lumayan,” jawab Somad.
“Mau Odah bantuin?”
“Ngga perlu. Odah bikinin Abang kopi aja ya…”
“Siap bos.” Saodah pun berlalu ke dapur dan memasak air panas untuk membuat kopi. Sambil menunggu air matang, Saodah membersihkan dirinya.
Tak lama tekonya terdengar menjerit-jerit, tanda air didalamnya sudah mendidih. Saodah segera membuat kopi hitam untuk Somad, serta teh untuk dirinya, Arum dan Ratih. Untuk teman minum, Saodah menggoreng cireng.
Saat minuman dan cemilan dihidangkan, gosokan Somad dan Ratih telah tuntas. Somad tampak merentangkan kedua tangan dan memutar pinggangnya ke kanan dan ke kiri.
“Capek, Bang?”
“Tadi sih capek. Tapi pas lihat istri Abang sudah segar gini, lelah Abang hilang. Mungkin ikut keguyur waktu Ayang mandi tadi,” gombal Somad.
“He..he…Abang bisa aja.” Wajah Saodah merona. Arum dan Ratih yang melihatnya hanya bisa senyum-senyum.
“Satrio dan Bagas belum pulang, Bang?” tanya Saodah sambil menengok ke kanan, ke kiri, atas, dan bawah siapa tau kedua anak bujangnya itu lagi sembunyi.
“Katanya masih ada ekskul jadi pulangnya telat.”
“Ooo….”
“Ayang jadi mau ngomong sama mereka?” tanya Somad sambil menyesap kopi hitamnya.
“Rencananya sih habis makan malam, Bang.”
Arum hanya menyimak pembicaraan kedua orangtuanya sambil mencocol cireng ke dalam bumbu rujak yang dibuat ibunya.“Mudah-mudah kedua anak itu berubah pikiran ya.” harap Somad.
“Insya Allah, Bang.”
Satrio dan Bagas tiba di rumah saat hari hampir senja. Bergegas keduanya mandi. Selepas salat Magrib, mereka pun duduk bersama di meja makan menikmati makanan yang sudah disiapkan Saodah. Tidak banyak yang mereka bicarakan di meja makan.
Selesai makan, Somad memberi kode pada Saodah sambil mengerling ke arah Satrio dan Bagas. Saodah mengerti dengan kode yang diberikan suaminya. Saodah pun memberi kode agar Somad dan Arum pergi meninggalkan Saodah agar mereka bisa ngomong dengan santai. Tak lama, Somad dan Arum pun pergi.Saodah mulai melancarkan aksinya.
“Anak-anak Emak yang ganteng….,” panggil Saodah dengan suara dibuat selembut mungkin.
Satrio dan Bagas memandang Saodah dengan alis berkerut.“Ini Emak pasti ada maunya nih….,” potong Bagas curiga sebelum Saodah menyelesaikan kalimatnya.
“He..he…tau aja,” jawab Saodah sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Gokil
HumorYang namanya keluarga itu harus saling mendukung kan? Ngga mungkin banget kalau sebuah keluarga itu adem ayem terus. Pasti ada pasang surutnya. Namun, yang paling penting dari itu semua adalah bagaimana mereka saling dukung, saling bantu, dan bekerj...